Sinyal Kaesang Mundur dari Pilkada dan Kans Kecil untuk Terpilih
Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang juga merupakan anak bungsu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep memberi sinyal untuk absen mengikuti Pilkada 2024.
Kaesang sebelumnya digadang-gadang bakal meramaikan bursa kepala daerah untuk Pemilihan Gubernur (pilgub) baik di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Rencana Kaesang untuk maju Pilkada dikaitkan dengan adanya unggahan foto pencalonannya sebagai paslon untuk Pilgub DKI Jakarta yang sempat diunggah oleh sejumlah publik figur.
Baca Juga : Menanti Langkah Kaesang, Pilih Temani Istri atau Pilkada Jateng?
Di samping itu, Keputusan Mahkamah Agung dengan mengubah batas usia pendaftaran calon kepala daerah turut dikaitkan dengan rencana adik dari Gibran Rakabuming Raka itu.
Kaesang pun juga sempat melancarkan safari politik ke beberapa petinggi partai politik. Namun, hal itu disebut hanya sebagai upaya menggandeng koalisi untuk pemenangan Pilkada.
Baca Juga : : Kaesang Kasih Kode Batal Ikut Pilkada 2024, Ini Penyebabnya
Kaesang mengatakan baru memberikan kejutan terkait dengan keputusan maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada Agustus.
Kaesang menuturkan, akan ada kejutan tentang maju atau tidak dirinya pada Pilkada Jakarta 2024.
Baca Juga : : PSI Umumkan Deretan Calon Kepala Daerah, Nama Kaesang Belum Ada
“Kan sudah saya sampaikan, tunggu kejutannya nanti pada Agustus,” ujar Kaesang seperti dilansir Antara, Jumat (7/6/2024).
Belakangan, Kaesang justru mengaku bakal menemani sang istri, Erina Gundono untuk melanjutkan studi magister di luar negeri.
Hal tersebut disampaikannya ketika ditanya perihal kelanjutan pencalonannya di Pilkada serentak, terkhusus di DKI Jakarta dan Jawa Tengah
“Jawaban saya adalah saya akan menemani istri saya,” katanya usai penyerahan rekomendasi pencalonan Pilkada serentak di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (2/8/2024).
Kans Kaesang di Pilgub Jateng
Lembaga Survei Indonesia (LSI) membuat simulasi top of mind atau yang disebut pertama kali oleh responden sebagai bakal calon gubernur pada Pilkada Jateng. Survei dilakukan pada periode 21–26 Juni 2024 dengan target survei adalah warga negara Indonesia di Jateng yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon.
Wawancara survei ini menggunakan metode telepon. Hasilnya menunjukkan nama Ahmad Luthfi menjadi nama yang paling banyak disebut responden dengan elektabilitas 5,2%.
Kaesang Pangarep berada di posisi berikutnya dengan 2,5%, sedangkan Sudaryono mencatatkan 2,1%.
Dalam survei berbeda yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia, Kaesang Pangarep sebaliknya menjadi sosok terpopuler untuk dipilih jika mencalonkan diri menjadi calon Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada Serentak 2024.
Berdasarkan survei pada 10–17 Juni 2024, Indikator Politik Indonesia melaporkan ada 10 nama yang diajukan kepada 800 orang responden di wilayah Jawa Tengah dengan margin of error 3,5% dan tingkat kepercayaan 95%.
Hasilnya, nama Kaesang Pangarep mendapatkan suara tertinggi yakni sebesar 22,8%. Ahmad Luthfi menyusul dengan elektabilitas 18,7%, kemudian ada Taj Yasin Maimoen 12,7%.
Kaesang Minim Peluang di Pilgub DKI Jakarta
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menilai kemungkinan munculnya kuda hitam di Pilkada Jakarta 2024 sangat kecil.
Hal itu terungkap dari hasil survei terbaru lembaga survei Indikator Politik Indonesia terhadap 800 responden dengan margin of error 3,5% pada tingkat kepercayaan 95% di wilayah Jakarta.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa ada 40 nama tokoh nasional yang sudah diajukan kepada warga DKI Jakarta untuk dipilih berdasarkan rasa ketertarikan guna mengetahui kuda hitam yang muncul.
Istilah kuda hitam ini merujuk kepada peserta dalam pertandingan yang semula tidak diperhitungkan, tetapi akhirnya menjadi pemenang.
Burhanuddin mengatakan bahwa 40 nama itu tidak asing di telinga warga DKI Jakarta antara lain Tri Rismaharini, Sudirman Said, Grace Natalie, Basuki Hadimuljono, Kaesang Pangarep hingga Haris Azhar.
“Dari 40 nama ini hanya ada tiga nama yang menonjol sementara nama lainnya hanya di bawah 2% untuk Pilkada Serentak DKI Jakarta,” tuturnya di Jakarta, Kamis (25/7/2024).
Ketiga nama itu, menurut Burhanuddin adalah Anies Baswedan yang meraih 41,7% responden, Basuki Tjahaja Purnama 27% dan Ridwan Kamil 15,4% responden.
“Anies Baswedan paling banyak dipilih, lalu Ahok dan Ridwan Kamil,” katanya.
Maka dari itu, Burhanuddin meyakini tidak akan ada kuda hitam di Pilkada Serentak di Jakarta. Pasalnya, jika ada kuda hitam yang dimunculkan, nama tersebut sulit untuk ditingkatkan elektabilitasnya dengan sisa waktu yang tersisa untuk perhelatan Pilkada 2024.
“Jadi tidak mudah menaikan elektabilitas di Jakarta dan tidak mudah mendapatkan dukungan dari warga Jakarta,” ujarnya.
Adapun berdasarkan survei ini, nama Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep juga tercatat hanya meraih elektabilitas di bawah 2%.
Bahkan, menurut Burhanuddin, jika Ahok tidak ikut di Pilkada Jakarta 2024 dan digantikan oleh Kaesang, nama Anies tetap meraih posisi tertinggi disusul oleh Ridwan Kamil. Artinya jika Ahok tidak mengikuti Pilkada Jakarta, maka suaranya akan lari ke Anies Baswedan dan Ridwan Kamil.
“Kaesang hanya mendapatkan 5,7% dan Ridwan Kamil 33,8%, lalu Pak Anies 48,8%,” katanya.