Informasi Terpercaya Masa Kini

Disabilitas Intelektual pada Anak, Ketahui Tanda, Penyebab & Cara Mengatasinya

0 7

Para orang tua tentu ingin anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa kurang apapun. Namun, ada anak yang mengalami kondisi disabilitas intelektual.

Anak dengan Disabilitas Intelektual mengalami perkembangan intelegensia di bawah rata-rata, yang menyebabkan ketidakmampuan anak beradaptasi pada lingkungan sekitar. Dapat terlihat dari kemampuan anak yang jauh dari milestone pada usianya, atau dengan tes IQ pada anak di atas usia enam tahun, dan tes Griffith untuk melihat perkembangan anak secara lengkap pada anak usia di bawah enam tahun.

Kondisi disabilitas intelektual atau DI dapat dikatakan pada anak berusia enam tahun ke atas, ditandai dengan fungsi intelektual umum di bawah normal, terdapat kendala pada perilaku sosial adaptif, gejalanya timbul pada masa perkembangan yaitu di bawah usia 18 tahun.

Cara mengetahui disabilitas intelektual lewat Tes IQ

Salah satu cara untuk mengetahui apakah anak mengalami disabilitas intelektual adalah dengan tes intelligence quotient (IQ). Anak dengan DI memiliki rata-rata skor IQ di bawah 70.

Tes IQ ini baru bisa dilakukan ketika anak berusia di atas 6 tahun. Ketika Si Kecil berusia 0-6 tahun, mereka bisa melakukan tes lain yang disebut dengan tes Griffith, sebuah tes perkembangan yang cukup detail untuk mengetahui developmental quotient pada anak.

Baca Juga : Cerita Bunda Miliki Anak Disabiltas Intelektual, Awalnya Speech Delay & Sering Ngamuk

Hasil tes akan menetapkan bahwa anak yang memiliki IQ di bawah 70 disebut dengan disabilitas intelektual, Bunda. Hal ini berdasarkan skor normal IQ anak di angka 90 sampai 110. Ketika IQ mencapai 110 s/d120, maka anak dikategorikan sebagai IQ di atas rata-rata, sedangkan IQ di atas 120 dikategorikan sebagai superior.

Penyebab anak mengalami disabilitas intelektual

Selain faktor genetik, Disabilitas Intelektual dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:

  • Nutrisi anak
  • Stimulasi
  • Masalah saat persalinan seperti bayi lahir prematur atau berat bayi lahir rendah (BBLR)
  • Gangguan perkembangan lain yang menyertai seperti sindrom down

Tanda anak mengalami disabilitas intelektual

Bunda bisa melihat anak mengalami disabilitas intelektual melalui milestone atau tahapan perkembangan anak yang jauh atau tidak sesuai dengan usianya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

  • Cara bicara atau komunikasi anak
  • Motorik kasar anak
  • Motorik halus anak
  • Kognitif atau kecerdasan anak

Ketika anak mengalami disabilitas intelektual, maka keempat ranah tersebut mengalami keterlambatan atau delay. Contohnya saja, milestone anak yang berusia empat tahun masih seperti dua tahun. Ini sudah bisa disebut sebagai gejala atau tanda DI.

Tidak hanya itu, anak yang sering tantrum juga bisa menjadi salah satu tanda Si Kecil mengalami DI. Hal ini terjadi karena anak tidak bisa mengutarakan apa yang mereka inginkan. Anak sulit memahami keadaan dan situasi di sekitarnya sehingga mereka tantrum. Namun, bukan berarti semua anak yang tantrum menderita DI ya, Bunda.

Samakah disabilitas intelektual dengan ADHD?

Jika dilihat dari tanda-tanyanya, disabilitas intelektual sangat mirip dengan ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Meski begitu, kedua kondisi ini sangatlah berbeda.

Anak yang ADHD umumnya memiliki IQ yang normal dan cenderung tinggi. Sedangkan, anak dengan DI memiliki IQ yang rendah.

Anak yang mengalami DI juga tetap aktif seperti ADHD. Namun, sifat aktifnya ini tidak bertujuan seperti hal nya tantrum. Berbeda dengan ADHD, anak biasanya aktif karena memiliki tujuan. Selain itu, ADHD biasanya berhubungan dengan keseimbangan hormon.

Ketika melihat ciri-ciri ini, jangan langsung mendiagnosis anak secara sepihak ya, Bunda. Untuk mengetahui diagnosis lanjutnya, Bunda baiknya berkonsultasi dengan dokter sehingga Si Kecil bisa mendapat diagnosis dan terapi yang sesuai dengan keadaannya.

