Informasi Terpercaya Masa Kini

Sosok Pendiri Yamaha Music yang Bakal Tutup 2 Pabriknya di Indonesia

0 8

Bisnis.com, JAKARTA – Sederet pabrik perusahaan asing di Indonesia berencana tutup dalam waktu dekat, salah satunya pabrikan alat musik Yamaha. 

Berdasarkan catatan Bisnis, ada dua pabrik Yamaha Music yang akan tutup. Pabrik pertama yang akan tutup adalah PT Yamaha Music Product Asia MM 2100 di Bekasi pada akhir Maret 2025. 

Tutupnya pabrik Yamaha Music di Indonesia karena adanya penurunan pesanan di divisi piano, yang kini akan fokus diproduksi di China dan Jepang. 

Baca Juga : Daftar Pabrik Hengkang dari RI, Ada Yamaha Music hingga Asian Paints

Dari penutupan tersebut, akan ada sekitar 400 tenaga kerja yang berpotensi terkena PHK. 

Sementara itu, di pabrik kedua PT Yamaha Indonesia di Kawasan Pulo Gadung, diperkirakan akan berdampak para 700 orang karyawan. 

Baca Juga : : Sesi Yamaha Music Project Disesaki Penonton di BNI Java Jazz Festival 2018

Pendiri Yamaha Music

Mengutip laman resminya, merek dagang Yamaha berasal dari nama pendirinya, Torakusu Yamaha, yang memelopori produksi alat musik Barat di Jepang. 

Dia lahir dari keluarga anggota klan Kishu Tokugawa, yang sekarang menjadi Prefektur Wakayama. Torakusu sudah terpikat oleh sains dan teknologi Barat sejak dini, mulai dari teknologi  jam tangan yang sedang populer di Osaka saat itu, 

Dia kemudian menekuni pembuatan jam tangan, sambil belajar bisnis. Seiring berjalannya waktu, Torakusu mulai memperbaiki peralatan medis dan diundang untuk mengunjungi sebuah rumah sakit di Hamamatsu, Prefektur Shizuoka.

Langkah awalnya di dunia pembuatan alat musik dimulai ketika pada 1887, Sekolah Dasar Hamamatsu Jinjo mengundangnya untuk memperbaiki organ pompa. Dia setuju dan berhasil memperbaikinya. 

Menyadari potensi bisnisnya, sambil memperbaiki organ, Torakusu membuat cetak biru untuk bagian dalam organ, kemudian membuat prototipe organnya sendiri. 

Namun, organ tersebut sempat dikritik keras karena penyetelannya yang buruk. Tak gentar dan mulai dari nol, Torakusu mulai mempelajari teori musik dan penyetelan. 

Setelah segala perjuangannya yang tampaknya tak ada habisnya, dia akhirnya dapat menyelesaikan organ tersebut.

Pada 1897 dia akhirnya mendirikan Nippon Gaki Co., Ltd. yang saat ini sudah menjadi Yamaha Corporation. Kemudian, dua tahun berikutnya pada 1989, perusahaan tersebut membuat logo bergambar “garpu tala” dan burung phoenix yang kemudian ditetapkan sebagai merek dagang perusahaan. 

Pada 1949, perusahaan piano itu kemudian melantai di bursa Tokyo Stock Exchange, dan berkembang pesat hingga meluncurkan sekolah musik sampai membangun divisi penjualan motor. 

Masuk ke Indonesia

Sejarah Yamaha Music di Indonesia dimulai pada 1970, ketika perwakilan Yamaha Music Jepang (Nippon Gakki), Yasuke Sato datang ke Indonesia dan bertemu Sultan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk membahas kemungkinan melakukan kolaborasi dalam rangka mempopulerkan kegiatan bermusik di tanah air. 

Sri Sultan yang lebih akrab dengan aliran musik tradisional memperkenalkan perwakilan Yamaha dari Jepang itu kepada Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso, seorang sosok yang juga dikenal dengan sebutan “The Singing General”, pecinta musik yang aktif di komunitas musik pop pada masa itu.

Pada 1971, ketika di Jakarta masih langka kursus musik, untuk pertama kalinya Yayasan Musik Yamaha lahir di Indonesia, tepatnya di Jl. Hayam Wuruk, Jakarta. 

Pada Oktober 1971, YMI mulai menyelenggarakan Kursus Electone sebagai ‘modal pertama’ dengan menerima siswa dari segala umur. 

Tak butuh waktu lama, tempat kursus ini berkembang dengan membuka penyelenggaraan Kursus Gitar yang dibuka pada Januari 1972. Kursus piano dan drum juga menyusul tidak lama setelahnya.

Pada 22 Desember 1972, Yamaha Music Foundation mengubah namanya menjadi Yayasan Musik Indonesi (YMI) sebagai nama resmi yang bertahan hingga sekarang.

Pada saat inilah bendera YMI mulai benar-benar berkibar di Indonesia berkat kerjasama yang makin kokoh dengan Yamaha Music Foundation Jepang, dan mulai saat itu YMI semakin mandiri melakukan langkah-langkah usaha pendidikan musik praktis berkat sistem pendidikan musiknya yang mudah diikuti, tetapi cukup berbobot dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Seiring dengan meningkatnya berbagai aktivitas YMI, pada 1973 Yamaha memulai distribusi alat-alat musik dengan rekan perusahaan lokal PT Nusantara Musik (Nusantik) sebagai agen tunggal dan berkegiatan di kantor yang sama dengan YMI yaitu di Jl. Bumi No. 15.

Dengan permintaan yang terus meningkat, pada 27 Juni 1974 PT Yamaha Indonesia (YI) didirikan sebagai pabrik pertama Yamaha Musik di Indonesia.

Sampai dengan 2018, Yamaha telah membangun enam pabrik di Indonesia, yang tidak hanya memproduksi piano, tapi juga alat musik digital, suku cadang piano, dan produk-produk lainnya.

Leave a comment