Masjid HM Hanafiah, Wisata Religi Baru di Gampong Ranto, Lhoksukon, Aceh Utara, yang Ramah Lansia
TRIBUNTRAVEL.COM – Masjid Haji Muhammad Hanafiah atau Masjid HM Hanafiah menjadi tempat wisata religi baru di Kabupaten Aceh Utara.
Masjid itu dibangun dengan di atas lahan seluas 6.377 meter persegi, dengan luas bangunan 816 meter dan mampu menampung 880 jemaah.
Masjid HM Hanafiah diresmikan pada Selasa (5/3/2024), bertepatan dengan haul perdana meninggalnya H. Muhammad Hanafiah, pendiri PT Dunia Barusa, perusahaan yang bergerak di bidang penjualan, perawatan, booking service, dan test drive kendaraan.
“Alhamdulillah, bagian dalam masjid sudah hampir 100 persen rampung, termasuk semua fasilitasnya sudah lengkap,” ungkap Abdul Jalil, pengurus Masjid HM. Hanafiah, saat ditemui Serambinews.com, Sabtu (12/10/2024) lalu.
Baca juga: Air Terjun Tansaran Bidin Aceh: Lokasi, Harga Tiket Masuk, dan Keindahannya yang Membius Mata
Dia katakan, untuk bagian luar, seperti toilet, taman, serta lahan parkir dan pagar keliling, saat ini dalam proses pengerjaan tahap akhir.
“Kalau ditotal seluruh kompleks, mungkin sudah 80 persen lah,” ujarnya.
Pada bulan Oktober lalu, Masjid HM Hanafiah ini masuk nominasi Masjid Percontohan dan Ramah tingkat Provinsi Aceh, untuk kategori Masjid Ramah Difabel dan Lansia.
LIHAT JUGA:
Oleh pihak Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Aceh, Masjid HM Hanafiah, diikutkan dalam ajang Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRA) Tingkat Nasional tahun 2024.
Saat kami berkunjung pada Sabtu (12/10/2024) lalu, sejumlah pekerja terlihat sedang merampungkan pembangunan toilet dan tempat wudhu bagi laki-laki dan perempuan.
Toilet ini dilengkapi dengan toilet khusus lansia dan disabilitas, serta ruang janitor atau ruangan yang digunakan untuk menyimpan peralatan kebersihan, seperti kain pel, sapu, dan lain-lain.
Dua jalur atau lintasan kursi roda yang menghubungkan halaman depan hingga ke tempat wudhu dan teras masjid, menunjukkan masjid ini ramah terhadap lansia dan dan para penyandang disabilitas.
Satu lintasan kursi roda berada di area perempuan dan satu lagi di area laki-laki.
Tidak hanya menyediakan dua lintasan, masjid ini juga menyediakan dua kursi roda yang berada di sudut teras.
Satu kursi roda ditempatkan bagian pintu masuk ruang shalat perempuan, dan satu lagi di pintu masuk laki-laki.
Dengan demikian, jika ada tamu yang membawa lansia dalam mobil, tidak perlu membawa turun kursi roda dari mobil, tapi bisa langsung menggunakan kursi roda milik masjid, karena akses lintasannya bisa menjangkau hingga ke parkiran mobil di halaman depan masjid.
“Menurut saya, ini masjid paling ramah lansia dan disabilitas di seluruh Aceh. Jarang-jarang masjid di Aceh yang menyediakan akses dan fasilitas bagi para lansia dan disabilitas seperti ini,” ungkap Kurniadi (45), pengunjung yang ditemui di masjid tersebut.
Baca juga: Pantai Jagu, Wisata Terbaru di Kota Lhokseumawe, Aceh Favorit Anak Muda untuk Nikmati Senja
Sejarah Masjid HM Hanafiah
Masjid HM. Hanafiah ternyata juga memiliki kisah menarik dan mengharukan.
“Berawal pada bulan Ramadhan tahun 2021, kami masyarakat dua kampung (Gampong Ranto dan Gampong Pulo Dulang) mengadakan rapat dan bersepakat untuk mendirikan sebuah masjid,” ungkap Abdul Jalil kepada Serambinews.com.
Pada rapat di tanggal 17 Ramadhan itu, masyarakat bersepakat bahwa nama masjid yang akan mereka dirikan adalah “Baitul Maghfirah”.
Setelah rapat tersebut, panitia pembangunan masjid langsung bergerak untuk mewujudkan impian masyarakat.
Rencana awalnya adalah mencari lahan seluas 2.000 meter untuk lokasi pembangunan masjid.
Berdasarkan penjajakan awal, diperoleh informasi ada masyarakat yang ingin menjual tanah sawah yang berada di lokasi masjid saat ini.
Luasnya seperti yang diinginkan, yakni sekira 2.000 meter persegi.
Selanjutnya, panitia pembangunan masjid mulai mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membebaskan lahan tersebut.
Caranya, panitia pembangunan masjid menempatkan kotak amal (celengan) di setiap rumah warga di dua kampung itu (Ranto dan Pulo Dulang).
