Informasi Terpercaya Masa Kini

Ketahui Durasi Penggunaan Gadget pada Anak yang Disarankan

0 7

Di zaman yang semakin modern ini, penggunaan gadget merupakan satu hal yang tidak bisa lagi dihindari, tak terkecuali pada anak-anak. Menyikapi hal ini, orang tua pun sudah saatnya lebih adaptif dan memanfaatkan teknologi untuk media pembelajaran anak.

Jika kehidupan anak-anak sudah tak bisa dipisahkan dari gadget, ini saatnya bagi Bunda dan Ayah memahami kapan dan berapa lama durasi penggunaan gadget yang aman bagi Si Kecil.

Terlalu banyak konsumsi screen time membawa bahaya pada perkembangan kognitif anak-anak. Mereka akan cenderung mengalami penurunan fokus dan tidak tanggap dalam memecahkan masalah. Untuk itu, orang tua harus tegas mengatur batasan screen time pada anak.

Lantas berapa lamakah durasi penggunaan gadget pada anak yang disarankan oleh banyak ahli? Yuk, simak penjelasan di bawah ini untuk mendapatkan jawabannya, Bunda.

Baca Juga : 5 Cara Membatasi Screen Time pada Anak Menurut Psikolog, Bunda Perlu TahuKapan sebaiknya mengenalkan gadget pada anak?

Menurut World Health Organization (WHO), anak yang berusia di bawah 2 tahun sangat tidak direkomendasikan terkena paparan gadget. Oleh sebab itu, orang tua tak seharusnya mengenalkan anak pada gadget di rentang usia tersebut.

WHO bersama dengan American Academy of Pediatrics (AAP) sepakat membuat aturan bahwa anak baru boleh dikenalkan gadget ketika mereka memasuki usia prasekolah, yakni 3 tahun ke atas. Hal ini sebagai upaya melindungi perkembangan daya otak Si Kecil lebih sempurna.

Walaupun begitu, orang tua tetap perlu ketat untuk menegakkan aturan jadwal dan durasi penggunaan gadget. Dengan begitu, anak-anak tidak akan mengalami ketergantungan terhadap teknologi satu ini.

Durasi penggunaan gadget pada anak yang disarankan

Idealnya, anak-anak hanya boleh menggunakan gadget selama satu jam per hari dengan pendampingan orang dewasa. Dilansir American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, berikut beberapa pertimbangan yang perlu diterapkan dalam mengatur durasi penggunaan gadget pada anak:

  • Anak usia di bawah 2 tahun diperbolehkan terkena paparan gadget apabila hanya sebatas video call bersama orang tua yang berada jauh darinya.
  • Anak usia 2-5 tahun perlu dibatasi konsumsi layar gadget selama 1 jam per hari dengan pendampingan orang dewasa.
  • Singkirkan penggunaan gadget selama 30-60 menit sebelum waktu tidur.

Selain durasi, pemilihan konten yang disaksikan melalui gadget juga memerlukan perhatian khusus. Pilihlah hiburan yang berisikan materi sesuai dengan perkembangan otak di usia mereka. Jangan sampai mereka menyaksikan adegan yang melebihi batas usia yang ditentukan.

Pedoman penggunaan internet sesuai usia

Melansir laman IDAI, berikut aturan yang sebaiknya diterapkan terkait pemberian gadget pada anak sesuai usianya:

– Sampai usia 10 tahun

Anak yang berusia lebih kecil hingga 10 tahun masih butuh pengawasan dan pemantauan untuk memastikan merek tidak terpapar konten negatif. Blok fitur, konten, dan aplikasi yang tidak sesuai dengan usia anak.

– Usia 11-14 tahun

Anak sudah jauh lebih banyak informasi, tapi tetap butuh disupervisi dan dimonitor agar tak terpapar konten negatif. Berikan pengertian mengenai informasi pribadi apa saja yang boleh di-share di internet. Pastikan mereka untuk tidak membagikan informasi pribadi seperti password, nama, alamat, nomor telepon, usia, ras, lokasi sekolah, dan nama teman

– Usia 15-18 tahun

Anak pada usia ini hampir tidak memiliki batas mengenai akses konten, situs, atau aktivitas di dunia maya. Meski remaja lebih update mengenai penggunaan internet, Ayah dan Bunda perlu memberikan batasan pemakaian yang aman. Ingatkan mereka mengenai informasi apa saja yang boleh dibagikan di internet.

