Rumitnya Kasus Santri Tewas asal Banyuwangi di Kediri: Korban Disebut Bersaudara dengan Pelaku

- Kejadian pilu menimpa seorang santri bernama Bintang Balqis Maulana (14) di Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah di Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada Jumat (23/2/2024). Bintang tewas mengenaskan usai menjadi korban penganiayaan yang dilakukan empat seniornya di pesantren tersebut. Jasad korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga oleh pihak pesantren. Pihak pesantren awalnya mengaku korban tewas karena terpeleset dari...

Rumitnya Kasus Santri Tewas asal Banyuwangi di Kediri: Korban Disebut Bersaudara dengan Pelaku

TRIBUNJAKARTA.COM - Kejadian pilu menimpa seorang santri bernama Bintang Balqis Maulana (14) di Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah di Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada Jumat (23/2/2024). 

Bintang tewas mengenaskan usai menjadi korban penganiayaan yang dilakukan empat seniornya di pesantren tersebut. 

Jasad korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga oleh pihak pesantren. 

Pihak pesantren awalnya mengaku korban tewas karena terpeleset dari kamar mandi. 

Namun, pihak keluarga tak percaya begitu saja. 

Pihak keluarga menaruh curiga lantaran jasad korban penuh dengan luka. 

Ada luka lebam di tubuh korban dan bekas sundutan rokok di kaki korban. 

Pihak keluarga kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Glenmore. 

Kasus penganiayaan Santri yang berakhir tragis ini memantik reaksi publik di jagat media sosial. 

Ayah David Ozora, Jonathan Latumahina turut berkomentar terkait kasus tersebut. 

Diketahui, David Ozora pernah menjadi korban penganiayaan dari pelaku bernama Mario Dandy, yang kini sudah divonis penjara. 

Dalam akun X (dulu Twitter) @seeksixsuck, Jonathan mengatakan kasus tewasnya santri di Kediri terbilang rumit. 

"Rumit banget kasus kediri, semoga keluarga korban istiqomah lanjut proses hukum dengan masifnya desakan keluarga pelaku untuk damai. Doakan tuips, kasus rumit ini," tulisnya. 

Ia juga menuliskan alasan kasus tersebut rumit. 

Pasalnya, korban dengan salah satu pelaku masih bersaudara.

"Salah satu pelaku adalah sodara korban, pelaku dan korban dibesarkan dan dipondokkan oleh orang yang sama. Apapun itu, bagaimanapun itu keadilan bagi korban harus ditegakkan. Itu yamg paling utama dan prioritas, bukan yang lain," tambahnya. 

Pelaku berjumlah 4 orang

Mereka berinisial MN (18) seorang pelajar kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Kota Surabaya.

Pihak keluarga korban melapor ke Polsek Glenmore, Banyuwangi pada 24 Februari 2024. 

Polisi sudah menetapkan status tersangka kepada keempat orang pada 25 Februari. 

Pihak Pesantren Al Hanifiyah awalnya mengetahui penyebab tewasnya Bintang karena terpeleset dari kamar mandi. 

Pengasuh pesantren Al Hanifiyah, Fatihunada segera membantu pemulangan jenazah ke Banyuwangi begitu mengetahui santrinya meninggal dunia pada Jumat (23/2/2024). 

Bahkan, dirinya juga turut serta mendampingi pemulangan itu bersama sejumlah pengurus lainnya.

Hingga saat itu pun, menurutnya, dirinya tidak menyangka santrinya itu adalah korban penganiayaan.

"(perihal penganiayaan) tidak tahu sama sekali. Jadi di luar prediksi saya dugaan semacam itu. Lawong dari awal bilangnya terpeleset,” ujarnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow