Informasi Terpercaya Masa Kini

Mengenal Kocom, Seniman Prostetik dan Mockup di Balik Film Horor Indonesia dan Internasional

0 5

JAKARTA, KOMPAS.com – Pria bernama Sarwo Edy atau akrab dipanggil “Kocom” adalah seorang seniman yang memiliki peran penting dalam industri perfilman, terutama film laga dan horor.

Keahliannya dalam membuat karya prostetik dan mockup menambah nilai dari karya-karya film tersebut.

Film-film yang pernah menggunakan jasanya antara lain Pengabdi Setan, The Raid, Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, dan terbaru film Pemburu Jenazah: Palang Hitam (yang akan tayang akhir tahun 2025).

Tak hanya untuk film dalam negeri, karya prostetik dan mockup Kocom juga digunakan untuk film luar negeri.

Baca juga: Raditya Dika Puji Dion Wiyoko yang Tak Mengeluh Pakai Makeup Prostetik di Komedi Kacau

Kompas.com berkesempatan mengunjungi kediaman Kocom yang juga menjadi tempat ia mengerjakan karyanya di Perumahan Bekasi Jaya Indah, Bekasi Timur.

Ketika sampai di depan rumahnya, Kompas.com melihat patung-patung dengan berbagai karakter.

Ada juga potongan kepala, tangan, kaki, dan beberapa bagian tubuh lainnya yang terlihat hampir memenuhi teras rumahnya.

“Kalau prostetik (pembuatan) suatu benda menyerupai orang. Kalau mockup itu ada yang menyerupai pisau, botol, kayu supaya enggak bahaya (ketika adegannya action),” ujar Kocom di Bekasi, Rabu (19/3/2025).

Berbincang dengan Kompas.com, Kocom mengatakan bahwa ia tak punya keahlian khusus ketika awal mula terjun membuat karya prostetik dan mockup.

Awalnya, ia hanya kerap membuat karya-karya kreatif seperti membuat panjat tebing dari kampus ke kampus pada tahun 1991.

Lalu, ada yang mengajaknya untuk bergabung membuat karya prostetik di film Bangku Kosong tahun 2006.

Baca juga: Vino G Bastian Tak Dikenali Kru setelah Lepas Prostetik di Film Hamka & Siti Raham Vol. 2

“Itu saya bikin setan-setanan (di film Bangku Kosong),” ucap Kocom.

Kocom menjelaskan bahwa karya prostetik buatannya tergantung pesanan dari kliennya.

Sebab, tiap film memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.

“Ada yang terbuat dari karet, gips, silikon, dan ada lateks. Tergantung yang mau kayak apaan. Kemarin ada yang buat orang kempis dari bahannya pasta rubber,” ujar Kocom.

“Ada di toko sablon, dicampur-campur sama aja yang bisa dicampur, pakai apa saja boleh. ‘Lu bikin apa saja boleh’, misalnya dia mau bikin jantung, terserah lu mau pakai apa, tapi ketika diremas keluar darah,” lanjut Kocom.

15 hari pengerjaan paling cepat

Terkait waktu pengerjaan, biasanya paling cepat 15 hari untuk pembuatan karya prostetik sebelum produksi film tersebut dimulai.

Namun, kadang kala ada pula yang memberikan job mendadak untuknya, sehingga karya prostetik dibuat di lokasi syuting.

Baca juga: Wajahnya Berubah Pakai Make Up Prostetik, Mawar De Jongh Akui Sampai Tak Dikenali Sang Ibu

“Tergantung, bisa 15 hari, 20 hari, ada yang dua bulan kalau duitnya banyak. Jadi tergantung (jangka waktu yang diberikan klien),” ucap Kocom.

Saat ditanyakan patokan harga untuk karya prostetiknya, Kocom mengatakan bahwa ia tak punya daftar harga tertentu.

Rp 22 juta per bagian tubuh

Kocom menambahkan bahwa kadang kala ada pihak manajemen rumah produksi yang menawar dengan alasan sudah menjadi klien tetap.

Ya, mau tidak mau, kadang Kocom berbaik hati menurunkan harganya.

Namun, menurut Kocom, karya-karya prostetik satu bagian tubuh dibanderol Rp 22 juta.

“Itu satu benda, pikirannya satu doang. Kalau Rp 27 juta bisa nambah lagi tangan. Bukan kita mahal-mahalin, bahan mahal, mikirinnya juga puyeng,” ujar Kocom.

Pekerjaan yang menjanjikan

Kocom menyatakan bahwa pekerjaan ini membuat ia bisa pergi ke luar kota, bahkan ke luar negeri.

Mengingat jasanya sudah digunakan untuk film-film internasional, seperti film Joker Games (2015), film Jepang Businessman (2012), film India, dan ada film buatan Australia yang baru menggunakan jasanya.

Baca juga: Vino G Bastian Bangga Makeup Prostetik Film Buya Hamka Dikerjakan Orang Bali dengan Hasil Luar Negeri

Kocom tak pernah pilah-pilih untuk mengambil job, semua yang menawarkan pekerjaan untuknya diambil selagi waktunya tepat.

Ia pun tak pernah berekspektasi apa pun tentang karya yang dibuat untuk film tersebut.

Entah film itu akan box office atau tidak, yang Kocom pikirkan hanyalah bekerja sebaik mungkin.

“Ya kadang-kadang orang-orang ketemu yang baik, tapi ada saja gesekan. Dia nanti manggil lagi apa enggak, ada juga yang sering manggil tahu-tahu enggak panggil. Tapi ada juga sutradara yang baru manggil kita, kita enggak nganggur juga, enggak dead juga, jalan terus. Iya, saya juga mikirnya buat yang terbaik,” ucap Kocom.

Leave a comment