Alasan anak di bawah usia 2 tahun tidak boleh diberikan gadget

Ada beragam alasan mengapa anak-anak di bawah usia dua tahun tidak boleh terpapar penggunaan gadget. Ini berkaitan erat dengan perkembangan kinerja otak mereka, Bunda.

Pada webinar beberapa waktu lalu, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial IDAI, Prof. Dr. dr Ahmad Suryawan, SpA(K menerangkan kalau otak anak usia dua tahun sudah mencapai volume 80 persen. Sehingga, mereka hanya perlu mencapai sisa volume 20 persen.

“Batas usia dua tahun tersebut menyimpan gerak perkembangan otak yang pesat. Oleh sebab itu, masa ini disebut sebagai periode emas. Di umur dua tahun, volume otak sudah tumbuh cukup matang,” ungkap dokter yang kerap disapa Wawan ini.

Di sisi lain, anak berusia di bawah dua tahun belum memiliki kondisi otak yang mumpuni. Mereka tak fasih mengenal simbol, menyimpan memori, bahkan memberi perhatian secara penuh.

“Otak anak di bawah dua tahun itu masih amat immature untuk mengenal beragam simbol, menyimpan memori, dan memperhatikan atensi. Alhasil, anak pada rentang usia itu mempunyai keterbatasan dalam memahami pengetahuan dalam bentuk tiga dimensi,” sambungnya.

Mengenalkan anak pada gadget di waktu yang terlalu dini berisiko menimbulkan ketergantungan dan konsumsi screen time yang berlebihan.

Konsumsi screen time yang terlalu banyak memberikan dampak buruk bagi tumbuh kembang anak, terutama pada perkembangan kognitifnya. Hal ini disebutkan oleh dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), Ketua Pengurus Pusat IDAI dalam kesempatan yang sama. 

“Salah satu efek penggunaan layar pada anak adalah perkembangan kognitifnya. Ada penurunan kemampuan pada pemecahan masalah pada anak. Kemampuan kognitif biasanya diperoleh dari pengalaman dunia nyata,” ungkap Piprim.

Seperti yang sudah disebutkan bahwa anak usia di bawah dua tahun sedang mengalami perkembangan otak yang pesat. Kemampuan otak dalam mengasah fungsi kognitif adalah dengan mencerminkan apa yang disaksikan sehari-hari.

Membiarkan anak usia di bawah dua tahun bermain gadget tanpa pendampingan ketat dari orang dewasa, dapat memunculkan risiko keterlambatan anak dalam pembelajaran bahasa dan berujung pada speech delay. Ini tentu hal yang paling dihindari oleh semua orang tua, bukan?

10 Dampak positif penggunaan gadget pada anak

Penggunaan gadget atau konsumsi teknologi oleh anak-anak sebenarnya tak melulu membawa dampak buruk. Aktivitas ini juga dapat memberi manfaat bila diterapkan secara baik dengan pendampingan orang dewasa.

Berikut 10 dampak positif yang bisa anak-anak rasakan dari penggunaan teknologi gadget menurut Twin Science:

1. Pertukaran informasi yang cepat

Anak-anak bisa lebih cepat mengakses informasi yang diinginkan kapan saja melalui gadget. Apapun yang mereka ingin ketahui dan sampaikan kepada orang lain dapat dilakukan dengan mudah tanpa memerlukan ragam hal yang rumit.

2. Mengembangkan keterampilan dasar

Bermain game atau menonton video di gadget sebenarnya dapat membantu anak meningkatkan keterampilan dasar seperti pemikiran kreatifnya, Bunda. Hal ini dapat terasah jika orang tua turut serta mengawasi bagaimana mereka beraktivitas dalam gadget.

Banyak sekali ditemukan pengalaman yang menceritakan bahwa anak-anak terlatih mengembangkan kemampuan bahasa asing melalui gadget, bukan? Nah, hal ini dapat terwujud selama konten yang dikonsumsi sesuai dengan perkembangan usia anak-anak.