“Kami menamakan ini sebagai celeng infak subuh. Supaya tidak memberatkan dan sesuai kesepakatan dengan warga, mereka menyisihkan rezeki berapa pun yang ada ke dalam celengan ini, setiap harinya,” ungkap Jalil.
Celengan ini dikumpulkan oleh petugas dari rumah-rumah warga setiap seminggu sekali.
“Setelah kita kumpulkan setiap minggu total uang terkumpul per minggu berkisar antara Rp 2 sampai 2,5 juta,” kata Jalil.
Selain kotak amal, mereka juga melakukan gerakan infak beras.
Baca juga: Pantai Alue Naga, Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh Sajikan Pemandangan Sunset, Jadi Favorit Warga Lokal
Setiap kali mau masak, warga menyisikan satu genggam beras ke tempat khusus yang akan dikumpulkan oleh panitia pembangunan masjid setiap seminggu sekali.
“Dari hasil penjualan beras infak ini, kami bisa dapat sekira Rp 1 juta setiap minggunya,” lanjut Jalil.
Singkat cerita, para perangkat kedua kampung itu bersama panitia pembangunan masjid menjalin komunikasi dengan Haji Muhammad Hanafiah, pemilik SPBU di Gampong Ranto, yang berada di dekat lokasi masjid.
HM Hanafiah adalah owner PT Dunia Barusa, dealer Toyota di Provinsi Aceh, yang memulai karir pengusahanya dari Gampong Ranto Lhoksukon, Aceh Utara.
“Kami menjalin komunikasi dengan Waled Haji Muhammad Hanafiah, karena beliau adalah pengusaha di kampung kami. Lagipula kami masyarakat bersepakat tidak meminta bantuan dari pemerintah, karena akan lama sekali prosesnya,” ujar Abdul Jalil.
“Alhamdulillah, respon Waled Muhammad Hanafiah sangat baik. Beliau meminta kami mempersiapkan semua kebutuhan administrasi. Beliau pun ingin masjid ini dibangun di areal yang lebih luas dan dalam waktu yang cepat, yakni dalam rentang dua tahun,” lanjut Jalil.
Masyarakat yang mendapatkan kabar ini merasa sangat senang.
Panitia pun kemudian kembali bekerja untuk membeli tanah, seperti keinginan HM Hanafiah.
Hingga saat ini, luas area tanah yang dibeli oleh HM Hanafiah di kompleks masjid itu menjadi sekitar 2 hektare.
Pada bulan November 2021, dimulailah pembangunan masjid yang kemudian disepakati bersama diberi nama Masjid Haji Muhammad Hanafiah.
“Pemberian nama masjid ini, Haji Muhammad Hanafiah adalah inisiatif dari pihak panitia, masyarakat Gampong Ranto, dan Gampong Pulo Dulang sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Almarhum yang telah mendirikan rumah Allah di Gampong Ranto,” ujar Ketua Panitia Tgk Shaifuddin Fuady MA saat menyampaikan sambutan pada acara peresmian masjid ini.
Tgk Shaifuddin Fuady juga menceritakan sejarah rencana pembangunan awal masjid tersebut dari mulai nama dan kemudian kajian sejumlah tentang hukum dalam islam terkait pembangunan masjid.
Rencana pembangunan masjid itu kemudian mendapat dukungan penuh dari ulama di Aceh Utara.
Pada saat peresmian, Ketua Yayasan Muhammad Hanafiah sekaligus pembina masjid, Fouzi Muhammad menitipkan pesan kepada pengurus Badan Kemakmuran Masjid untuk menjalankan masjid ini sesuai dengan Alquran dan Hadis.
Baca juga: Keindahan Hutan Kota Langsa, Ruang Terbuka Hijau dan Wisata Keluarga di Langsa Baro, Langsa, Aceh
Saat ini Masjid Haji Muhammad Hanafiah sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk fasilitas kemudahan untuk penyandang disabilitas dan para jamaah berusia tua.
Di antaranya, lintasan untuk kursi roda untuk akses masuk ke dalam masjid.
Di dalam masjid juga tersedia kursi roda dan tongkat untuk penyandang disabilitas, serta kursi duduk jamaah berusia senja dan kelompok rentan.
Alquran, kitab, dan buku-buku kajian keislaman juga tersusun rapi di dalam beberapa rak.
Fouzi Muhammad juga secara intens memantau pengelolaan masjid, termasuk memasang beberapa papan informasi dan running text berisi pesan-pesan islami dan inspiratif.
Sebagai informasi, Masjid HM Hanafiah berada di Gampong Ranto, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh.
Masjid HM Hanafiah berada di pinggir jalan Banda Aceh – Medan, berjarak sekira 500 meter dari pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Utara, dan 1,5 kilometer dari Kota Lhoksukon.
(Serambinews.com/Zainal Arifin M Nur)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Masjid HM Hanafiah, Destinasi Wisata Religi Baru Aceh Utara, Ramah Lansia dan Disabilitas.