Ucapan Berkelas Fabregas Usai Klub Milik Grup Djarum Cetak Sejarah, Jay Idzes dkk Terdampak
SUPERBALL.ID – Benar-benar di luar perkiraan Cesc Fabregas, klub milik Grup Djarum Como membungkam juara bertahan Liga Europa Atalanta.
Kemenangan historis 3-2 itu dicetak Como di depan para pendukungnya sendiri di Stadion Gewiss, Bergamo, Rabu (25/9/2024) dini hari WIB.
Itu merupakan kemenanan pertama Como di Serie A Liga Italia dalam 21 tahun.
Sejak Mei 2003, klub berjuluk Lariani itu belum pernah memenangi pertandingan di kasta tertinggi sepak bola Italia, seusai mengalahkan Torino di hari terakhir musim 2002-2003.
Como sudah terdegradasi ke Serie B saat mengalahkan tim Turin itu dengan skor 1-0, lalu harus menunggu lebih dari dua dekade sebelum merasakan kemenangan lagi melawan tim elite.
Sungguh waktu yang teramat lama, sampai tak terbayangkan kapan bisa merasakannya kembali.
Namun, ketika kemenangan benar-benar tiba, hasil itu terjadi dalam situasi yang paling tidak terduga.
Tak terduga? Ya, karena kemenangan tandang melawan Atalanta asuhan Gian Piero Gasperini itu terjadi di Stadion Gewiss, tempat yang sama di mana Arsenal gagal mencetak gol kurang dari seminggu yang lalu.
Baca Juga: Thom Haye Sakit Hati Gagal Gabung Como 1907 karena Dana, Bukan Kualitas
Pertandingan yang seharusnya pada Senin malam waktu setempat itu sempat ditunda setelah hujan terus turun sekitar 5 jam.
Kick-off kemudian ditunda lagi 1 jam sebelum wasit Paride Tremolada membatalkannya setelah keluar 4 kali untuk menguji keadaan lapangan yang tergenang air.
Setelah dijadwalkan ulang 24 jam kemudian, penantian Como tidak sia-sia.
Hampir semua pemain Atalanta yakin menang, karena klub berjuluk La Dea itu menahan imbang Arsenal di Liga Champions lima hari sebelumnya di arena yang sama.
Keyakinan itu sepertinya tak berubah ketika Davide Zappacosta mencetak gol pembuka dari tendangan sudut di 20 menit pembukaan.
Bek kanan, yang biasanya tak mencetak gol, itu menampilkan teknik hebat untuk menguasai bola dan menjaganya tetap rendah, lalu menaklukkan kiper Como, Emil Audero Mulyadi.
Banyak yang mengira Como akan menyerah dan gol-gol akan berpihak pada Atalanta, namun pertandingan tidak berjalan sesuai rencana. Como mempertahankan performanya, dan Atalanta tidak memiliki ritme seperti biasanya, sehingga sulit untuk mengubah kecepatannya.
Setelah gol di menit ke-18 itu, banyak yang mengira Como akan menyerah dan gol-gol akan berpihak pada Atalanta.
Namun, pertandingan tak berjalan sesuai rencana.
Como mempertahankan performanya, dan Atalanta tidak memiliki ritme seperti biasanya, sehingga sulit untuk mengubah kecepatannya.
Ketika babak kedua baru berumur 45 detik, Como menyamakan skor melalui upaya indah Gabriel Strefezza.
Baca Juga: Juventus Sadarkan Klub Milik Djarum dengan Skor Telak, Apa Respons Fabregas?
Pemain Brasil itu memotong bola menyusul umpan backheel yang cerdik dari Sergi Roberto untuk melepaskan tembakan melewati kiper Atalanta, Marco Carnesecchi.
Strefezza, salah satu pemain terbaik di lapangan selama babak pertama, mendapatkan ganjarannya dengan gol yang luar biasa.
Tim tandang kini menimbulkan masalah serius bagi tuan rumah.
Nico Paz, yang dipinjam dari Real Madrid, mungkin menjadi penyebab terbesarnya.
Gelandang serang itu turun di antara lini dan menghubungkan permainan Como.
Paz, yang baru berusia 20 tahun, memiliki masa depan cerah dan Fabregas kemungkinan akan bergantung pada pemain muda tersebut untuk membantu Como bertahan di Serie A musim ini.
Skor 1-1 berubah menjadi 2-1 untuk Como, karena tembakan spekulatif Paz dari jarak jauh dibelokkan secara masif oleh Sead Kolasinac, sehingga bola perlahan mengalir ke gawangnya sendiri.
Como lantas berada dalam posisi dominan dan mulai memainkan sepak bola yang bagus.
Como akhirnya kembali menciptakan gol terbaik, dengan Paz sekali lagi menjadi jantungnya.
Di tengah lingkaran, pemain Argentina itu melepaskan umpan panjang melewati bagian atas pertahanan dan masuk ke jalur Alieu Fadera di sisi kiri.
Pemain sayap Como itu berhadapan dengan Marten De Roon dalam duel satu lawan satu, namun Fadera memutar pemain Belanda itu seperti kue pretzel, berputar ke satu arah lalu ke arah lain sebelum dengan tenang memasukkan bola melewati Carnesecchi untuk memberi Como keunggulan 2 gol.
Ademola Lookman berhasil membalaskan 1 gol melalui penalti di ujung laga, tepatnya menit ke-90+9.
Namun, waktu sudah tak cukup bagi Atalanta untuk kembali mencetak gol.
Maka, setelah 7.803 hari, Como akhirnya kembali meraih kemenangan di Serie A.
Kemenangan tersebut membawa mereka keluar dari zona degradasi dan masuk ke papan tengah klasemen.
Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini mengaku telah merotasi timnya menjelang pertandingan, namun perubahan tersebut tidak berhasil.
“Kami keluar dari pertandingan ini dengan sangat buruk. Kami melakukan beberapa perubahan untuk mencoba pemain lain, tapi kami jelas tidak memainkan pertandingan yang bagus, Como tampil lebih baik dari kami,” akunya.
Sementara itu, Pelatih Como Cesc Fabregas memuji para pemainnya dengan mengatakan, “Saya senang dengan segalanya. Kami layak mendapatkan lebih banyak lagi. Kami melatih taktik dan teknik, tapi saya meminta para pemain lebih dari apa pun untuk memiliki kepribadian.”
Sebelum bertanding, dia sempat mengaku kasihan kepada para pemain Como karena kemenangan tak kunjung datang, meski telah berupaya keras.
Akan tetapi, setelah kini berhasil menikmati hasilnya dengan penampilan terbaik, Fabregas mengingatkan, “Ini baru permulaan.”
Dalam klasemen Serie A, Como menempati posisi ke-15 dengan 5 poin dari 5 laga.
Sedangkan Atalanta turun ke posisi ke-12 dengan 6 poin.
Venezia, yang diperkuat Jay Idzes, terkena dampak negatif dari perubahan Como itu.
Setelah sebelumnya lepas dari zona degradasi berkat menang 2-0 atas Genoa, Idzes dkk kembali terjerembab ke sana, persisnya di posisi ke-18 dengan 4 poin.
Pada jadwal pekan keenam, Como akan menjamu Hellas Verona, 29 September, sedangkan Venezia bertandang ke Roma.