3. Bersosialisasi

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan gadget bisa menurunkan kemampuan anak dalam bersosialisasi. Namun, gadget juga bisa melatih daya anak dalam bersosialisasi dan mengenal orang-orang baru dari budaya yang berbeda melalui internet. Ini bisa dilakukan bila anak-anak memahami aturan konsumsi gadget yang tepat dari orang tua.

4. Mengembangkan keterampilan baru

Selain keterampilan dasar, internet serta teknologi juga mengajarkan anak beberapa keterampilan baru yang mungkin merupakan bakat tersembunyi Si Kecil, Bunda.

Sebagai contohnya, dalam gadget ada beberapa aplikasi yang menyediakan alat sebagai media melukis. Nah, dari hal ini mungkin saja anak menemukan jiwa kreativitas baru yang melatih bakat melukis mereka.

5. Mendorong rasa semangat belajar

Teknologi membuka dunia pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Berbagai situs dan aplikasi menyediakan media belajar yang mungkin saja membantu anak untuk mengeksplorasi berbagai mata pelajaran dan mendorong semangatnya dalam belajar.

6. Meningkatkan keterampilan komunikasi

Teknologi memungkinkan anak-anak untuk terhubung dengan anggota keluarga, teman, dan rekan melalui berbagai platform komunikasi seperti panggilan video, aplikasi pengiriman pesan, dan media sosial. 

Melalui komunikasi tertulis dalam pesan atau email, anak-anak belajar tata bahasa dan ejaan yang benar. Panggilan video dan diskusi daring meningkatkan kemampuan mereka untuk mengekspresikan pikiran dan ide dengan jelas dan percaya diri.

7. Menumbuhkan literasi digital

Tumbuh di era yang didominasi teknologi, sangat penting bagi anak-anak untuk memiliki literasi digital. Dengan mengenalkan teknologi sejak usia dini kepada mereka, mereka akan terbiasa dengan cara kerja berbagai perangkat internet. 

8. Memudahkan akses belajar ke berbagai sumber

Sumber daya pendidikan konvensional sangat terbatas. Namun, teknologi menawarkan akses ke beragam konten pendidikan, termasuk buku elektronik dan kursus daring.

Ketersediaan sumber daya pembelajaran yang beragam ini memastikan bahwa anak-anak memiliki akses ke berbagai informasi dan pengetahuan, memberdayakan mereka untuk mengeksplorasi minat mereka lebih luas dan bebas.

9. Menumbuhkan kreativitas dan imajinasi

Teknologi dapat berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk melepaskan kreativitas dan imajinasi anak. Berbagai aplikasi dapat ditemukan untuk memberi anak kesempatan dalam mengekspresikan diri secara artistik dan kreatif. Dengan memberi anak-anak sarana untuk mengeksplorasi kreativitas dan imajinasi, gadget berkontribusi pada perkembangan holistik anak.

10. Membantu anak beradaptasi terhadap keterampilan teknologi

Di dunia yang teknologinya terus berkembang pesat, kemampuan beradaptasi dan menguasai teknologi sangat penting untuk meraih kesuksesan di masa depan. Memperkenalkan teknologi kepada anak-anak sejak usia dini membantu mereka merasa nyaman dengan inovasi dan perubahan. 

10 Dampak negatif penggunaan gadget pada anak

Penggunaan gadget memang sarat akan dampak negatif yang menghantui. Terutama pada anak-anak yang secara mental belum sempurna dalam mengoperasikan teknologi.

Nah, bila Si Kecil seringkali terpapar atau menghabiskan waktu bermain gadget, berikut 10 dampak negatif yang akan mengganggu anak menurut berbagai sumber:

1. Pola dan kualitas tidur menurun

Anak-anak usia 3-5 tahun yang kerap menggunakan gadget memiliki kualitas tidur yang menurun bila dibandingkan anak yang tidak mengonsumsi konten gadget, Bunda. Ini dapat berhubungan dengan pengaruh konten atau cahaya biru.

“Karena pengaruh konten materi dalam media gadget. Mungkin saking senangnya, anak jadi enggak tidur-tidur. Lalu hal lain yang kita tidak pernah tahu adalah efek supresi hormon melatonin di dalam tubuh Si Kecil oleh emisi cahaya biru,” ungkap dr Wawan.

