Tinggalkan "Image" Marah-marah, Dokter Tirta Akui Kehilangan Endorsement hingga 80 Persen

Sejak tinggalkan image marah-marah dan suka ngegas, dokter Tirta akui juga kehilangan endorse hingga 80 persen

Tinggalkan "Image" Marah-marah, Dokter Tirta Akui Kehilangan Endorsement hingga 80 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com- Kreator konten Tirta Mandira Hudhi atau dokter Tirta akui kehilangan banyak endorse sejak memilih tinggalkan image lamanya.

Seperti diketahui, dokter Tirta dulu lekat dengan image marah-marah dan suka ngegas. 

"Yang viral pasti butuh hook, ciri khasku tuh ngegas, semua brand maunya aku ngegas, capek pak," kata Tirta dikutip dari YouTube Kasisolusi.

Namun sejak Tirta memilih untuk mengubah kepribadiannya dulu yang buruk, banyak endorse meninggalkan dia. 

Baca juga: Dulu Arogan, Dokter Tirta Ungkap Ucapan Tukang Parkir yang Hilangkan Egonya

"Dia tanya penginnya aku ngegas lagi, pengin berkarakter, pengin memuji berlebihan, aku enggak bisa," ucap Tirta.

"(Makanya) Endorsement berkurang sampai 80 persen," ucapnya.

Saat ini kalaupun ada, endorse yang datang lebih banyak produk soft selling atau dengan sistem bagi hasil. 

"Aku itu bukan KOL (key opinion leader) zaman dulu lagi, yang mau endorse aku pun akhirnya sekarang brand kesehatan yang soft selling, enggak kayak dulu lagi," tutur Tirta.

Baca juga: Sudah Jadi Bos, Dokter Tirta Ungkap Alasan Tetap Melamar Kerja di Perusahaan Lain

"Apparel-apparel lokal, ecommerce. Ecommerse tak lihat bukan endorse juga, dia bayar aku dari bagi hasil brand yang kolab," imbuhnya.

Meskipun penghasilannya dari endorse banyak berkurang, Tirta mengaku itu masih cukup untuk memenuhi semua kebutuhannya.

"Aku bilang cukup buat diriku, jadi kalau ada kelebihan lain, aku masukin lagi ke perusahaan, yang kaya harus perusahaan," ucapnya.

"Pola pikir CEO macam apa kalau yang kaya diri sendiri. Yang kaya itu perusahaan, aset perusahaan ada, usaha berkembang, karyawan enak, anak bisa makan dari situ, udah," imbuhnya.

Sebelumnya, dokter Tirta sempat mengungkap rasa tidak sukanya dengan kepribadian dia di zaman dulu.

Dokter Tirta mengakui, dulu dirinya memiliki ego tinggi dan arogan karena merasa paling hebat sehingga sering menyenggol orang lain.

"Karena ego. Pada waktu itu aku merasa aku dokter, cumlaude, UGM, aku masih praktek dan aku menguasai sains, aku punya toko Shoe and Care, followerku banyak," ujar Tirta.

"Popularitas buat aku sombong dan arogan. Aku merasa diriku paling pinter, gelasku isinya kepintaran dan yang lain go***k. Waktu itu sombong banget," lanjutnya.

Tirta mulai berubah dan menyadari hal itu salah, setelah bertemu dengan tukang parkir di daerah Kebumen.

"'Mas, enggak semua hal harus dinilai pakai uang, saya tahu jenengan punya uang, sepedanya mahal, tapi ini setoran saya belikan gorengan sama susu jahe. Ini penanda bahwa di jalan, mas itu juga sama kayak saya,'" kenang Tirta atas ucapan tukang parkir itu.

Satu kalimat dari tukang parkir itu disebut Tirta telah menjadi tamparan keras untuknya agar berubah dan tak lagi bersikap arogan.

"Meneng, diem dong. Wah itu hilang aku egonya. Itu ngerasa malu, kayak, ya tukang parkir ini kan penghasilannya tidak setinggi saya, sekolahnya tidak setinggi saya, tapi dia setorannya buat (beli) susu jahe," ucap Tirta.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow