Informasi Terpercaya Masa Kini

10 Cara Menyapih agar Anak 2 Tahun Berhenti Minum ASI

0 1

Memasuki usia 2 tahun biasanya para ibu menyudahi proses mengASIhi. Ketahui cara menyapih anak 2 tahun berhenti minum ASI agar Si Kecil tak lagi cranky ya, Bun.

Menyapih anak tidaklah selalu mudah. Sering kali para ibu merasa tidak tega dan bahkan merasa bersalah dengan proses menyapih. Tidak jarang, agenda menyusui kembali berlanjut dan proses menyapih pun gagal begitu saja.

Apa itu menyapih anak?

Menyapih anak merupakan proses berhenti menyusui ya, Bunda. Menyapih dari menyusui biasanya dilakukan saat anak memasuki usia 2 tahun atau saat anak siap untuk berhenti menyusui.

Keputusan menyapih merupakan keputusan pribadi dan akan berbeda untuk setiap orang ya, Bunda. Setiap anak mungkin siap untuk disapih atau berhenti menyusui pada usia yang berbeda satu sama lain seperti dikutip dari laman CDC.

Beberapa anak secara bertahap akan mulai menunjukkan minat yang lebih besar untuk makan makanan padat dan kurang tertarik untuk menyusui. Yang lain mungkin ingin berhenti menyusui lebih tiba-tiba dan sebagian lainnya menuntaskan hingga usianya masuk 2 tahun.

Bahkan, tidak jarang ada yang melewati proses menyapih di usia lebih dari tahun. Apa pun itu, pastikan Bunda untuk benar-benar siap melewatinya meskipun waktu satu sama lain saling berbeda karena hal tersebut adalah keputusan pribadi.

Baca Juga : MenyapihBenarkah anak 2 tahun harus disapih agar berhenti menyusui?

Kebanyakan ahli sepakat bahwa menyusui selama tahun pertama kehidupan adalah yang paling bermanfaat bagi bayi Bunda. Setelah itu, bayi sering kali kehilangan minat untuk menyusu karena mereka menjadi lebih banyak bergerak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan menyusui selama 2 tahun pertama kehidupan.

Pada praktiknya, keputusan kapan bayi perlu disapih, tentunya bergantung pada keputusan masing-masing individu ya, Bunda. Serta bergantung juga pada usia Si Kecil dan kebutuhannya untuk menyusu. Pastikan Si Kecil dan juga Bunda benar-benar siap untuk proses tersebut. 

Jika Bunda sudah siap melakukan proses menyapih, ada baiknya memulainya dengan mengurangi jumlah ASI secara perlahan akan melindungi bayi Bunda selama masa penyapihan dan juga akan membantu Bunda menghindari masalah seperti mastitis seperti dikutip dari laman Better Health.

Dampak menyusui anak lebih dari 2 tahun

Selama Si Kecil makan yang cukup serta terus menyusui, sebenarnya tidak ada kekurangan untuk tetap menyusuinya setelah anak berusia 2 tahun. Namun, orang mungkin menghadapi kendala untuk menyusui, terutama jika mereka tidak memiliki dukungan keluarga atau sosial.

Beberapa dampak menyusui anak lebih dari 2 tahun yang mungkin timbul di antaranya sebagai berikut ya, Bunda:

1. Stigma budaya

Di sebagian besar negara, menyusui dalam jangka waktu lama bukanlah ‘norma’ budaya. Seseorang mungkin menghadapi rasa malu dan penghakiman, tidak menerima dukungan yang memadai dari pasangan atau keluarga mereka, dan merasa seperti teman-teman mereka mengisolasi atau menghakimi mereka.

2. Waktu

Menyusui membutuhkan waktu dan usaha. Waktu seseorang sangat berharga, dan mereka yang memiliki anak kecil mungkin sudah berjuang untuk memiliki cukup waktu untuk tidur, bekerja, hobi, dan perawatan diri. Pilihan pemberian makanan lain, seperti susu formula dan botol susu, bisa lebih nyaman.

3. Masalah tempat kerja

Bekerja di luar rumah dapat membuat menyusui menjadi sulit, terutama jika seseorang bekerja berjam-jam. Beberapa orang mungkin menghadapi tekanan di tempat kerja untuk berhenti menyusui, atau mereka mungkin harus menantang hak mereka untuk istirahat memompa. 

4. Kesuburan

Menyusui dapat menekan ovulasi, tetapi kemungkinan ini menurun seiring bertambahnya usia bayi. Orang yang menstruasinya belum kembali dan ingin hamil mungkin perlu mengurangi menyusui seperti dikutip dari laman Medical News Today.

Apa saja tanda bayi sudah siap disapih?

Kesiapan untuk menyapih bayi memang perlu memperhatikan kesiapan dari ibu dan juga bayi yang bersangkutan. Karenanya, kenali apa saja tanda bayi sudah siap untuk disapih melalui beberapa sinyal berikut ini ya, Bunda:

1. Anak tampak tidak tertarik atau rewel saat menyusui.

2. Menyusui dalam sesi yang lebih singkat dari sebelumnya.

3. Mudah teralihkan perhatiannya saat menyusui.

4. Bermain-main di payudara, seperti terus menerus menarik dan melepaskan atau menggigit.

5. Menyusui hanya untuk kenyamanan (mengisap payudara tetapi tida mengeluarkan ASI) seperti dikutip dari laman Kidshealth.

10 Cara menyapih agar anak 2 tahun berhenti minum ASI

Saat Bunda siap berhenti menyusui, sebaiknya bicarakan dengan dokter atau konsultan laktasi terlebih dahulu untuk membuat rencana yang bisa dipersonalisasi. Terutama, ketika Bunda mengalami kesulitan menyusui tentunya sangat bermanfaat jika meminta bantuan ahli.

Secara teknis, berikut ini beberapa cara menyapih agar anak 2 tahun berhenti minum ASI ya, Bunda:

1. Kenali tanda-tandanya

Jika Bunda ingin mulai menyapih, carilah tanda-tanda bahwa anak Anda sudah siap, yang menurut The National Health Society di antaranya yakni mereka bersiap acuh tak acuh atau rewel selama sesi menyusui, kehilangan refleks untuk menjulurkan lidahnya, mengungkapkan minarnya pada makanan yang Bunda makan, dan lainnya.

2. Tetapkan jadwal

Saat Bunda siap untuk berhenti menyusui, berikan diri sendiri waktu sebulan penuh untuk menjalani proses tersebut. Menyisihkan banyak waktu dapat memberikan ruang bagi Bunda dan Si Kecil bernapas ekstra dalam menghadapi rintangan.

3. Mulai secara perlahan

Memasuki rutinitas penyapihan secara bertahap memungkinkan Bunda dan Si kecil menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Bunda dapat mulai dengan menghentikan satu sesi menyusui per minggu dan secara bertahap hentikan pemberian ASI.

4. Berikan kenyamanan fisik

Bayi yang disusui terbiasa dengan kontak kulit ke kulit, jadi saat menyapihnya, ada baiknya untuk memberikan koneksi fisik dengan cara lain. 

5. Pertimbangkan Si Kecil yang berinisiatif disapih

Beberapa bayi lebih suka disapih saat mereka memegang kendali. Singkatnya, Bunda menyusui Si Kecil saat mereka menginginkannya tetapi Bunda tidak benar-benar memulainya. Ini bukanlah strategi penyapihan tercepat, tetapi memastikan kebutuhan bayi terpenuhi.

6. Ubah rutinitas pemberian ASI

Jika bayi menolak pemberian susu dari botol, biarkan anggota keluarga lainnya membantu memberikannya pada SI Kecil. Atau, jika biasanya Bunda menyusui di kamar tidur, cobalah untuk menyusuinya di ruang tamu dan menggendongnya dalam posisi lain.

7. Bersiap untuk penolakan

Wajar jika bayi menolak disapih ya, Bunda. Ketahuilah bahwa setelah satu atau dua hari mereka disapih, sebagian besar bayi akan mulai makan makanan dan minum dari botol atau cangkir tanpa masalah. 

8. Kurangi durasi menyusui

Pilihan untuk menyapih bukanlah satu-satunya untuk dipenuhi secara langsung. Banyak orang tua yang mempraktikkan untuk menyapih sebagian yaitu dengan memberikan susu botol di siang hari dan menyusui saat Bunda sudah di rumah.