Hubungan disabilitas intelektual dengan akademik anak

Anak dengan disabilitas intelektual memiliki IQ yang jauh di bawah rata-rata, komplikasi yang bisa terjadi tentu berhubungan dengan kondisinya di sekolah. Anak bisa saja kurang memahami dan mengikuti pelajaran yang disampaikan di sekolah, terutama pelajaran yang memerlukan penalaran.

Beberapa contoh mata pelajaran yang mungkin sulit diikuti oleh anak dengan kondisi DI adalah matematika dan bahasa. Meski begitu, anak dengan DI bisa jadi unggul dalam mata pelajaran yang lain seperti menari, olahraga, memasak, atau pendidikan kejuruan lainnya.

Apakah anak ASD selalu mengalami disabilitas intelektual?

Sebagian besar anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) memang mengalami disabilitas intelektual. Bukan tanpa alasan, anak dengan autisme mengalami gangguan pada perkembangan pervasif mulai dari bahasa hingga perilaku.

Anak ASD sangat dekat dengan kondisi DI. Namun, tidak selalu anak autis ini mengidap DI ya, Bunda. Beberapa anak autis ada yang memiliki IQ tinggi meski cukup jarang.

Jenis disabilitas intelektual

Disabilitas intelektual dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan skor IQ-nya, Bunda. Berikut ini deretannya:

1. Disabilitas intelektual ringan

Anak dengan skor IQ sekitar 55-69 disebut sebagai disabilitas intelektual ringan karena anak masih bisa melakukan kegiatan sehari-hari. Meski begitu, anak tetap mengalami kesulitan untuk sekolah di sekolah umum.

2. Disabilitas intelektual sedang

Anak dengan skor IQ 40-54 sudah sangat kesulitan untuk bersekolah di sekolah umum. Karena itu, mereka harus masuk ke sekolah luar biasa (SLB) di usia 7 tahun (usia SD).

3. Disabilitas intelektual berat

Jika anak memiliki IQ di bawah 40, itu tandanya mereka masuk ke dalam kategori disabilitas intelektual berat, Bunda. Di sini, merasa sudah harus masuk SLB dan perlu pendampingan.

Cara mengatasi anak dengan disabilitas intelektual

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak dengan DI tetap bisa beraktivitas dengan baik, Bunda. Berikut ini ulasannya:

1. Masukkan ke sekolah yang sesuai

Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan oleh orang tua dengan anak disabilitas intelektual adalah memasukkan ke sekolah yang salah. Jika anak jelas memiliki kondisi dan terdiagnosis dengan DI, sebaiknya anak masuk ke sekolah khusus agar kemampuannya berkembang sesuai potensinya.

2. Kembangkan kemampuan lain

Anak dengan DI dapat memahami berbagai kegiatan seperti menari, bernyanyi, memasak, olahraga, dsb. Ada baiknya Bunda membantu Si Kecil mengembangkan bakatnya tersebut. Hal ini dapat dikembangkan di sekolah khusus atau ikut kegiatan di luar sekolah yang berhubungan dengan bakat/minat anak.

3. Berikan terapi yang tepat

Sebelum memberikan terapi, Bunda tentu harus memeriksakan Si Kecil ke dokter terlebih dahulu. Dengan begitu, mereka akan mendapatkan terapi yang tepat sesuai dengan kondisinya. Tentunya pemeriksaan pada saat anak usia lebih dini atau balita lebih baik dibandingkan jika anak baru diperiksakan setelah usia 6 tahun.

Ada beberapa terapi yang bisa diberikan untuk anak dengan DI, Bunda. Jenis terapi yang diberikan antara lain terapi sensori integrasi, terapi okupasi, terapi wicara, dan terapi perilaku yang tentunya disesuaikan dengan kondisi perkembangan anak.

Bisakah anak dengan DI disembuhkan?

Anak dengan kondisi DI dengan dibekali sekolah dan terapi yang tepat diharapkan dapat mengembangkan bakat dan keterampilannya sesuai dengan potensinya, sehingga diharapkan dapat mengikuti kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.

Pilihan Redaksi

  • Apakah IQ Anak Makin Dewasa Bisa Menurun? Ketahui Penyebab & Cara Mengatasinya
  • Dititipkan 3 Anak Disabilitas Intelektual, Perjuangan Buruh Serabutan Penuh Haru
  • Umur 3 Tahun Belum Bisa Bicara, Kenali Ciri, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Leave a comment