Informasi Terpercaya Masa Kini

Apple Minta Pengguna iPhone Tidak Pakai Browser Selain Safari

0 18

KOMPAS.com – Apple memperingatkan pengguna iPhone untuk memakai peramban (browser) Safari ketimbang browser lain macam Google Chrome atau browser lain. Sebab, Safari dinilai lebih privat dibanding browser lainnya.

Pesan itu disampaikan Apple lewat iklan dalam berbagai medium termasuk video yang diunggah di saluran YouTube Apple.

Iklan tersebut menyindir browser lain soal privasi. Apple mengeklaim bahwa Safari merupakan peramban yang paling aman terkait hal tersebut.

Iklan itu menunjukkan sejumlah kamera CCTV yang memantau aktivitas pengguna ketika “browsing” alias menelusur sesuatu di internet lewat browser di iPhone. Iklan ini terinspirasi dari film The Birds yang disutradarai oleh Alfred Hitchcock dan rilis tahun 1963.

Dalam iklan itu, Apple juga menyematkan pesan “Penelusuran Anda dipantau”. Namun, kamera CCTV tadi seketika hancur ketika pengguna memakai Safari, browser bikinan Apple.

Baca juga: Google Chrome Dinobatkan Jadi Browser Tercepat

Raksasa teknologi ini pun sesumbar bahwa Safari merupakan “peramban yang privat” karena tidak memantau pengguna seperti browser yang divisualisasikan di awal iklan.

Sederhananya, iklan itu berpesan bahwa bila pengguna tidak ingin dipantau secara online, pakailah Safari. Iklan Apple soal Safari ini bisa diakses pada tautan berikut. 

Apple sebenarnya tidak menyebutkan nama Google Chrome secara gamblang dalam iklan berdurasi nyaris dua menit itu. Namun, Google Chrome kerap menjadi alternatif browser bagi pengguna iPhone.

Dari total 1,4 miliar pengguna iPhone, 30 persen di antaranya memakai Chrome dan Google berupaya meningkatkannya sampai 50 persen, dihimpun KompasTekno dari Forbes, Senin (22/7/2024).

Sementara secara umum, Safari dan Chrome menguasai lebih dari 90 persen pangsa pasar browser di perangkat seluler termasuk smartphone. Walhasil, tanpa Apple menyinggung Chrome sekalipun pada iklannya, peramban Google itu jelas menjadi kompetitor Safari.

Selain merilis iklan, Apple juga meluncurkan update “Private Browsing 2.0” untuk Safari. Pembaruan ini meningkatkan keamanan dan privasi di peramban Apple dengan perlindungan pelacakan tautan, memblokir alat pelacak yang teridentifikasi, hingga manajemen ekstensi tingkat lanjut.

Google dituding “sogok” Apple Rp 321 triliun

Terlepas dari persaingan Safari dan Chrome, Google Search masih menjadi mesin pencari bawaan di Safari. Google bahkan dituding memberikan kompensasi tertentu kepada Apple agar praktik itu terus bertahan di iPhone, iPad dan Mac.

Tuduhan itu dilontarkan oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ) dalam kasus anti-trust terkait dugaan monopoli pasar search engine oleh Google pada awal Mei 2024 lalu. Kesepakatan antara Google dan Apple menjadi perhatian khusus dalam kasus ini.

Dokumen pengadilan dari DOJ menyebutkan nilai “sogokan” Google untuk Apple mencapai 20 miliar dollar AS (Rp 324 triliun) pada 2022. Angka tersebut lebih besar dibandingkan yang dibayar Google ke Apple tahun sebelumnya, yakni 18 miliar dollar AS (Rp 291 triliun).

Apple dan Google berusaha merahasiakan kesepakatan terkait Safari selama persidangan. Pada persidangan 2023, eksekutif Apple hanya mengatakan bahwa Google telah menghabiskan “miliaran” dollar dalam kesepakatan tersebut, tanpa memberikan rinciannya.

Namun Kevin Murphy, seorang pakar ekonomi Google dan saksi dalam persidangan, secara tidak sengaja mengungkapkan bahwa Google menyetor 36 persen pendapatannya dari iklan search di Safari ke Apple.

Baca juga: Daftar 5 Browser yang Paling Banyak Digunakan, Microsoft Edge Salip Safari

Belakangan baru diketahui bahwa nilai setoran tersebut mencapai 20 miliar dollar AS, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Business Insider, Minggu (5/5/2024).

Dokumen pengadilan turut mengungkap bahwa bayaran Google untuk Safari berkontribusi besar terhadap keuangan Apple. Pada 2020, misalnya, sebanyak 17,5 persen pendapatan operasional Apple berasal dari uang Google tersebut.

Google sebenarnya sudah membayar agar menjadi mesin pencari default di perangkat-perangkat Apple sejak 2002. Namun, jumlah setoran Google mengalami kenaikan signifikan dari tahun ke tahun.

Pada 2014, misalnya, menurut dokumen pengadilan di kasus lain yang melibatkan Oracle, Google “hanya” membayar Apple 1 miliar dollar AS untuk menguasai search engine Safari.

Leave a comment