2. Speech delay

Dokter Wawan mengungkapkan ada begitu banyak bukti penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan gadget berisiko membuat anak mengalami speech delay. Banyak sekali ditemukan anak yang belum mampu berbicara sebab ketergantungan pada konten internet.

“Sudah begitu banyak bukti penelitian yang mengaitkan screen time yang berlebihan di usia dini dengan gangguan bicara dan bahasa. Jadi ini sudah tidak bisa terbantahkan karena ini bukan pendapat pribadi personal, tapi ini studi yang banyak,” jelasnya.

Hal ini juga diperkuat oleh kurangnya interaksi orang tua dengan anak. Sehingga, anak-anak tidak terlatih berkomunikasi dengan lancar.

3. Obesitas

Anak yang melakukan screen time secara berlebihan berhubungan erat dengan peningkatan indeks massa tubuh, Bunda. Hal ini juga berkaitan dengan peningkatan berat badan anak di usia selanjutnya.

Dokter Wawan mengungkapkan penelitian menyebut durasi screen time dua jam menyebabkan anak mengalami obesitas. Terlebih jika anak melakukan screen time sambil makan.

“Penggunaan gadget menjadi salah satu pemicu obesitas pada anak. Ini pengaruhnya signifikan kalau ada paparan iklan makanan. Ditambah screen time saat anak makan. Memainkan gadget saat makan itu faktor tidak langsung anak terpicu obesitas. Jadi hati-hati,” jelasnya.

4. Tumbuh perilaku yang tidak menyenangkan

Kalau diperhatikan, anak-anak biasanya akan berperilaku buruk seperti tantrum bila waktu interaksinya dengan gadget tiba-tiba dihentikan. Bahkan kalau sudah kecanduan, anak jadi marah dan menangis ketika orang tua membatasi dan melarang bermain gadget.

Sebuah ulasan di laman Psychology Today menyebut bahwa screen time dapat memengaruhi gangguan mood. Terlalu banyak screen time akan membuat perilaku anak tumbuh menjadi tidak menyenangkan.

5. Postur tubuh yang buruk

Ketika bermain tablet, anak-anak cenderung berada di posisi yang sangat tidak layak, mulai dari membungkuk, bahu terkulai, dan leher tertekuk. Posisi ini akan memperburuk postur tubuh Si Kecil di kemudian hari. 

Selain itu, tulang belakang anak akan berisiko bergeser dan tidak sejajar. Ini mengakibatkan sistem saraf di baliknya terganggu dalam mengoordinasikan fungsi tubuh.

6. Menurunkan daya fokus

Anak yang terlalu banyak mengonsumsi konten di dalam gadget akan mengalami penurunan fokus dan perhatiannya. Dia akan sulit menyelesaikan satu aktivitas secara runtut sebab gangguan kesehatan psikis yang mengakibatkan konsentrasi yang mudah pecah.

7. Mendorong anak tumbuh anti-sosial

Dampak negatif lain yang berisiko hadir ketika anak kecanduan gadget adalah pribadi anak yang menjadi tertutup dan anti-sosial. Hal ini berkaitan dengan aktivitas anak yang jarang berinteraksi dengan dunia luar dan masyarakat. Akibatnya, anak menjadi kurang bergaul dan tidak nyaman untuk berada di sekeliling orang-orang.

8. Mudah resah dan alami depresi

Gadget membawa pengaruh besar yang berdampak pada peningkatan stres dan kecemasan. Hal ini pun berlaku pada anak-anak, Bunda.

Sebagaimana disebutkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan RI, kecanduan gadget memicu efek samping berbahaya yang membuat anak tumbuh dalam risiko depresi, gangguan kesehatan, hingga kepribadian bipolar.

9. Menurunkan rasa empati

Akibat anak terus menerus berhadapan dengan benda mati layaknya gadget, anak bisa mengalami penurunan sifat empati terhadap sesamanya. Anak menjadi kurang peka terhadap sekitarnya dan cenderung mementingkan diri sendiri.

