Informasi Terpercaya Masa Kini

Apakah Itikaf Boleh Tidur? Berikut Penjelasan Hukum Kebolehannya

0 4

Kegiatan itikaf merupakan amalan yang dianjurkan selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Pelaksanaan itikaf diisi dengan fokus mendekatkan diri pada Allah Swt., berdiam diri di masjid. Namun, apakah saat itikaf diperbolehkan untuk tidur?

Praktik itikaf dilaksanakan dengan memperbanyak ibadah. Mulai dari melaksanakan salat, membaca Al-Qur’an, berzikir hingga bermuhasabah. Tujuan utama itikaf adalah mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Salah satu dalil pelaksanaan itikaf terdapat dalam sebuah hadis. Berikut ini bunyi hadisnya:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم]

“Bahwa Nabi saw melakukan itikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan itikaf setelah beliau wafat,” (HR. Muslim).

Berbagai amalan itikaf juga dilaksanakan untuk menggapai kemuliaan malam Lailatul Qadar yang penuh berkah. Itikaf cenderung dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup lama bisa selama beberapa hari di masjid.

Selama melaksanakan itikaf ini, umat Islam dianjurkan untuk fokus beritikaf di masjid. Berbagai kegiatan selama itikaf bisa dilaksanakan dengan tujuan untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.

Baca juga:

  • Jadwal Itikaf di Masjid Dian Al-Mahri Depok Ramadhan 2025
  • Itikaf Ramadhan 2025 Berapa Hari? Cek Tanggal Berapa Saja
  • Jadwal Itikaf Masjid Seikh Zayed Solo & Nuzulul Quran

Apakah Itikaf Boleh Tidur? Berikut Penjelasannya dan Hukumnya

Pertanyaan yang kerap muncul tentang itikaf adalah terkait apakah itikaf boleh tidur? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu diketahui bagaimana Islam menjelaskan tentang itikaf termasuk hukumnya.

Tidur saat itikaf diperbolehkan dan tidak membatalkan itikaf. Tidak ada ketentuan yang menjelaskan larangan untuk tidur selama itikaf.

Apalagi tidur merupakan kebutuhan manusia untuk beristirahat. Allah Swt. menjelaskan bahwa salah satu tanda kebesaran-Nya ialah diciptakannya malam hari untuk tidur atau istirahat.

Penjelasan tentang malam sebagai waktu untuk beristirahat ini terdapat dalam QS. Al-Furqan: 47 berikut ini:

وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِبَاسًا وَّالنَّوْمَ سُبَاتًا وَّجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوْرًا ۝٤٧

Wa huwalladzî ja‘ala lakumul-laila libâsaw wan-nauma subâtaw wa ja‘alan-nahâra nusyûrâ

“Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha.”

Ayat tersebut jelas menegaskan bahwa malam diciptakan untuk beristirahat. Ayat ini berlaku general, tidak hanya untuk saat itikaf saja.

Tidur bisa menjadi bagian dari ibadah jika diniatkan untuk menjaga stamina supaya tetap kuat melaksanakan rangkaian ibadah lain. Rasulullah saw. juga pernah tidur di masjid saat beritikaf.

Ini menunjukkan tidak ada larangan untuk tidur saat beritikaf. Dalam Fikih itikaf dinyatakan tentang kebolehan tidur saat itikaf.

يباح للمعتكف أن ينام في المسجد باتفاق الفقهاء

“Dibolehkan bagi orang yang itikaf untuk tidur di masjid dengan sepakat ulama,” (Fiqh al-I’tikaf, Dr. Khalid al-Musyaiqih, hlm. 88).

Meskipun tidur saat itikaf bukan suatu hal yang dilarang, tetapi perlu diperhatikan juga supaya tidur tidak berlebihan. Bagaimana penjelasannya supaya tidur saat itikaf tidak mengurangi nilai dari itikaf itu sendiri?

-Jangan berlebihan dalam tidur sehingga mengurangi waktu untuk beribadah

-Menjaga kebersihan tempat tidur dan tidak mengganggu orang lain yang juga berada di masjid

-Niatkan tidur sebagai bagian dari istirahat dan untuk persiapan ibadah, seperti qiyamul lail atau membaca Al-Qur’an

Tidur yang tidak berlebihan dan diniatkan untuk kebaikan beribadah dapat mendukung kelancaran itikaf selama di masjid. Dengan demikian, ibadah itikaf bisa berlangsung dengan tetap fokus mendekatkan diri pada Allah Swt.

Baca juga:

  • Jadwal Itikaf Masjid Istiqlal 2025, Jam, dan Cara Daftar Online
  • Kapan Mulai Itikaf Ramadhan 2025 & Waktu yang Paling Utama?
  • Biaya Umroh Ramadhan 2025 Itikaf 10 Hari Terakhir

Hal-Hal yang Tidak Membatalkan Itikaf

Melaksanakan itikaf juga perlu disertai dengan ilmu. Salah satunya terkait hal-hal yang tidak membatalkan itikaf. Apa saja hal-hal yang tidak membatalkan itikaf?

1. Makan dan Minum di Masjid Selama itikaf, seseorang boleh makan dan minum di dalam masjid. Tentu makan dan minum ini dilaksanakan pada waktu berbuka puasa jika itikaf dilaksanakan di bulan Ramadan.

Aktivitas makan dan minum menjadi bagian dari kebutuhan manusia. Selama beritikaf, tetap wajib menjaga kebersihan dan ketertiban saat makan dan minum supaya tidak mengganggu orang lain.

2. Berbicara Seperlunya Berbicara saat itikaf merupakan hal yang dibolehkan untuk dilaksanakan. Kendati demikian, perlu dipastikan percakapan saat itikaf dilaksanakan untuk keperluan yang bermanfaat.

Mulai dari diskusi agama, berbicara dengan peserta itikaf untuk keperluan positif, dan sebagainya. Aktivitas ini tidak membatalkan itikaf seseorang.

3. Keluar Masjid untuk Keperluan Darurat Keluar masjid untuk keperluan darurat menjadi hal yang tidak membatalkan itikaf. Keperluan darurat yang dimaksud, seperti ke kamar mandi atau mengambil makanan.

Itikafnya tetap sah dilaksanakan dan tidak lantas menjadi batal. Namun, perlu diingat aktivitas keluar masjid ini tidak dilaksanakan berlama-lama. Begitu keperluan sudah ditunaikan, maka wajib segera kembali ke masjid untuk itikaf.

4. Tidur Tidak Berlebihan

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tidur menjadi salah satu hal yang dibolehkan saat itikaf. Namun, perlu diperhatikan baik-baik aktivitas tidur ini tidak mengurangi nilai dari itikaf.

Jangan tidur berlebihan selama itikaf. Niatkan tidur sebagai istirahat untuk lebih mempersiapkan diri dalam ibadah-ibadah berikutnya.

Pelaksanaan itikaf menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan, terutama di akhir Ramadan. Jemputlah keutamaan itikaf dengan banyak mendekatkan diri pada Allah Swt. Pahamilah ketentuan dan aturan tentang itikaf supaya tujuan pelaksanaan itikaf dapat tercapai dengan khusyuk.

Leave a comment