Destinasi Wisata Dunia yang Alami Overtourism, Bikin ‘Gerah’ Warga Lokal
Bisnis.com, JAKARTA – Pariwisata di suatu negara bagaikan pisau bermata dua. Destinasi wisata yang dikunjungi oleh banyak turis di satu sisi memang menguntungkan secara ekonomi–bagi negara dan pengelola wisata.
Namun, apabila jumlah turis yang datang melebihi jumlah yang seharusnya ditetapkan, hal tersebut dapat menyebabkan suatu kondisi yang disebut “overtourism”.
Pariwisata yang berlebihan ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan bahkan tempat destinasi wisata itu sendiri. Hal ini telah menjadi masalah besar bagi beberapa kota dan negara di seluruh dunia.
Baca Juga : Menparekraf Sandiaga Uno Bantah Bali Alami Overtourism
Dilansir dari The Real World, berikut deretan destinasi wisata yang mengalami overtourism: 1. Dubrovnik, Kroasia
Kota Dubrovnik merupakan salah satu tempat yang menjadi lokasi pembuatan serial ternama, “Game of Thrones”. Hal ini menjadi alasan banyaknya kapal pesiar yang masuk ke Dubrovnik, dengan 529 kapal pesiar yang membawa 799.916 penumpang pada tahun 2016.
Ribuan turis tersebut biasanya hanya tinggal selama beberapa jam dan menghabiskan sedikit uang. Kebisingan dan keramaian yang diciptakan para turis juga membuat banyak penduduk kota hengkang dari Dubrovnik.
Baca Juga : : Pakar Ingatkan Dampak dari Masalah Overtourism di Bali
Wali kota Dubrovnik, Mato Frankovic, akhirnya memutuskan untuk membatasi jumah pendatang. Dubrovnik hanya menerima dua kapal pesiar setiap harinya pada tahun 2019, dengan batas maksimal 5.000 penumpang. UNESCO telah menetapkan kawasan Kota Tua di Dubrovnik ini ke dalam Situs Warisan Dunia.
Mereka mengkhawatirkan jalan-jalan kuno dan tembok pertahanan di sana akan rusak akibat ribuan wisatawan yang terus berdatangan.
Baca Juga : : UNWTO Ramal Dunia Alami Overtourism Terburuk di 2024, RI Siap Siaga!
2. Machu Picchu, Peru
Reruntuhan peninggalan suku Inca kuno ini memiliki daya tarik yang besar terhadap para turis. Jumlah turis yang datang ke tempat ini telah melonjak dari yang sebelumnya kurang dari 400 ribu menjadi 1,4 juta per tahunnya.
Banyaknya turis yang mengotori, mengikis, dan memanjat seluruh reruntuhan kuno tersebut membuat UNESCO menempatkan Machu Picchu ke dalam “Daftar Warisan Dunia dalam Bahaya” pada tahun 2016.
Sejak saat itu, Pemerintah Peru telah membatasi para turis dengan maksimal 5.600 orang per harinya. Pemerintah juga mengumumkan rencana mereka untuk menyediakan dana sebesar 43,7 juta dolar (Rp710 miliar) untuk melestarikan Machu Picchu.
3. Santorini, Yunani
Pulau ini terkenal dengan bangunan bercat putih yang memiliki kubah biru yang ikonik. Pulau Santorini sangat cocok untuk melihat matahari terbenam.
Namun, kini jalan-jalan di Santorini dipenuhi oleh ribuan pengunjung yang ingin mengabadikan momen terbenamnya matahari. Bahkan, pembuangan limbah serta konsumsi air dan energi di pulai ini terus meningkat.
Jumlah turis yang datang ke sana meningkat lebih dari dua kali lipat, melonjak dari 15 juta pada 2010 menjadi 33 juta pada 2018. Kini, destinasi wisata tersebut telah membatasi pengunjung kapal pesiar hingga 8.000 per harinya sejak 2019.
4. Barcelona, Spanyol
Barcelona memiliki pelabuhan terbesar di Mediterania, yang membuatnya menderita overtourism. Kota ini juga menjadi salah satu kota paling tercemar di Eropa. Diperkirakan, 32 juta wisatawan mengunjungi Barcelona setiap tahunnya. Pada tahun 2019, Ada Colau selaku Wali Kota Barcelona mengambil tindakan tegas.
Dirinya berjanji untuk mengurangi jumlah turis dengan membatasi kapal pesiar, melarang bus besar di pusat kota, dan memangkas jumlah penginapan bagi turis.
5. Venesia, Italia
Venesia terkenal dengan wisata kapal kano dan pemandangannya yang sangat indah. Hal tersebut membuat Venesia menjadi salah satu destinasi yang paling terdampak oleh overtourism.
Hal ini membuat harga sewa pada rumah-rumah setempat menjadi naik, dan menyebabkan penduduk asli kota tersebut harus pindah karena tidak mampu membayar.
Kota ini menerima lebih dari 35 juta pengunjung setiap tahunnya, dan banyak dari mereka yang menginap di kapal pesiar. Kerumunan orang dan kapal pesiar ini membuat garis pantai dan sekitarnya menjadi rusak.
Komisi Venesia telah menerapkan pajak turis yang mengharuskan para turis untuk membayar biaya tertentu saat mengunjungi kota tersebut.
Selain yang tertera pada daftar tersebut, masih terdapat beberapa destinasi wisata yang juga terdampak overtourism, seperti Angkor Wat di Kamboja, Amsterdam di Belanda, Blue Lagoon di Islandia, dan beberapa taman nasional di Amerika Serikat. (Rafi Abid Wibisono)