9. Kenali emosi diri sendiri

Bayi bukanlah satu-satunya yang harus menyesuaikan diri dengan penyapihan. Bunda pun perlu menghadapi pusaran emosi yang mungkin muncul. Dan, meskipun Bunda senang melihat perjalanan menyusui berakhir, wajar juga untuk merasakan sedikit nostalgia tentang bayi yang mulai bertambah besar.

10. Hindari pembengkakan

Alasan menyapih secara bertahan yakni salah satunya menghindari pembengkakan pada payudara ya, Bunda. Seperti diketahui bahwa saluran susu tidak menyadari bahwa mereka perlu mengurangi produksi ASI, dan semua ASI tersebut tidak dapat disalurkan. Jika payudara bengkak, redakan rasa sakitnya dengan kompres es dingin atau asetamonofen seperti dikutip dari laman Parents.

Bolehkah menyapih anak dengan mengolesi puting payudara dengan kopi atau jamu?

Melancarkan aksi menyapih, setiap ibu memang memiliki cara tersendiri. Tak terkecuali mengolesi puting payudara dengan kopi atau jamu. Hmm, sebenarnya hal itu diperbolehkan enggak ya, Bunda?

Ya, mengoleskan sesuatu dengan rasa kuat di puting saat menyapih memang jadi jalan ninja banyak busui. Tidak jarang, mereka mengolesi putingnya dengan bawang putih, minyak kayu putih, atau produk pedas lainnya untuk menghentikan balita menyusu.

Sebenarnya ini memang jadi pertanyaan umum di kalangan ibu menyusui dan hal ini justru menunjukkan bahwa ada masalah kurangnya informasi dalam tahapan penyapihan Si Kecil. Memang ya, Bunda, menyapih Si Kecil tidaklah mudah. Butuh dukungan dan bantuan dari support system terdekat,

Selain itu, penyapihan bertahap sebenarnya sangatlah direkomendasikan dan akan berjalan optimal meski membutuhkan waktu yang lebih panjang daripada instan dengan mengolesi puting dengan makanan atau minuman tertentu.

Karenanya, pastikan dalam penyapihan para ibu tidak berjalan sendirian. Carilah dukungan dari keluarga serta konsultan laktasi untuk mendapatkan cara terbaik bagi Bunda dan Si Kecil. Dengan begitu, Bunda tidak merasa sendirian selama proses berlangsung dan tahu apa yang harus dilakukan serta bagaimana cara mengatasinya.

Ketimbang mengolesi puting dengan sesuatu, Bunda dapat menjelaskan kepada anak sebelumnya mengenai penyapihan, tergantung pada usia dan kemampuan mereka untuk memahami apa yang akan terjadi. 

Setelah selesai menyusu, mungkin mereka akan menangis, marah, atau tantrum. Dalam kondisi ini, dukungan emosional dari keluarga dan pasangan perlu diberikan para anggota keluarga. Bunda dapat juga mencari dukungan untuk tindakan apa yang perlu dilakukan, apakah menggendongnya atau menyanyikan lagu, atau lainnya.

Meskipun cara ini tidak selalu berhasil, tetapi lambat laun Si Kecil akan menyudahi proses menyusunya ketimbang dipaksa secara mendadak ya, Bunda. Dalam perjalanannya, ada kemungkinan anak akan meminta ASI lagi seperti dikutip dari laman Lactapp.

Jadi, penting diingat bahwa menjelaskan pada anak tentang penyapihan sangatlah penting. Jika mereka ingin menysu, hal yang sama akan terjadi seperti saat pertama kali dan Bunda harus mengulang semua dukungan emosional pada Si Kecil.

Jika berhasil dan anak berhenti menyusui, periksa perkembangan produksi ASI Bunda. Jika perlu, keluarkan ASI sebanyak yang diperlukan agar payudara tidak terasa sesak dan nyaman. Bunda juga bisa mengompresnya dengan air dingin agar lebih nyaman.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Pilihan Redaksi

  • Berapa Lama Payudara Kembali Normal setelah Menyapih? Ini Penyebab & Cara Mengatasinya
  • Kesha Ratuliu Putuskan Menyapih Anak karena Kerap Alami Flek di Kehamilan Ketiga
  • Mengenal Depresi Usai Menyusui, Gangguan Kesehatan Mental Pasca Menyapih Si Kecil

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Leave a comment