Informasi Terpercaya Masa Kini

Wall Street Cetak Rekor, Dow Jones Tembus 45.000

0 5

Tiga indeks utama Bursa Saham Amerika Serikat, Wall Street menebus rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Rabu (4/12). Dow Jones Industrial Average untuk pertama kalinya menembus level 45.000. 

S&P naik 0,61% ke level 6.086,49, Nasdaq yang didominasi saham teknologi melesat 1,3% ke 19.735,12, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,69% ke level 45.014,04.

Saham-saham di sektor teknologi melesat, setelah munculnya laporan positif dari Salesforce dan Marvell Technology. Saham Salesforce melonjak hampir 11%, sedangkan saham Marvell Technology melonjak 23%. Keduanya melaporkan kinerja pendapatan kuartal ketiga tahun ini yang melampaui ekspektasi.

Kenaikan ini turut mendorong SPDR Fund Sektor Teknologi Pilihan (XLK) ke level tertinggi sejak Juli, dengan indeks tersebut ditutup naik 1,8%.

Baca juga:

  • Bursa Saham Korsel dan Won Jeblok Usai Kisruh Status Darurat Militer
  • Menaker Ungkap Proses Panjang Penetapan Upah Minimum 2025 Naik Minimal 6,5%

CEO Laffer Tengler Investments Nancy Tengler, mengatakan, sektor teknologi masih berpeluang untuk bangkit meskipun pasar pesimistis perdagangan saham teknologi sudah berakhir. Kinerja saham teknologi sempat melemah sejak Juli. 

“Namun, ini bukan berarti harus menjadi permainan zero-sum, di mana teknologi tidak bisa kembali memimpin,” kata Tengler dikutip CNBC, Kamis (5/12).

Pergerakan pasar pada hari Rabu dipengaruhi oleh antisipasi investor terhadap data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada hari Jumat (6/12). Berdasarkan survei Dow Jones, ekonomi AS diperkirakan bakal menambah sebanyak 214.000 pekerjaan sepanjang November.   

Namun, laporan tenaga kerja AS Automatic Data Processing atau ADP yang dirilis Rabu (4/12), kenaikan gaji swasta di bawah ekspektasi. Data mencatat, hanya ada 146.000 pekerjaan baru, lebih rendah dari perkiraan 163.000 oleh para ekonom. Data tersebut dapat menggambarkan kemungkinan kebijakan selanjutnya dari The Federal Reserve.

Adapun pelaku pasar tidak banyak bereaksi terhadap pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell, yang menyebut bahwa kekuatan ekonomi AS memungkinkan bank sentral untuk lanjut menurunkan suku bunga. Dalam diskusi di New York, Powell menyampaikan bahwa pasar tenaga kerja menunjukkan perbaikan dengan risiko penurunan lebih kecil. Ia juga mencatat pertumbuhan ekonomi lebih kuat dari perkiraan, meskipun inflasi sedikit meningkat.  

“Hal positifnya, kita memiliki ruang untuk bersikap lebih hati-hati dalam menentukan titik keseimbangan yang netral,” ujar Powell.

Leave a comment