“Frugal Living” Bukan Berarti Pelit! Cek Ciri-ciri dan Manfaatnya!
Apa yang dimaksud dengan frugal living? Apa saja ciri-cirinya yang menonjol? Apa pula manfaatnya terutama terkait dengan stabilitas keuangan individu atau keluarga?
Itulah beberapa aspek yang dibahas dalam artikel sederhana ini. Mari kita mulai.
Memahami Frugal Living
Frugal living adalah gaya hidup hemat dan bijaksana dalam mengelola keuangan dengan fokus pada pengeluaran yang benar-benar penting dan bernilai.
Orang yang menjalani frugal living bukan berarti pelit atau menahan diri dari segala pengeluaran, tetapi lebih ke arah mengoptimalkan penggunaan uang untuk hal-hal yang lebih bermakna dan bermanfaat.
Orang yang yang menempuh pola hidup frugal tidak akan membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang tidak benar-benar dibutuhkan. Mereka mengeluarkan dengan penuh kebijaksanaan sehingga tidak ada pengeluaran yang tanpa tujuan yang jelas.
Ciri-ciri Frugal Living
Terdapat sejumlah ciri-ciri orang yang menerapkan frugal living. Empat di antaranya akan dikemukakan di sini.
Pertama, membeli berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan.
Kebutuhan mengacu pada hal-hal yang wajib dipenuhi agar bisa hidup layak, sedangkan keinginan adalah hal-hal yang diinginkan tetapi tidak wajib untuk bertahan hidup.
Contoh kebutuhan: makanan, pakaian yang layak, dan tempat tinggal. Contoh keinginan: traveling ke luar negeri, pakaian mewah, gadget terbaru, dan mobil mewah.
Untuk memastikan apakah pilihan itu berdasarkan keinginan atau kebutuhan, kepada diri sendiri dapat diajukan pertanyaan berikut: “Apakah saya benar-benar membutuhkannya atau sekadar menginginkan?”
Orang frugal, dapat membedakan keinginan dan kebutuhan dengan baik dan membeli berdasarkan kebutuhan.
Kedua, memilih menggunakan transportasi umum atau kendaraan hemat bahan bakar.
Transportasi umum biasanya relatif lebih efisien daripada menggunakan kendaraan sendiri. Ongkos untuk transportasi umum pada umumnya lebih rendah daripada menggunakan kendaraan pribadi karena tak perlu membeli bensin, bayar tol, dan parkir.
Jika pun menggunakan kendaraan pribadi, orang frugal lebih memilih kendaraan yang hemat bahan bakar. Bisa dengan menggunakan mobil atau motor listrik atau tipe hybrid. Sesekali menggunakan sepeda sehingga lebih sehat, hemat, dan ramah lingkungan.
Ketiga, membeli barang berkualitas bagus.
Alih-alih membeli barang murah, orang frugal lebih memilih membeli dan menggunakan barang dengan kualitas yang bagus kendati harganya lebih mahal.
Pertimbangannya, dengan produk berkualitas bagus, maka akan lebih nyaman dan lebih lama dipakai dan tidak cepat rusak. Produk dengan kualitas tinggi bertahan lama sehingga tidak perlu sering membeli barang yang sama.
Misalnya, sepatu berharga Rp.150.000 dengan yang berharga Rp. 1.000.000,- Orang yang bijaksana akan mengusahakan membeli sepatu yang lebih mahal karena lebih tahan awet dan lebih nyaman dipakai. Yang berharga murah cenderung lekas rusak dan mesti membeli baru lagi.
Jadi, memilih barang yang berkualitas tinggi selain lebih tahan lama, juga lebih nyaman dan fungsional. Di samping itu, barang berkualitas tinggi lebih bernilai, bukan?
Keempat, mengurangi pemborosan dan konsumsi berlebihan.
Mengurangi pemborosan dan konsumsi berlebihan berarti menggunakan sumber daya—baik uang, makanan, listrik, atau barang lainnya—dengan lebih bijak agar tidak terbuang sia-sia.
Ini merupakan prinsip utama dalam frugal living, di mana seseorang hanya menggunakan apa yang benar-benar dibutuhkan dan menghindari gaya hidup konsumtif.
Terkait dengan makanan, misalnya, penganut frugal living akan membeli bahan-bahan makanan tidak berlebihan sehingga tidak tersisa, rusak, lalu terbuang sia-sia. Demikian pula saat membeli makanan, tidak membeli makanan secara berlebihan, melainkan secukupnya saja sesuai dengan kebutuhan.
Terkait dengan pemakaian listrik, orang frugal akan segera mematikan lampu dan alat elektronik lainnya pada saat tidak diperlukan. Demikian juga dengan penggunaan air yang tetap hemat. Jika ada kran yang bocor, misalnya, cepat diperbaiki agar air tidak terbuang percuma.
Menuju Stabilitas Keuangan
Dana hasil efisiensi di berbagai bidang itu dikelola dengan baik, misalnya diarahkan ke tabungan atau dalam bentuk investasi. Dengan demikian, akan terwujud sejumlah dana yang bisa diandalkan di masa depan yang secara akumulatif kian membesar seiring bertambahnya waktu.
Jadi, frugal living ini mengarahkan pelakunya pada masa depan yang lebih baik dan lebih sejahtera. Sekali lagi, frugal living sama sekali bukan berarti pelit, menyiksa diri, pengeluaran harus minimal di semua bidang kehidupan. Lakukan pengeluaran jika benar-benar dibutuhkan.
Ini adalah jalan menuju kebaikan dan kesejahteraan di masa depan sekaligus menghindari penggunaan sumber daya secara sia-sia. Dan, frugal living merupakan cara yang sangat dianjurkan untuk mewujudkan stabilitas keuangan individu dan keluarga.
(I Ketut Suweca, 4 Maret 2025).