Siapa Kelompok Hamas dan Apa Keinginannya dalam Perang Melawan Israel?

Tujuan utama Hamas adalah pendirian negara Palestina merdeka yang sepenuhnya berdaulat di wilayah yang saat ini merupakan Israel, Tepi Barat, dan Gaza

Siapa Kelompok Hamas dan Apa Keinginannya dalam Perang Melawan Israel?

HAMAS, yang telah memerintah Jalur Gaza sejak tahun 2007, melancarkan serangan di dalam wilayah Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan itu, yang dilakukan dengan menerobos tembok pembatas Gaza-Israe lalu menyerang permukiman penduduk dan instalasi militer Israel, menewaskan ratusan orang, termasuk warga sipil. Hamas juga menyandera sejumlah orang.

Itu adalah konflik langsung pertama di wilayah Israel sejak Perang Arab-Israel tahun 1948. Serangan itu dimulai pagi hari dengan diawali serangan roket terhadap dan masuknya kendaraan ke wilayah Israel.

Serangan itu mengejutkan Israel dan sekutunya, serta menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan dan strategi kelompok tersebut. Israel membalas dengan mengerahkan pesawat tempur dan pasukan darat. 

Baca juga: Update Perang Israel-Hamas, 24.285 Orang Tewas di Gaza 

Apa itu Hamas?

Hamas didirikan tahun 1987 oleh Syekh Ahmed Yassin, seorang pengungsi Palestina yang tinggal di Gaza, selama intifada (pemberontakan) pertama yang ditandai dengan protes luas terhadap pendudukan Israel.

Hamas merupakan singkatan dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya, bahasa Arab untuk Gerakan Perlawanan Islam. Gerakan itu merupakan cabang dari Gerakan Ikhwanul Muslimin di Palestina. Ikhwanul Muslimin sendiri didirikan di Mesir tahun 1920-an.

Awalnya, Hamas terlibat dalam kegiatan sosial dan pendidikan. Mereka mendirikan sekolah, klinik, dan lembaga sosial lainnya di Gaza dan Tepi Barat. Fokus pada layanan sosial ini, pada awalnya, membedakan Hamas dari Fatah, kelompok perlawanan Palestina yang lain, yang lebih berfokus pada politik dan perjuangan bersenjata.

Baca juga: Gaza, Titik Konflik Israel-Hamas, Kota Tua Berusia 3.000 Tahun

Namun seiring berjalannya waktu, Hamas mulai mengadopsi taktik yang lebih militan, bahkan termasuk serangan bunuh diri terhadap target Israel. Langkah itu merupakan respons terhadap kekerasan yang terus meningkat di wilayah tersebut.

Strategi itu menandai pergeseran dari aktivitas sosial dan pendidikan ke perjuangan bersenjata, yang menjadi ciri khas Hamas dalam dekade selanjutnya.

Hamas telah bersumpah untuk melenyapkan Israel. Kelompok itu bertanggung jawab atas banyak serangan bom bunuh diri dan serangan mematikan lainnya terhadap warga sipil dan tentara Israel.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menetapkan Hamas sebagai kelompok teroris pada tahun 1997. Uni Eropa dan negara-negara Barat lainnya juga menganggapnya sebagai organisasi teroris.

Hamas memenangkan pemilihan parlemen pada 2006 dan pada tahun 2007 denga cara kekerasan mengambil alih kendali Jalur Gaza dari Otoritas Palestina yang diakui secara internasional. Otoritas Palestina, yang didominasi oleh gerakan Fatah, menangani area semi-otonom di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Israel kemudian merespons pengambilalihan Gaza oleh Hamas dengan memblokade Gaza. Israel membatasi pergerakan orang dan barang yang masuk dan keluar dari wilayah tersebut. Blokade itu, kata Israel, demi mencegah Hamas mengembangkan senjata. Blokade tersebut telah menghancurkan ekonomi Gaza, dan warga Palestina menuduh Israel melakukan hukuman kolektif.

Selama bertahun-tahun, Hamas menerima dukungan dari negara-negara Arab dan Muslim, seperti Qatar dan Turki. Baru-baru ini, Hamas semakin dekat dengan Iran dan sekutunya.

Siapa Pemimpin Hamas?

Pendiri dan pemimpin spiritual Hamas, Syekh Ahmed Yassin (seorang pria lumpuh yang menggunakan kursi roda)  menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara Israel. Dia mengawasi pembentukan sayap militer Hamas, yang melakukan serangan bom bunuh diri pertamanya tahun 1993.

Pasukan Israel telah menarget para pemimpin Hamas selama bertahun-tahun. Israel membunuh Yassin tahun 2004. Khaled Mashaal, anggota Hamas di pengasingan yang selamat dari upaya pembunuhan Israel sebelumnya, menjadi pemimpin kelompok tersebut tidak lama setelah Yassin tewas.

Pemimpin Hamas saat ini adalah Yehia Sinwar, yang tinggal di Gaza, dan Ismail Haniyeh, yang tinggal di pengasingan. Para pemimpin baru Hamas ini menyelaraskan kepemimpinannya  dengan Iran dan sekutunya, termasuk Hezbullah di Lebanon. Sejak itu, banyak pemimpin Hamas pindah ke Beirut.

Apa yang Diinginkan Hamas?

Hamas menganut kekerasan sebagai sarana untuk membebaskan wilayah Palestina yang diduduki dan telah menyerukan penghancuran Israel.

Tujuan utama Hamas adalah pendirian negara Palestina merdeka yang sepenuhnya berdaulat di wilayah yang saat ini merupakan Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza, dengan Jerusalem sebagai ibu kotanya. Hamas menolak pengakuan terhadap Israel dan berupaya mengakhiri pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Baca juga: Tentara Israel Temukan Terowongan Hamas Lokasi Para Sandera

Hamas telah melakukan serangan bom bunuh diri dan selama bertahun-tahun menembakkan puluhan ribu roket dari Gaza ke Israel. Mereka juga membangun jaringan terowongan bawah tanah dari Gaza ke Mesir untuk menyelundupkan senjata, serta terowongan untuk melancarkan serangan ke dalam wilayah Israel.

Dalam beberapa tahun terakhir, Hamas tampaknya lebih fokus pada pengelolaan Gaza daripada menyerang Israel.

Mengapa Sekarang?

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah membuat kesepakatan damai dengan negara-negara Arab tanpa harus membuat konsesi dalam konfliknya dengan Palestina. AS baru-baru ini mencoba menjadi perantara kesepakatan antara Israel dan Arab Saudi, saingan berat Iran yang mendukung Hamas.

Sementara itu, pemerintah baru Israel yang berhaluan kanan sedang berupaya untuk memperkuat permukiman Israel di Tepi Barat meskipun ada penentangan dari warga Palestina.

Para pemimpin Hamas mengatakan, tindakan keras Israel terhadap militan di Tepi Barat, pembangunan permukiman yang terus berlanjut — yang dianggap ilegal oleh komunitas internasional —, ribuan tahanan di penjara Israel, dan blokade berkelanjutan di Gaza mendorong mereka untuk melakuan serangan.

Pemimpin mereka mengatakan, ratusan dari 40.000 petempurnya ambil bagian dalam serangan itu.

Israel mengatakan, Hamas memiliki sekitar 30.000 petempur dan peluncur roket, termasuk beberapa yang memiliki jangkauan sekitar 250 kilometer, dan pesawat tak berawak.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow