7 Kebiasaan Sepele Penyebab Serangan Jantung
Mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga secara teratur merupakan kebiasaan penting untuk mencegah serangan jantung. Namun, tahukah bahwa seseorang bisa merusak semua upaya tersebut dengan kebiasaan sepele?
Melansir dari laman Cleveland Clinic, serangan jantung adalah kondisi berbahaya yang terjadi karena aliran darah ke sebagian otot jantung tidak mencukupi. Kurangnya aliran darah ini dapat terjadi karena berbagai faktor, tetapi biasanya terkait dengan penyumbatan di satu atau beberapa arteri jantung.
Gaya hidup merupakan salah satu faktor yang paling memengaruhi kesehatan jantung. Bahkan, kebiasaan tertentu dapat menyebabkan penyakit jantung dan kebiasaan lainnya juga bisa menurunkan risiko atau membuat Bunda tetap sehat.
7 Kebiasaan sepele penyebab serangan jantung
Berikut adalah beberapa kebiasaan umum yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung yang perlu Bunda waspadai:
1. Duduk sepanjang hari
Sebuah studi internasional yang melakukan survei lebih dari 100.000 orang di 21 negara menemukan bahwa orang yang duduk selama enam hingga delapan jam sehari memiliki peluang 12 hingga 13 persen lebih tinggi meninggal di usia muda dan menderita penyakit jantung.
Melansir dari laman EVERYDAY HEALTH, sementara mereka yang duduk selama lebih dari delapan jam setiap hari, risiko tersebut melonjak hingga 20 persen, menurut sebuah jurnal JAMA Cardiology.
Baca Juga : 7 Jenis Penyakit Jantung yang Biasa Menyerang Anak
Untuk mencegahnya, American Heart Association (AHA) mengatakan berjalan kaki dengan kecepatan tinggi setidaknya 150 menit seminggu dapat membantu Bunda mengurangi risiko penyakit jantung. Olahraga sedang selama setengah jam hingga lima kali seminggu akan melindungi jantung.
2. Menghabiskan terlalu banyak waktu sendiri
Menurut tinjauan yang diterbitkan pada 2022 di Journal of the American Heart Association, isolasi sosial dan kesepian dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung, stroke, atau kematian akibat keduanya sebesar 30 persen.
Para peneliti menemukan bahwa isolasi dan kesepian mungkin meningkat selama pandemi COVID-19, khususnya di kalangan anak muda berusia 18 hingga 25 tahun, orang dewasa yang lebih tua, perempuan, dan individu berpenghasilan rendah.
Untuk meminimalkan dampak buruk tersebut, Bunda disarankan terus berhubungan dengan orang lain, meskipun secara virtual. Selain itu, jika memiliki lingkungan sekitar yang berfokus pada gaya hidup sehat, kemungkinan besar Bunda akan terus menjalaninya juga.
3. Kurang tidur
Jantung bekerja keras sepanjang hari, dan jika tidak cukup tidur, sistem kardiovaskular tidak mendapatkan waktu istirahat yang dibutuhkannya. Denyut jantung dan tekanan darah turun selama fase pertama tidur, lalu naik dan turun sebagai respons terhadap mimpi selama fase kedua.
Penelitian yang dipublikasikan pada Oktober 2022 di Journal of the American Heart Association menyoroti bahwa tidur merupakan bagian penting dari kesehatan jantung dan harus dipertimbangkan saat mengevaluasi status kardiovaskular seseorang.
Tidur yang kurang dan berkualitas buruk serta memiliki gangguan tidur dikaitkan dengan risiko obesitas, hipertensi, dan diabetes yang lebih tinggi. Analisis dari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa durasi tidur yang kurang dikaitkan dengan 48 persen lebih tinggi terkena atau meninggal akibat penyakit jantung koroner dan risiko stroke 15 persen lebih tinggi.
4. Pola makan tidak sehat
Pola makan yang banyak mengandung makanan olahan dengan kandungan lemak tak sehat, natrium, karbohidrat olahan, dan gula tambahan tidak baik untuk kesehatan jantung dan menyebabkan aterosklerosis, penyebab utama penyakit jantung.
Oleh karena itu, Bunda dianjurkan untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi secara teratur. Batasi asupan makanan panggang, keripik, dan makanan olahan lainnya, terutama daging olahan.
5. Merokok
Merokok dan penggunaan tembakau merupakan dua faktor risiko utama penyakit jantung. Zat kimia dalam tembakau merusak pembuluh darah, mengurangi kadar oksigen dalam darah, dan meningkatkan tekanan darah.
Semua faktor ini berkontribusi terhadap masalah kardiovaskular dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
6. Stres
Stres kronis dapat memengaruhi jantung, dan bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung. Saat stres, tubuh melepaskan hormon yang meningkatkan tekanan darah dan detak jantung untuk sementara.
Seiring berjalannya waktu, stres kronis dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan peradangan, yang keduanya meningkatkan risiko penyakit jantung.
Belajar mengenali pemicu stres menjadi salah satu cara yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah penyakit tersebut. Mulai dengan mencari cara sehat untuk mengelolanya seperti mengutamakan perawatan diri, pertimbangkan olahraga, latihan pernapasan, dan menghabiskan waktu bersama orang terkasih.
7. Menghindari pemeriksaan kesehatan
Penyakit jantung dan kondisi kardiovaskular lainnya dapat muncul jika Bunda tidak menyadari tanda-tanda peringatannya. Selain itu, dokter dapat mengidentifikasi tanda-tanda peringatan tersebut jauh lebih mudah.
Di usia 20 atau 30-an, Bunda mungkin tidak memikirkan penyakit jantung. Namun, Bunda perlu meluangkan waktu untuk mengunjungi dokter guna memastikan bahwa Bunda menangani faktor risiko sejak dini sehingga dapat mencegah beberapa dampak negatif yang terjadi.
Pilihan Redaksi
- 5 Cara Menjaga Kesehatan Jantung Janin
- Perawatan Bayi dan Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan
- 7 Artis Korea yang Idap Penyakit Mematikan, Ada Kim Soo Hyun hingga Kim Woo Bin
Nah, itulah beberapa kebiasaan sepele yang ternyata menjadi penyebab serangan jantung. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!