Berikut 4 Sikap Yang Harus Ditanamkan Ibu Terhadap Anaknya
Menjadi seorang ibu adalah kehormatan, karena di tangan ibulah masa depan anak-anak. Bahkan Ibu adalah madrosatul ula artinya madrasah pertama untuk mendidik putra-putrinya. Bahkan orang Jawa bilang Kacang ora ninggal lanjaran, bahwa tumbuhnya kacang Panjang tergantung dengan lanjaran, atau kayu yang menjadi tumpuhan tumbuhnya kacang.
Artinya bagaimana perilaku anak tumbuh menjadi anak yang baik, sholih dan lurus perilakunya atau tumbuh menjadi anak yang berperilaku buruk, pemalas dan suka hura-hura, tergantung bagaimana orang tua mendidiknya, terutama pendampingan ibu saat tumbuh kembang mereka sejak kecil.
Tanggung jawab seorang ibu memang tidak mudah, karena tumpuhan keluarga sangat dipengaruhi oleh sikap dan cara ibu mendidik anak-anaknya. Kesabaran dan keteladalan dalam keluarga harus menjadi circle yang harus ada.
Sabar mengahadapi anak yang tidak mudah menerima nasehat karena sudah terkontaminasi dengan dunia digitasilasi dan globalisasi yang penuh dengan intrik. Anak tidak mudah tunduk dengan apa yang kita sampaikan, mereka sudah bermain logika terhadap hal yang ia dengar. Bahkan kebenarannya akan dia cari di dunia gogle.
Maka keteladanan dalam keluarga harus kita tonjolkan , Ayah dan ibu adalah satu-satunya tuntunan yang ada dalam keluarga. Orang tua harus menerapkan empat sikap yang menjadi teladan ala Rasulullah yaitu sikap Sidiq, amanah, tabligh dan fathonah.
Sidiq
Sidiq berarti jujur, sikap yang harus ditanamkan anak sejak dini. Jujur dalam perilaku harus menjadi prioritas utama. Melatih anak jujur bisa dimulai dengan hal-hal sepele. Misalnya saat anak disuruh membeli di warung. Jika ada uang kembali maka anak akan melaporkan berapa kembaliannya.
Atau saat diberi uang saku, ibu bisa memberikan uang berlebih dan menanyakan kembaliannya, apakah anak akan jujur dan mengembalikan sesuai dengan apa yang kita harapkan atau uang saku dihabiskan semua.
Atau perilaku lain yang membutuhkan anak berkata dan bersikap jujur, misalnya saat anak diberikan sejumlah uang untuk dibayarkan kepada wali kelas, apakah uang tersebut sampai di tangan wali kelas atau tidak.
Banyak kasus orang tua dipanggil pihak sekolah saat berurusan dengan pembayaran yang menjadi tanggungannya, seharusnya tanggungan sudah lunas ternyata masih ada tunggakan. Dari situ anak sudah bisa dinilai bahwa perilaku jujur belum dimiliki.
Hal-hal seperti itu bisa kita latihkan saat anak masih sekolah, jika telah lolos, dan selalu jujur dengan apa yang kita perintahkan insyaallah kejujuran akan menjadi karakter yang melekat pada perilaku kesehariannya.
Demikian juga saat kita mempunyai anak remaja, utamanya anak gadis, kejujuran dan keterbukaan harus menjadi hal utama yang harus dimiliki. Kita berharap ibu adalah satu-satunya teman yang dapat dipercaya dan tempat curahan hati saat anak mempunyai masalah.
Walaupun di luar sana banyak teman, hendaklah ibu satu-satunya orang kepercayaan Ananda. Jika itu telah terjadi maka kita akan mudah memberikan nasehat, masukan dan opsi-opsi lain untuk membantu mereka saat ada masalah.
Fathonah
Sikap yang kedua adalah cerdas. Anak terlahir ibarat kertas yang masih kosong, bagaimana kita akan memberikan tulisan pada kertas itu, adalah tugas kita sebagai orang tua terlebih Ibu.
