Apple Tega Meninggalkan Indonesia!

Foxconn sebagai salah satu supplier terbesar Apple di Tiongkok berhenti beroperasi, perusahaan menelan kerugian tak main-main, lebih dari 15 Triliun

Apple Tega Meninggalkan Indonesia!

CEO dari Apple, Tim Cook, sudah mendatangi Indonesia untuk merencanakan investasi 1,6 triliun Rupiah dalam membangun pabrik dan toko resmi Apple di sini. Meski demikian, berita ini tak bisa dikatakan baik, beberapa detail membuat kesan seperti "Apple tinggalkan Indonesia."

Seperti kita tahu Tim Cook disambut langsung dengan hangat oleh Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan membahas lebih jauh terkait investasi ini. Dari sini tak bisa dipungkiri orang-orang mulai senang dengan berita ini, akhirnya bisa beli langsung tanpa melalui distributor. 

Namun, realitas berkata lain, angka 1,6 triliun ini terlalu kecil, dan kalau dihitung kembali belum sempat untuk buat pabrik, atau toko resmi Apple di sini. Terlebih, kalau dibandingkan dengan Vietnam angka ini bukan apa-apa, mereka berhasil mengamankan 225 triliun Rupiah di sana.

Di sini kita menggali lebih jauh, meskipun Apple menginvestasikan uang di sini, tetapi mengapa jumlah ini sangat kecil, sehingga cukup aman untuk mengatakan "Apple tinggalkan Indonesia." TKDN (Tingkat Komponen dalam Negeri)

TKDN merupakan salah satu unsur penting pada pasokan industri dan barang di dalam Negeri, salah satu aspek signifikan terkait pengadaan barang di tengah-tengah masyarakat. Hal ini juga berlaku ini untuk Apple, mereka harus menggunakan sekian persen komponen dari dalam negeri.

Tapi, Apple kan enggak punya satu pun pabrik di Indonesia, lalu bagaimana bisa selama ini mereka menjual barang di sini?

Ternyata, syarat TKDN ini bukan cuma berbentuk jasa atau bahan baku, tetapi juga pengembangan, termasuk teknologi, edukasi dll. Dan, nilai TKDN dari Smartphone 4G sampai 5G sekarang minimal 35%. Bisa dikatakan harus ada minimal angka tersebut, dikembalikan kepada negara. Bagi beberapa orang mungkin cukup besar, tetapi coba berpikir seperti ini.

Anies merupakan pelajar SMA, memiliki uang 10.000, lalu disedekahkan 5.000. Cukup aman untuk mengatakan Anies seorang yang dermawan.

Namun, bagaimana dengan Anies, juga seorang pelajar SMA, memiliki uang 1.000.000. Donasi terbuka diadakan sekolah, minimal 10.000 setiap anak, lalu Anies menyumbang tepat di angka 10.000. Bagaimana pendapat kita tentang Anies? Anies yang mana satu yang lebih kalian sukai?

Di lain sisi, perusahaan lain seperti Samsung, Huawei hingga Xiaomi. Mereka semua kompak sudah membangun pabrik di Indonesia, membuka lapangan kerja, memberikan ilmu pengetahuan langsung untuk warga lokal. Sedangkan, Apple cuma mengembangkan Apple developer Academy yang kemungkinan akan ada di empat titik.

Tentu, kami berharap pemerintah lebih tegas dengan Apple, kalau perlu naikkan angka TKDN hingga mereka harus membangun pabrik di sini. Indonesia tak bisa kalah dari Vietnam untuk urusan satu ini, meski jelas harus diiringi kecerdasan bernegosiasi. Vietnam dan pusat manufaktur

Kita semua tahu bahwa negeri ini sudah dikalahkan telak oleh Vietnam untuk urusan menarik perhatian investasi Apple, mereka mengamankan 225 Triliun Rupiah, nominal yang fantastis jika dibandingkan dengan 1,6 Triliun Rupiah.

Namun, kita semua tahu Apple atau bisa juga dibilang Amerika Serikat tengah bersitegang dengan Tiongkok, pusat rantai manufaktur terbesar dunia, dari sini keterkaitan semua pemain-pemain dunia menjadi jauh lebih menarik.

Beberapa tahun lalu, semasa Covid-19 menyerang seluruh bumi, Foxconn sebagai salah satu supplier terbesar Apple di Tiongkok berhenti beroperasi, perusahaan menelan kerugian tak main-main, lebih dari 15 Triliun Rupiah per minggu. 

Sebagai salah satu perusahaan terdepan di bidang teknologi terbantahkan Apple belajar dari sini, tak bisa menggantungkan nasib perusahaan dengan Tiongkok, mereka harus bisa berdiri sendiri. Dari sana bukan cuma Apple, tetapi juga hampir semua perusahaan dunia mencoba melepas ketergantungan dari rantai manufaktur Tiongkok.

Daftar-daftar negara cadangan tentu sudah bermunculan, semua nama negara sudah ada di genggaman Tim Cook, termasuk Indonesia, Vietnam, dan India dengan semua kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sejauh ini, tak bisa dipungkiri dengan nilai investasi seperti ini bisa dikatakan Indonesia lebih banyak kurang dibandingkan dengan dua negara pesaing, terbukti juga dari insentif uang dari Apple yang selalu muncul setiap minggu di media Internasional, entah untuk Vietnam, maupun India.

Setelah semua, tak bisa dibantah Apple masih memiliki banyak dana tersisa, sekarang semua tergantung kepada pemerintah, apakah mereka benar-benar menginginkan perusahaan ini berada di sana, di tengah-tengah masyarakat Indonesia. 

Sebagai publik biasa, tentu kita mempercayai penuh semua kebijakan diambil, meski juga akan mengkritik di akhir. Namun, kalau Apple ini sangat mendesak untuk didatangkan, tak bisa dibantah pemerintah akan melakukan semua, lobi-lobi tingkat tinggi akan kembali terjadi. 

Sekali lagi, kami percaya kalau mendesak untuk disediakan, (Apple) pasti akan datang!

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow