Informasi Terpercaya Masa Kini

Cara Kakek Nenek Bertahan Hidup Sebelum Tewas Tanpa Bantuan 3 Anak,Tetangga Bongkar Kondisi Rumah

0 29

SRIPOKU.COM – Terungkap cara kakek dan nenek yang tak dijenguk anak bertahan hidup sebelum ditemukan tewas membusuk.

Sebelumnya, mayat pasutri lansia bernama Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (73) di dalam rumahnya di kawasan Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Temuan jasad mendiang pasutri lansia yang biasa disapa Opa dan Oma itu pertama kali diungkap warga setempat.

Tetangga menyebut Oma dan Opa yang tewas membusuk itu jarang dijenguk tiga anaknya.

“Ketiga anak laki-laki beliau jarang sekali berkunjung atau mengajak Oma dan Opa tinggal bersama mereka,” kata tetangga bernama Gandi dalam unggahan Youtube-nya.

Kini, jenazah Opa dan Oma telah dimakamkan atas bantuan jemaat gereja dan tetangga.

Terbaru terungkap cara Hans Tomasoa dan Rota Tomasoa bertahan hidup tanpa bantuan 3 anaknya.

Hans Tomasoa merupakan mantan pelaut, usianya 83 tahun.

Sedangkan istrinya, Rita Tomasoa Wattimena adalah mantan penyiar radio RRI.

Informasinya, Rita Tomasoa mengalami stroke.

Baca juga: Teganya 3 Anak Lansia Tewas Membusuk dalam Kamar tak Datang Sampai Ortu Dimakamkan, Dicari Polisi

Hans Tomasoa lah yang selalu merawatnya.

“Diduga dalam keadaan sakit,” kata Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman.

Padahal Hans dan Rita memiliki 3 orang anak laki-laki.

“Keterangan saksi demikina, sudah lama dia tingga di situ, berdua saja,” kata Kompol Wagiman.

Sayangnya hingga kini polisi masih belum menemukan kejelasan atas keberadaan anak-anak Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.

“Kita nyari informasi juga belum ketemu,” kata Kompol Wagiman.

Menurut Kompol Wagiman, Hans dan Rita masih memiliki seorang adik yang sering menjenguk ke Jonggol.

“Dia punya adik, tinggal di Jakarta,” katanya.

Bahkan jenazah Hans Romasoa dan Rita diurus oleh orang lain.

“Pemakaman dari pihak gereja sama adiknya,” katanya, melansir dari TribunBogor.

Selama hidup berdua tanpa diurus anak, Hans Tomasoa dan Rita mampu bertahan hidup.

Adiknya dan tetangga serta jemaat gereja lah yang peduli mengurus Hans dan Rita hingga bisa bertahan hidup.

“Pihak gereja kadang menengok ke situ,” katanya.

Seorang yang mengenal mereka lainnya, Dian Dede Ronawati bercerita, biasanya jika memerlukan sesuatu Hans Tomasoa selalu menelepon.

“Biasanya Opa akan menelepon gereja kalau memerlukan sesuatu. Tetapi kali ini tidak ada telepon,” katanya di postingan Facebook.

Hans dan Rita biasanya menerima makanan dari warga dan jemaat gereja.

“Pernah bergantian mengantarkan makanan antar warga dan Presbiter SP3, sebelum akhirnya keluarga menyerahkan ke tetangga untuk memasakkan makanan untuk Oma dan Opa,” jelasnya.

Tak hanya membantu kebutuhan sehari-hari saja, pihak gereja juga sampai membersihkan rumah Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.

“Kami sudah berupaya yang terbaik dalam memperhatikan dan menjaga oma dan Opa termasuk membersihkan rumah beliau. Mungkin minggu kemaren adalah waktu Tuhan bagi Oma dan Opa,” katanya.

Respon Ketiga Anak Bikin Tetangga Geleng Kepala Saat Telepon

Diduga ditelantarkan anak-anaknya, kakek nenek ditemukan tewas mengenaskan di Jonggol, Kabupaten Bogor.

Jenazah suami istri itu sudah menghitam akibat pembusukan saat pertama kali ditemukan oleh warga, Sabtu (13/7/2024).

Video penemuan jasad kakek nenek itu pun viral di media sosial.

Terlihat Ketua RT didampingi security dan warga sekitar membuka paksa rumah pasutri itu.

Mereka menangis histeris saat melihat Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (79) sudah dalam kondisi membusuk di atas ranjang yang sama.

Kapolsek Jonggol, Kompol Wagiman mengatakan, penemuan jasad kakek nenek itu berawal dari ada kecurigaan warga sekitar yang sudah beberapa hari tidak melihat korban keluar rumah.

“Sehingga warga curiga dan menghubungi ketua RT, setelah itu ketua RT datang dengan satpam untuk melakukan pengecekan,” kata Kompol Wagiman dikutip dari tvOneNews, Rabu (17/7/2024).

Sesampainya di TKP, ketua RT dan warga mencoba memanggil pasutri tersebut, namun tak kunjung mendapatkan respon.

Akhirnya mereka pun sempakat untuk membuka pintu secara paksa sambil merekam sebagai bukti bahwa tujuannya hanya untuk mencari keberadaan korban.

“Setelah terbuka ditemukan bahwa pasutri sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dalam satu ruangan yang sama,” lanjut Kompol Wagiman.

Menurut dia, pasutri lansia itu hanya tinggal berdua di rumahnya.

“Tidak ada keluarga maupun anak yang tinggal bersama, istri mengalami sakit stroke, kemudian dibawa ke RSUD Cileungsi untuk pemeriksaan,” jelasnya.

Berdasarkan hasil olah TKP, kata dia, tidak ditemukan kerusakan maupun kehilangan barang dari korban.

Ia pun membenarkan kalau anak-anak korban sudah jarang pulang ke rumah orangtuanya.

“Kita masih belum bisa dapat alamat maupun kontak anak-anaknya, karena selama ini yang melakukan mengecek keberadaan atau kesehatan pasutri tersebut adalah dari gereja, dan kami sudah minta tapi pihak gereja kehilangan kontak terkait keberadaan anak tersebut,” tutur dia.

Sementara itu, dikutip dari Facebook Dian Deedee Ronawati, pihak Ketua RT sempat mengcoba menghubungi anak-anak korban.

“Tapi tidak direspon,” tulis Dian.

Ia juga menuturkan, korban memiliki tiga anak laki-laki.

“Tapi memang anak-anak beliau tidak ada kepedulian sama sekali. Sungguh prihatin,” tulisnya.

Menurutnya, pasutri itu dulunya merupakan pelaut sementara sang istri pernah bekerja di RRI.

“Sayang ketiga (3) anak laki-laki beliau jarang sekali berkunjung atau mengajak oma dan opa tinggal bersama mereka,” kata dia.

Menurut dia, banyak cerita di seputaran mengapa ketiga anak oma dan opa tidak peduli, namun dirinya tidak bisa menceritakan di sosial media.

Bahkan saat pihaknya mencoba menghubungi anak-anak korban, mereka hanya bisa mengelus dada.

“Kami hanya urut dada dan geleng kepala kalau menelpon anak⊃2; tersebut untuk memperhatikan Oma dan Opa,” tandasnya.

Dian pun menegaskan bahwa seluruh biaya visum, peti, dan pemakaman ditanggung oleh Jemaat Cipeucang.

Sementara anak-anaknya tetap tidak ada yang bisa dihubungi.

Kedua jenazah pasutri itu sudah dimakamkan pada Sabtu (13/7/2024).

3 Anaknya Dicari

Polisi dari jajaran Polsek Jonggol tengah mendalami kasus tewasnya pasangan lansia ini.

Selain melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan autopsi kepada keduanya, polisi juga sedang mencari ketiga anak dari HT dan RT.

Kedua lansia malang itu dikabarkan memiliki tiga anak.

Namun, tidak tinggal serumah.

Anak HT dan RT belakangan terungkap sudah lama tidak mengunjungi kedua orangtuanya.

Padahal, HT dan RT sudah berusia renta serta dalam kondisi sakit.

Kapolsek Jonggol, Kompol Wagiman dalam kesempatannya membenarkan pasangan lansia sudah lama tidak bertemu dengan anak-anaknya.

“Menurut keterangan saksi betul demikian,” katanya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Rabu (17/7/2024), via Tribunnews.

Wagiman menegaskan, pihaknya masih berusaha mencari keberadaan anak HT dan RT yang masih misteri.

“Kami belum bisa mendapatkan alamat maupun nomor kontak anak tersebut,” lanjutnya.

Opa Oma Dulu Punya Profesi Mentereng

Belakangan diketahui, pasangan ini memiliki profesi mentereng saat muda dulu.

Diketahui Hans Tomasoa alias HT berusia 83 tahun sedangkan sang istri Rita Tomasoa alias RT berusia 73 tahun.

Semasa hidupnya, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ternyata sempat memiliki profesi mentereng.

Diulas Gandi, mendiang Hans Tomasoa atau Opa dulunya adalah seorang pelaut.

Sementara sang istri, Oma Rita Tomasoa adalah mantan Bintang Radio dan sempat bekerja di RRI.

Kini, keduanya ditemukan tetangga membusuk di rumahnya.

Pasangan lansia tersebut meninggal di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Sebelum ditemukan meninggal, HT dan RT disinyalir sudah mengidap sakit.

Sementara itu, warga yang turut dalam penemuan jasad HT dan RT bernama Gandi mengurai cerita soal sosok kakek dan nenek bernasib pilu tersebut.

Dalam video Youtubenya, Gandi menceritakan terakhir kali warga melihat HT adalah tanggal 8 Juli 2024.

“Sekitar Senin 8 Juli, berdasarkan penuturan Warga, Opa masih terlihat ingin membeli Mie Ayam untuk Makan. Itulah para tetangga melihat yang terakhir kali,” kata Gandi dalam unggahan Youtube-nya dikutip via Tribunnews.com

Lebih lanjut, Gandi mengurai kecurigaan tetangga karena kakek dan nenek tersebut tak kunjung keluar rumah.

Hingga pada Jumat tanggal 12 Juli 2024, Pak RT menghubungi anak-anak HT dan RT, namun tak direspons.

Curiga dan cemas, warga bersama-sama dengan jemaat gereja pun mendatangi rumah HT dan RT di hari Sabtu (13/7/2024).

Kala itu tetangga bermaksud ingin mengajak HT dan RT menghadiri perjamuan kudus di rumah warga di tanggal 17 Juli 2024.

Tapi di momen tersebut, warga tersentak karena rumah HT dan RT terkunci tapi berbau busuk.

Segera meminta bantuan RT setempat, warga pun membongkar pintu rumah HT dan RT seraya merekamnya.

Saat dibongkar terlihat HT dan RT sudah tergeletak dengan kondisi tubuh membusuk dan menghitam.

“Menurut Tim Visum dari Polsek dan RSUD, Oma dan Opa sudah meninggal sekitar 4-5 hari lalu, Selasa atau Rabu (9 atau 1O Juli 2024),” ungkap Gandi.

Pilu bercampur sedih, Gandi pun mengungkap kisah miris yang dialami HT dan RT.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Leave a comment