Untuk itu mari didik anak-anak kita menjadi cerdas. Mengenalkan banyak hal, pengetahuan agama dan pengetahuan umum untuk menjadi bekal masa depan. Antarkan mereka menjadi tamak(baca: haus) ilmu, dengan demikian mereka akan menjadi pemuda cerdas yang akan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
Saya sendiri memberikan kebebasan untuk ananda memilih sekolah dan jurusan yang mereka inginkan. Sehingga dalam perjalanannya mereka akan menemukan passionnya masing-masing.
Dengan demikian mereka akan mudah beradaptasi dengan lingkungan dimana dia tinggal. Anak yang cerdas akan tumbuh menjadi pribadi yang dewasa. Tidak manja, bisa hidup mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain.
Inilah yang harus kita tanamkan sejak dini, mereka harus tahu bahwa suatu saat mereka akan menghadapi zaman yang serba cepat, saling berkompetisi bahkan zaman yang serba semu, sehingga menanamkan karakter sebuah keharusan.
Cerdas bukan hanya pintar dalam akademik, tetapi lebih dari itu, dia bisa menganalisis, memecahkan dan mampu berpikir kritis saat menghadapi masalah. Anak yang cerdas tahu anggah-ungguh dan tata krama, dia rendah diri dan tidak sombong, dia mampu tapi tidak menonjolkan diri.
Dia menyadari bahwa prestasi dan kemampuannya dalam berpikir adalah anugerah yang ia dapatkan dari Tuhan semata, sehingga tidak perlu sombong dan menonjolkan diri menunjukkan egonya.
Tabligh
Tabligh berarti menyampaiakan. Saat Rasulullah mendapat wahyu mempunyai kewajiban menyampaikan kepada umatnya. Agar mereka mengenal Tuhannya.
Menyampaikan kebenaran harus dilakukan walaupun itu pahit. Kulil haqqa walaukana murran. Sikap yang satu ini erat kaitannya dengan sikap jujur. Berani menyampaikan hal baik walaupun itu akan membahayakan dirinya.
Sikap dan karakter sepertini inilah yang harus dimiliki calon pemimpin masa depan. Baik pemimpin dalam keluarga, masyarakat ataupun pimpinan dalam Lembaga-lembaga pemerintahan.
Keberanian menyuarakan pendapat bisa dilatih sejak kecil, sebagai Ibu kita bisa mendidiknya dengan cara yang bijak, berilah kebebasan dalam berpendapat, libatkan dalam memutuskan masalah.
Ajak selalu dalam bermusyawarah dengan demikian dia akan merasa dibutuhkan dalam keluarga. Berikah kesempatan untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya, jika hal itu sering dilakukan maka akan tumbuh menjadi pemimin masa depan yang berkarakter.
Amanah
Amanah berarti dapat dipercaya. Dalam mendidik anak perlu kita memberikan sebuah kepercayaan dalam mengemban tugas. Dalam sebuah keluarga kecil tentu ada hal-hal yang perlu kita jaga, utamanya nama baik keluarga.
Dalam petuah Jawa, ada nasehat yang perlu kita cermati, yang berbunyi mikul dhuwur mendhem jeru. Artinya diharapkan anak dapat membawa nama baik keluarga utamanya nama orang tuanya dalam hal kebaikan.
Prestasi yang diraih anak akan membawa nama baik kelaurga, dan sebaliknya jika hal buruk terjadi pada anak, maka orang tua juga akan terbawa. Anak Polah Bapa kepradah. Saat anak berbuat ulah di luar sana maka, orang tua juga akan menaggung akibat dari ulahnya.
Maka perlu memberikan bekal kepercayaan terhadap anak supaya kelak dewasa dapat mengemban amanat.
Demikian juga terhadap anak gadis, Sebagai orang tua tidak mungkin kita mengawasinya selama dua puluh empat Jam, saat bersama teman-teman di luar sana, kita tidak mengetahui secara persis apa yang ia lakukan di di sana.
Untuk itu bangun kepercayaan agar mereka menjaga kehormatan keluarga, sehingga mempunyai tanggung jawab bahwa dia bukan hidup sendiri melainkan membawa nama baik kelaurga yang harus dijaga dan dipertanggung jawabkan.
Bapak dan Ibu, memberikan asuhan kepada anak sejak dini adalah tanggung jawab kita Sebagai orang tua, maka tanamkan sejak dini supaya mereka tumbuh menjadi pemuda yang berkatakter.