10. Menurunkan daya imun tubuh 

Anak-anak yang kecanduan gadget tentunya menjadi jarang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga. Mereka cenderung menghabiskan waktu dengan bermain game atau menonton video di ruangan tertutup.

Terlebih lagi bila anak-anak melakukan kegiatan tersebut sembari makan makanan instan yang miskin nutrisi. Akibatnya, daya imun tubuh menurun dan mengakibatkan anak mudah jatuh sakit.

Tips mengenalkan gadget pada anak

Apabila Ayah dan Bunda ingin mengenalkan penggunaan gadget pada anak, cobalah ikuti beberapa tips yang disarankan Mayo Clinilc berikut ini agar Si Kecil terhindar dari dampak negatif gadget:

  • Hindari mengenalkan gadget pada anak usia di bawah dua tahun
  • Selalu awasi dan dampingi Si Kecil ketika bermain gadget
  • Batasi durasi penggunaan, yakni satu jam per hari bagi anak usia prasekolah
  • Gunakan kontrol orang tua untuk memblokir atau memfilter konten yang dianggap tak pantas untuk anak
  • Perhatikan konten apa saja yang dikonsumsi anak selama berselancar di internet
  • Tanyakan dan diskusikan pada Si Kecil apa saja permainan, video, dan aplikasi yang telah dimainkan sepanjang hari
  • Imbangi dengan aktivitas fisik di luar rumah untuk menjaga perkembangan motorik dan kognitif seimbang
  • Hindari penggunaan gadget di waktu menjelang tidur

Ciri anak overstimulasi karena kebanyakan main gadget

Kecanduan bermain gadget dapat menyebabkan sistem saraf anak menjadi sensitif dan terlalu terstimulasi atau sangat terangsang (overstimulasi). Keadaan ini mengakibatkan otak stres berlebihan dan membuat kendali lobus frontal berantakan.

Lobus frontal sendiri merupakan bagian otak besar yang berada di bagian depan otak. Bagian ini bertanggung jawab untuk mengendalikan emosi, daya pikir, serta gerak tubuh. Jika lobus frontal mengalami gangguan, tentu tubuh manusia akan overstimulasi dan bersikap seakan-akan liar tak terkendali, Bunda.

Mengutip dari Verywell Family, overstimulasi terjadi bila anak-anak diberi lebih banyak pengalaman, suara, sensasi, dan aktivitas daripada yang bisa mereka atasi. Contohnya, seorang bayi baru lahir yang menangis bila dipeluk banyak orang ketika mengunjungi pertemuan keluarga besar.

Kondisi overstimulasi juga mudah terjadi ketika anak terlalu sering bermain gadget. Berikut adalah ciri-ciri yang bisa Bunda kenali bila Si Kecil mengalami overstimulasi gadget menurut Verywell Family:

Ciri pada balita atau anak prasekolah

  • Tampak lelah dan kesal
  • Banyak menangis tanpa mengungkapkan apa yang sedang mereka rasakan
  • Mudah mengamuk dan melemparkan diri ke lantai sembari menangis keras atau marah
  • Menolak untuk melakukan hal-hal kecil, seperti mengambil gelas yang jatuh atau mengenakan sabuk pengaman

Ciri pada anak usia sekolah

  • Menjadi sangat mudah kesal dan mengamuk
  • Menjadi agresif atau liar
  • Tampak mengantuk atau sering lemas
  • Bertindak di luar karakter atau kepribadian mereka
  • Senang berlarian tanpa alasan

Itulah beberapa ciri yang mudah dikenal bila anak overstimulasi atas penggunaan gadget. Oleh karena itu, orang tua perlu waspada terhadap durasi konsumsi screen time yang anak-anak terima setiap harinya. Jangan sampai Si Kecil mengalami gangguan seperti di atas yang dapat membahayakan tumbuh kembangnya, ya Bunda.

Pilihan Redaksi

  • Kapan Usia Tepat Anak Boleh Punya Gadget Sendiri?
  • Batasan Screen Time pada Anak Balita Menurut IDAI, Jangan Berlebihan Bun!
  • 4 Tips Sederhana agar Anak Tidak Terlalu Banyak Screen Time Menurut Psikolog

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Leave a comment