Krisis di Laut Merah, Korea Selatan Buat Empat Kapal Pengangkut Mobil

Kementerian Kelautan Korea Selatan akan membangun empat kapal untuk mengatasi kekurangan pasokan akibat krisis di Laut Merah

Krisis di Laut Merah, Korea Selatan Buat Empat Kapal Pengangkut Mobil

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya telah menyepakati kontrak dengan perusahaan kelautan milik negara untuk membangun dan menyewakan empat kapal pengangkut mobil. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan pasokan kapal pelayaran di tengah gangguan yang tengah berlangsung di Laut Merah.

“Kesepakatan ini diharapkan dapat mendukung ekspor mobil Korea Selatan dengan mengurangi kemacetan pengiriman mobil di tengah situasi Laut Merah dan kekurangan kapal pengangkut,” kata Menteri Kelautan Korea Selatan Kang Do-hyung, seperti yang dilaporkan Yonhap, Senin 5 Februari 2024.

Kang menuturkan bahwa kontrak tersebut dilatarbelakangi oleh terhambatnya impor mobil produksi dalam negeri akibat kekurangan operator global yang berkepanjangan di Laut Merah.

Berdasarkan kontrak tersebut, Korea Ocean Business Corp yang dikelola negara Korea Selatan akan membangun dan menyewakan empat kapal pengangkut mobil dan truk murni (PCTC) yang masing-masing berkapasitas 10.800 unit setara mobil (CEU) kepada Hyundai Glovis Co.

Diperkirakan pembangunan empat kapal pengangkut mobil dan truk murni tersebut selesai pada 2027.

Menurut rencana, kapal-kapal tersebut akan menggunakan teknologi ramah lingkungan dan rendah karbon agar selaras dengan peraturan lingkungan hidup global.

Adapun pengiriman mobil buatan dalam negeri Korea Selatan ke luar negeri pada Januari lalu meningkat selama 19 bulan berturut-turut dengan kenaikan mencapai 24,8 persen menjadi 6,2 miliar atau sekitar Rp97,3 triliun.

Kelompok Houthi Yaman telah menargetkan kapal kargo di Laut Merah yang dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan Israel atau mengangkut barang ke dan dari Israel. Serangan ini sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza, yang menjadi korban serangan Israel sejak 7 Oktober.

Dengan meningkatnya ketegangan akibat serangan udara gabungan Amerika Serikat dan Inggris terhadap sasaran Houthi di Yaman, kelompok tersebut menyatakan bahwa mereka menganggap semua kapal Amerika dan Inggris sebagai sasaran militer yang sah.

Pilihan Editor: AS Berencana Terus Menyerang Yaman, Houthi: Kami Tetap Bela Gaza!

ANTARA

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow