Apakah Penderita Hipertensi Harus Minum Obat Seumur Hidup?
TEMPO.CO, Jakarta – Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Obat-obatan dapat membantu menurunkan tekanan darah. Namun, keputusan untuk mengonsumsinya bergantung pada tingkat tekanan darah dan risiko komplikasi yang mungkin Anda hadapi.
Dilansir dari Hopkins Medicine, tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah ke dinding bagian dalam arteri. Tekanan ini secara alami mengalami fluktuasi sepanjang hari—menurun saat Anda rileks atau tidur, naik di pagi hari, dan sementara meningkat ketika Anda mengalami stres, bersemangat, atau berolahraga.
Namun, jika tekanan darah dalam keadaan istirahat tetap tinggi, kondisi ini dapat merusak, meningkatkan risiko, atau melemahkan pembuluh darah. Dampaknya bisa menggandakan risiko serangan jantung, meningkatkan kemungkinan stroke, meningkatkan risiko gagal jantung, gangguan penglihatan, masalah ginjal, demensia, serta gangguan sirkulasi seperti penyakit arteri perifer (yang menyebabkan nyeri pada kaki). Tekanan darah tinggi juga bisa melemahkan tulang dan menyebabkan disfungsi ereksi pada pria.
Jika tekanan darah Anda tinggi, beberapa langkah seperti menurunkan berat badan, mengurangi konsumsi garam, dan meningkatkan aktivitas fisik dapat membantu. Mengurangi atau menghindari alkohol serta berhenti merokok juga disarankan. Pengobatan dengan antihipertensi juga bisa menjadi pilihan.
Keputusan untuk mengonsumsi obat penurun tekanan darah bergantung pada beberapa faktor: seberapa tinggi tekanan darah Anda, risiko kesehatan lainnya, serta manfaat dan risiko dari pengobatan yang perlu dipertimbangkan sesuai kebutuhan pribadi Anda.
Apakah penderita hipertensi harus minum obat sepanjang hidup?
Dilansir dari Vinmec, obat tekanan darah perlu dikonsumsi seumur hidup dengan dosis yang disesuaikan sesuai resep dokter. Pengobatan hipertensi bertujuan mencegah serta menghindari komplikasi penyakit yang berbahaya. Selain itu, mempertahankan pengobatan penting untuk mencegah kekambuhan dan meminimalkan perkembangan kondisi yang lebih serius.
Obat antihipertensi harus dikonsumsi setiap hari seumur hidup sesuai resep dokter spesialis, dan pasien perlu rutin memeriksakan diri ke rumah sakit. Menjadwalkan pemeriksaan secara berkala memungkinkan dokter memantau kondisi dan menyesuaikan pengobatan tepat waktu demi efektivitas penyembuhan yang optimal.
Namun, banyak pasien menghentikan pengobatan setelah beberapa waktu merasa stabil. Tindakan ini berbahaya karena tidak hanya gagal mencegah komplikasi hipertensi, tetapi juga dapat memperburuk kondisi pasien.
Pasien harus benar-benar mematuhi jadwal minum obat, karena obat tekanan darah bertindak sebagai “penjaga” tekanan darah tetap stabil. Jangan berhenti minum obat hanya karena tekanan darah sudah normal atau karena alasan lain seperti malas atau lupa.
Pengalaman menunjukkan bahwa banyak kasus darurat seperti stroke atau gagal jantung terjadi karena lonjakan tekanan darah yang mendadak. Maka dari itu, bagi mereka yang menderita hipertensi, minum obat tekanan darah secara teratur adalah kebutuhan seumur hidup.
NCBI.NLM.NIH.GOV
Pilihan Editor: Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi