6 Vitamin yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Tanpa Anjuran Dokter
KOMPAS.com – Sejumlah suplemen vitamin sebaiknya tidak dikonsumsi jika tak ada anjuran atau rekomendasi dari dokter.
Pasalnya, beberapa suplemen memiliki dosis cukup tinggi dibandingkan vitamin dari sumber makanan alami seperti buah dan sayuran.
Sehingga hal itu memungkinkan untuk seseorang mengonsumsi vitamin terlalu banyak dan memicu efek samping.
Oleh karena itu, sebaiknya seseorang berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar tidak timbul efek samping yang bisa merugikan tubuh.
Lantas, apa saja suplemen vitamin yang sebaiknya tidak dikonsumsi tanpa anjuran dokter?
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Konsumsi Suplemen Minyak Ikan?
Suplemen vitamin yang perlu anjuran dokter
Berikut suplemen vitamin yang sebaiknya tidak dikonsumsi tanpa anjuran dokter:
1. Vitamin B6
Dikutip dari Forbes, vitamin B6 adalah salah satu suplemen yang sebaiknya dikonsumsi jika ada anjuran dari dokter.
Mengonsumsi vitamin B6 dalam jumlah tinggi dari suplemen selama setahun atau lebih dapat menyebabkan kerusakan saraf yang parah.
Hal tersebut kemudian mengakibatkan seseorang kehilangan kendali atas gerakan tubuhnya dalam beraktivitas.
2. Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu antioksidan kuat yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Namun sebaiknya, Anda hanya minum suplemen ini jika dokter menyarankan.
Karena konsumsi terlalu banyak vitamin C diketahui dapat menyebabkan seseorang menderita batu ginjal yang cukup menyakitkan.
Pasalnya, tubuh akan membuang vitamin C berlebih melalui saluran urine. Namun, vitamin C yang terlalu banyak di saluran urine akan mengendap dan membentuk gumpalan.
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu Vitamin F, Berikut Beragam Manfaatnya
3. Vitamin A
Vitamin A adalah antioksidan yang juga dikenal sebagai antikanker. Meski begitu, sebaiknya minum suplemen ini rutin jika ada saran dari dokter.
Vitamin A memainkan peran penting dalam penglihatan, namun tetapi terlalu banyak vitamin A dapat menjadi racun yang menyebabkan beberapa efek samping serius.
Toksisitas vitamin A dapat memicu sakit kepala, ruam, kantuk, sakit perut, mual, muntah, dan kulit kering.
4. Vitamin E
Vitamin E telah lama dikenal mempunyai peran sebagai antikanker. Namun, vitamin ini mempunyai efek samping khusus jika dikonsumsi berlebihan.
Suplementasi vitamin E dalam dosis tinggi secara teratur berkaitan dengan peningkatan risiko kematian.
Sebab, konsumsi vitamin E berlebihan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke, pendarahan, dan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?
5. Multivitamin
Multivitamin merupakan kumpulan vitamin dan nutrisi tertentu lainnya yang dapat dikonsumsi seseorang untuk mencukupi angka kebutuhan hariannya.
Multivitamin ini dapat dikonsumsi dari suplementasi. Meski demikian, konsumsi terlalu banyak dapat memicu efek samping.
Sebuah studi menemukan, adanya peningkatan risiko kematian secara keseluruhan karena penggunaan multivitamin, vitamin B6, asam folat, zat besi, magnesium, zinc, dan tembaga dalam jangka panjang.
6. Vitamin D
Dilansir dari TimesofIndia, suplemen lain yang sebaiknya tidak dikonsumsi tanpa anjuran dokter yakni vitamin D.
Terlalu banyak vitamin D dapat merusak ginjal seseorang. Hal itu karena vitamin D dapat meningkatkan penyerapan kalsium. Kalsium yang diserap terlalu banyak dapat memicu pembentukan batu ginjal dan pada gilirannya merusak organ tersebut.
Selain itu, vitamin D dosis tinggi dapat mengakibatkan nyeri otot, perubahan suasana hati, dan sakit perut yang parah.
Baca juga: Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?
Daftar makanan yang jadi sumber vitamin
Berbagai vitamin yang disebutkan di atas dapat diperoleh dari sumber makanan alami tanpa suplemen.
Dikutip dari WebMD, berikut daftar makanan yang jadi sumber vitamin termasuk dosis rekomendasinya:
Vitamin B6
Sumber makanan: sereal, kedelai, kentang, buncis, dan jeroan.
Dosis rekomendasi:
- Pria dan wanita berusia 19-50 tahun: 1,3 miligram per hari
- Selama kehamilan: 1,9 miligram per hari
- Saat menyusui: 2 miligram per hari
- Pria berusia 51 tahun ke atas: 1,7 miligram per hari
- Wanita berusia 51 tahun ke atas: 1,5 miligram per hari.
Vitamin C
Sumber makanan: paprika, kiwi, jeruh, stroberi, brokoli, dan tomat.
Dosis rekomendasi:
- Pria: 90 miligram per hari
- Wanita: 75 miligram per hari, kecuali hamil atau menyusui
- Selama kehamilan: 85 miligram per hari
- Saat menyusui: 120 miligram per hari
- Perokok: Tambahkan 35 miligram ke angka di atas.
Vitamin A
Sumber makanan: ubi jalar, wortel, bayam, dan sereal.
Dosis rekomendasi:
- Pria: 900 mikrogram per hari
- Wanita: 700 mikrogram per hari
- Selama kehamilan: 770 mikrogram per hari
- Saat menyusui: 1.300 mikrogram per hari.
Vitamin E
Sumber makanan: sereal, biji bunga matahari, kacang almond, selai kacang, dan minyak sayur.
Dosis rekomendasi:
- Dewasa: 15 miligram per hari, termasuk selama kehamilan
- Saat menyusui: 19 miligram per hari.
Vitamin D
Sumber makanan: Minyak hati ikan, ikan berlemak, susu, dan sereal.
Dosis rekomendasi:
- Orang dewasa berusia 19-70 tahun: 600 unit internasional (IU) per hari
- Orang dewasa berusia 71 tahun ke atas: 800 IU per hari.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Konsumsi Suplemen Omega 3?