Informasi Terpercaya Masa Kini

Tinggalkan Ibuku demi Wanita Lain, Tiba-Tiba Ayah Pulang Malah Pinjam Uang

0 13

#HaiBunda saat itu, aku sedang training kerja yang lokasinya jauh dari rumah. Aku nggak bisa pergi pulang ke rumah setiap hari kecuali cuti. Tapi, mana bisa cuti kalau masih training.

Suatu hari, aku mimpi saat pulang ada bendera kuning di rumah. Ternyata, ayahku meninggal lalu aku menangis terisak. Tak lama kemudian, aku terbangun dari tidur. Bergegas aku telepon Ayah dan diangkat, ternyata masih sehat dan baik-baik saja.

Waktu berlalu dan aku pulang disambut Ibu. Tak ku sangka, Ibu mengajak ngobrol serius dan menceritakan semua dari awal dengan detail. Ini membuat kepalaku rasanya seperti mendidih! Tanda-tanda kejadian ini rupanya bermula saat aku training.

Adikku yang berusia 8 tahun sedang main handphone milik Ibu. Tiba-tiba HP itu bunyi dan ada pesan masuk. Untuk detailnya seperti apa aku lupa, yang ku ingat di ujung kalimat ada kata ‘sayang’ dan ‘I love you’.

Pesan singkat itu dibacakan lantang oleh adikku. Saat kami lihat, pengirimnya adalah Ayah. Kami nggak curiga tapi malah menertawakan dan mengejek Ayah. Karena yang kami tahu, ia nggak pernah mengirimkan SMS cinta seperti itu ke Ibu.

Tapi selama ini, yang kami tahu memang nggak ada masalah antara Ibu dan Ayah. Setelah Ibu cerita, kami baru tahu kalau pesan itu ternyata ditujukan untuk wanita lain, bukan untuk Ibu! Ya, selama aku training, banyak kejadian yang Ibu sembunyikan.

Baca Juga : Menyesal Dulu Sibuk Bekerja, Kini Ku Tebus Kesalahan pada Anak Kandung & Anak Suamiku

Ayah pergi meninggalkan Ibu dan adikku, nggak pulang-pulang. Hingga suatu hari, wanita itu datang ke rumah untuk bicara pada Ibuku. Saat itu, Ibu mempersilakan dia dan Ayah hidup bersama. Tapi, Ibu minta tolong ingatkan Ayah untuk menjenguk anak-anaknya supaya nggak merasa kehilangan.

Ibu juga minta kalau Ayah ada rezeki, jangan lupa sama anak-anaknya. Bahkan, Ibu sampai rela dimadu dan nggak mau diceraikan. Tapi, Ayah pergi bersama wanita itu tanpa menjenguk kami. Wanita itu sempat datang menemui aku, tapi aku tolak.

Mereka entah di mana dan kami sampai lupa sama Ayah. Setiap orang tanya keberadaan Ayah, kami akan jawab Ayah kerja di luar kota. Ini kami jalani hingga empat tahun berlalu, hidup normal meski tanpa sosok Ayah.

Ayah pulang tapi…

Aku sudah dapat pekerjaan dan bisa membahagiakan Ibu dan adik, meski rasanya belum cukup. Setelah sekian lama berlalu, tiba-tiba Ayah datang menemui kami. Saat tahu aku sudah kerja, sesekali Ayah datang lagi dan minta uang dengan kedok meminjam.

Suatu hari, Ayah datang minta uang lagi. Kali ini, aku berikan dengan syarat Ayah menyerahkan Kartu Keluarga (KK) dan buku nikah. Aku butuh dokumen itu untuk memperpanjang passport. Aku kaget, nama Ibu dicoret di KK. Ini benar-benar di luar nalar!

Lalu di mana buku nikah Ibu dan Ayah? Kata Ayah sudah dibakar! Aku tak bisa berkata-kata dan langsung pergi meninggalkannya. Aku sangat marah dan kepala ini seperti ada bom yang akan segera meledak. Setelah kejadian itu, Ayah menghilang lagi.

Baca Juga : Aku Titip Anak ke Mertua Berujung Ribut, Ibuku Sampai Dibentak Kakak Ipar

Sampai suatu hari, teman lama Ayah menghubungi kami. Ia memberi tahu, Ayah di Surabaya dalam kondisi sakit tapi nggak mau pulang. Ibu akhirnya cerita, Ayah sudah lama meninggalkan kami dan hidup dengan wanita lain.

Aku sempat kirim uang, tapi setelah itu Ayah menghilang lagi. Sampai akhir 2018, aku sengaja mencari Ayah setelah memimpikannya. Aku ingat, tempat usaha teman Ayah di Jakarta yang sering dia kunjungi.

Di situ lah momen kami bertemu lagi. Lalu, aku menikah dan punya anak. Ayah lumayan sering datang melihat cucunya. Tapi, masih ada satu hal yang mengganjal bagiku. Ayah belum pernah minta maaf ke Ibu yang sudah dia sakiti.

Belakangan, Ayah sakit stroke dan dirawat istrinya. Di rumah mereka ada warung sembako dan Ayah sudah nggak bisa ngojek online. Kadang, mereka masih minta bantuan aku. Bingung, sekarang aku sudah nggak kerja dan bergantung sama penghasilan suami.

Aku nggak bisa banyak membantu, bahkan doa terbaik untuk Ayah rasanya sulit ku panjatkan. Sampai akhirnya, Ibu menasihati aku dan mengingatkan kalau Ayah sedang susah.

“Kalau nggak bisa bantu dengan materi, setidaknya jangan lupa doakan Ayahmu diberikan kemudahan,” ucap Ibu.

-Bunda V, Bekasi-

Baca Juga : Duniaku Serasa Berhenti, Suami Meninggal Saat Aku Hamil 6 Bulan

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

Leave a comment