Golkar & Gerindra Saling Kunci di Jabar, Komeng hingga Desy Ratnasari Jadi Alternatif?
Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah figur populer mendominasi dalam bursa calon gubernur Jawa Barat (Jabar). Namun demikian, sosok politikus Golkar Ridwan Kamil dan politikus Gerindra Dedi Mulyadi bersaing untuk menjadi yang paling dominan.
Rilis terbaru Indikator Politik mengungkap bahwa Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi bersaing di hampir semua simulasi. Simulasi 26 nama, misalnya, Ridwan Kamil memimpin dengan tingkat keterpilihan atau elektabilitas sebanyak 36,8%. Dedi Mulyadi berada di peringkat kedua dengan elektabilitas sebesar 31,19%.
Sementara itu peringkat ketiga, ada sosok pesohor dan komedian Alfiansyah alias Komeng yang memiliki elektabilitas 5,6%. Komeng adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih. Pada pemilihan legislatif atau Pileg 2024 lalu, ia memperoleh suara cukup fantastis 5,3 juta.
Baca Juga : Golkar Pede Ridwan Kamil Kalahkan Sandiaga Uno di Pilkada Jabar
Nama Komeng bahkan unggul dibandingkan politikus Partai Demokrat, Dede Yusuf dan Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu yang elektabilitasnya masing-masing hanya 3% dan 2,8%.
Sementara itu, jika mengacu kepada simulasi 12 nama, sosok Komeng tidak muncul di survei versi Indikator. Meski demikian, laiknya simulasi 26 nama, Kang Emil dan Dedi Mulyadi tetap bersaing. Elektabilitas keduanya masing-masing sebesar 44,5% dan 33,2%.
Baca Juga : : Pengamat Sebut Jangan Tarik Ridwan Kamil Maju Ikut Pilkada Jakarta
Di bawah Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi ada nama Dede Yusuf 5,4%, Bima Arya Sugiarto 2,2%, hingga Desy Ratnasari yang memiliki elektabilitas 1,8%.
Kendati telah muncul nama kandidat calon gubernur yang beredar setidaknya masih versi hasil survei, partai politik sampai saat ini masih belum bulat untuk menentukan siapa sosok yang akan bertarung di daerah lumbung suara tersebut.
Baca Juga : : Survei Terbaru Indikator: Elektabilitas Ridwan Kamil Tertinggi di Jawa Barat
Dalam catatan Bisnis, Golkar dan Gerindra masih belum sepakat mengenai masa depan Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat. Gerindra mendorong mantan Gubernur Jawa Barat (2018-2023) itu maju di DKI Jakarta. Jika itu terjadi kemungkinan kans kadernya untuk maju yakni Dedi Mulyadi kian terbuka.
Namun demikian, partai beringin (Golkar) sebagai tempat Ridwan Kamil (RK) bernaung belum memberikan lampu hijau. Golkar ingin RK tetap bertarung di Pilgub Jawa Barat. Pertimbangannya, elektabilitas RK jauh lebih tinggi dibandingkan Jawa Barat dibandingkan di Jakarta.
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat (Jabar) Ace Hasan Syadzily percaya diri (pede) Ridwan Kamil akan menang apabila melawan calon lain termasuk Sandiaga Uno dalam ajang Pilkada Jabar 2024.
Ace tidak menampik apabila belakangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mewacanakan untuk mengusung Sandiaga Uno sebagai bakal calon gubernur Jabar 2024. Meski demikian, dia meyakini posisi Ridwan Kamil masih aman.
“Terakhir survei yang dipublikasikan Indikator Politik Indonesia menunjukan bahwa kepuasan publik terhadap Kang Emil sangat tinggi, termasuk juga masyarakat yang tetep ingin Kang Emil menjadi gubernur Jawa Barat cukup tinggi. Jadi bagi kami-kami tidak terlalu khawatir,” ujar Ace di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024).
Meski demikian, dia mengingatkan bahwa Golkar belum memutuskan siapa calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung dalam kontestasi Pilkada Jabar 2024.
Golkar, lanjut Ace, masih akan menanti hasil survei selanjutnya sebelum mengambil keputusan final soal sosok yang akan diusung menjadi calon gubernur dan wakil gubernur Jabar 2024.
“Kita tunggu hasilnya,” jelas wakil ketua Komisi VIII DPR itu.
Adapun hasil pemilu 2024 lalu, mengungkap bahwa Gerinda mendominasi DPRD Jawa Barat dengan perolehan 20 kursi. PKS dan PKB masing-masing-masing memperoleh 19 kursi, PDIP 17 kursi, PKB 15 kursi, Demokrat dan Nasdem memperoleh 8 kursi, PPP 6 kursi dan PSI 1 kursi.
Perolehan kursi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada satupun partai yang bisa mengajukan kandidat sendiri dalam kontestasi Pilgub Jabar 2024. Semua partai buruh koalisi.
PKB Dekati Sandiaga Uno
PKB mencoba mendekati Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno agar mau diusung sebagai bakal calon gubernur dalam ajang Pilgub Jabar 2024.
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengaku terima respons positif dari warga Jabar soal sosok Sandi. Dia juga mengakui PPP turut menyambut baik wacana dari PKB.
“Memang Pak Sandi baru awal untuk penjajakan tahapnya, tapi setidaknya apresiasi dari masyarakat dan dari PPP menunjukan memang Pak Sandi layak maju di Jawa Barat,” jelas Jazilul di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (4/7/2024).
Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyambut baik wacana PKB untuk mengusung kadernya Sandiaga Uno dalam ajang Pilgub Jabar 2024.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek menjelaskan, pihaknya belum memberi rekomendasi ke Sandiaga Uno untuk maju Pilkada 2024. Meski demikian, PPP terbuka apabila partai politik lain ingin mengusung Sandi.
Alasan Gerindra
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi membeberkan alasan dari Partai Gerindra kekeuh mendorong Ridwan Kamil mencalonkan diri di Pilkada DKI Jakarta.
Ia mengemukakan jika Ridwan Kamil diusung oleh Partai Golkar di Pilkada Jawa Barat, maka Partai Gerindra tidak mungkin bisa menang jika mengusung Dedi Mulyadi.
Maka dari itu, menurut Burhanuddin, Partai Gerindra sampai saat ini terus melobi dan mendorong Partai Golkar akan mengusung Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta.
“Kalau Ridwan Kamil diusung oleh Partai Golkar untuk ikut Pilkada DKI Jakarta, maka kemungkinan menangnya sangat kecil dan suara dia di Jawa Barat akan lari ke Dedi Mulyadi,” tuturnya di Jakarta, Kamis (4/7).
Burhanuddin menjelaskan meskipun Partai Golkar dan Partai Gerindra sempat satu kolam pada Pilpres 2024 kemarin, namun untuk Pilkada kedua partai tersebut bakal berkompetisi, terutama di Pilkada Jawa Barat.
Pasalnya, menurut Burhanuddin, Partai Golkar akan mengusung Ridwan Kamil dan Partai Gerindra bakal mengusung Dedi Mulyadi untuk Pilkada Jawa Barat.
“Ini menarik, meskipun kedua partai itu satu kolam saat Pilpres 2024 kemarin, tapi untuk Pilkada Jawa Barat mereka berkompetisi karena memiliki kader masing-masing yang kompeten,”