Pedagang Musiman di Gilimanuk: Cari Uang Jangan Keterlaluan, Jangan Menindas Pemudik
BANYUWANGI, KOMPAS.com – Sebuah rumah yang beralamat di Jalan Sadar Gang 2, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali, menjadi tempat persinggahan bagi pemudik yang terjebak antrean panjang menuju Pelabuhan Gilimanuk.
Rumah tersebut milik Siti Maimunah, seorang wanita 60 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang sayur keliling dan kini menjadi pedagang makanan dadakan saat arus mudik.
“Saya jualan makanan ringan, minuman dingin, kopi, dan nasi,” kata Maimunah yang dikenal akrab sebagai Hj Mai.
Baca juga: Reservasi Hotel di Yogyakarta Jeblok Saat Libur Lebaran, Pengusaha Hotel Hanya Bisa Bertahan 3 sampai 6 Bulan
Sejak Sabtu malam, (22/3/2025), Hj Mai mulai membuka usaha dadakan ini saat kendaraan pemudik mulai memenuhi jalan perkampungan yang menjadi jalur alternatif untuk mengurai kemacetan menuju pelabuhan.
Dari usaha musiman ini, Maimunah mengaku mampu meraih hingga Rp 1 juta setiap harinya.
“Dalam sehari bisa sampai 1 juta, untuk tabungan bekal hari tua,” ujarnya.
Menurut Maimunah, produk yang paling diminati pemudik adalah nasi, minuman dingin, dan cemilan seperti tahu walik, tahu berontak, serta jajanan pasar seperti kue lanun.
Menariknya, produk-produk yang dijualnya tidak diproduksi sendiri, melainkan titipan dari tetangga yang ia jual kembali.
“Tidak masak sendiri, bagi-bagi rejeki dengan tetangga yang tidak kerja. Semua saya ngambil (dari tetangga) untuk bagi-bagi rezeki biar sama-sama makan,” ucapnya dengan rendah hati.
Meski sedang panen cuan, Hj Mai mengaku tidak mematok harga tinggi untuk pemudik dan justru menyediakan berbagai fasilitas gratis.
Ia menggratiskan air minum galon, toilet, hingga air untuk mandi bagi para pemudik yang kelelahan di tengah cuaca panas.
“Kita cari uang tapi jangan keterlaluan, jangan menindas pemudik. Kasihan, orang kerja kok terlalu diperas. Saya tidak mau, mati tidak bawa harta tapi bawa amal,” ujar Hj Mai dengan penuh empati.
Usaha dadakan yang dilakoninya ini diperkirakan akan berakhir pada Jumat (28/3/2025), sebagai persiapan untuk menghormati umat Hindu yang akan merayakan Nyepi.
Maimunah pun selalu memberikan pesan kepada para pemudik untuk bersabar dan beristirahat saat lelah dalam perjalanan.
“Mudah-mudahan selamat sampai tujuan. Mudah-mudahan tahun depan kita ketemu lagi,” harapnya dengan senyum mengembang.