Informasi Terpercaya Masa Kini

Anjing Vs Kucing, Mana yang Lebih Cerdas?

0 9

JAKARTA, KOMPAS.com – Anjing dan kucing menjadi dua hewan yang banyak dipelihara. Keduanya hewan ini dianggap bisa menjadi sahabat manusia, memberi hiburan, menjaga rumah, serta membantu beberapa pekerjaan rumah. 

Meski memiliki sejumlah perbedaan serta plus minus masing-masing, tetap saja masih banyak orang yang membanding-bandingkan antara anjing dan kucing. 

Baca juga: Kenapa Anjing Mengejar Ekornya Sendiri? Ini Penyebabnya

Misalnya saja, soal kecerdasan. Perdebatan tentang kepintaran anjing dan kucing telah memecah belah para pencinta hewan peliharaan sepanjang sejarah dan penelitian ilmiah telah menjadi bahan bakar perdebatan tersebut. 

Sebagai pemilik hewan peliharaan, terlebih keduanya, kamu mungkin telah menyaksikan banyak cara anjing dan kucing menduduki peringkat teratas dalam hal kecerdasan.

Anjing, misalnya, mudah dilatih untuk mengikuti perintah. Di sisi lain, kucing mungkin tidak mengikuti instruksi, tetapi dapat membuka pintu dan memecahkan teka-teki.

Lantas, mana lebih cerdas antara anjing dan kucing? 

Baca juga: 5 Ras Kucing Asal Mesir yang Mendunia dan Punya Harga Mahal 

Jumlah neuron berperan

Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan biologis dalam hal kecerdasan antara kucing dan anjing.  

Sebuah penelitian bersama yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Neuroanatomy mengungkapkan jumlah neuron dalam otak berperan dalam kecerdasan anjing dan kucing.

Studi yang dilakukan enam univeritas berbeda di Amerika Serikat, Brasil, Denmark, dan Afrika Selatan itu pun menemukan anjing lebih cerdas daripada kucing. 

Hal ini karena anjing ternyata memiliki sekitar dua kali lipat jumlah neuron di korteks serebralnya dibanding kucing, yang menunjukkan anjing dua kali lebih cerdas. 

Suzana Herculano-Houzel, ahli saraf terkenal sekaligus profesor di Vanderbilt University, Nashville, Amerika Serikat (AS), yang juga salah satu penulis yang terlibat dalam penelitian ini, mengatakan selama satu dekade terakhir mempelajari fungsi kognitif pada manusia dan hewan.

Baca juga: 7 Ras Kucing Paling Kalem dan Cocok untuk Dipelihara

Untuk mendapatkan pengukuran setepat mungkin, ia mulai menghitung neuron, jenis sel saraf khusus yang ditemukan di otak yang mentransmisikan pesan. 

“Anda mengambil otak dan mengubahnya menjadi sup, sebagai langkah pertama menemukan neuron-neuron ini,” ucap Herculano-Houzel dikutip dari National Geographic, Jumat (21/2/2025). 

Dari sana, katanya, Anda akan mendapatkan sejumlah inti yang tersuspensi dari sel-sel neuron yang memungkinkan para peneliti untuk memperkirakan jumlah neuron yang ada.

Lantas, apa yang dilakukan neuron dan bagaimana pengukuran neuron menjadi penentu seekor hewan cerdas atau tidak?

Menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS, neuron adalah sejenis sel yang menerima dan mengirim pesan dari tubuh ke otak dan kembali ke tubuh. 

Baca juga: 8 Penyebab Kucing Menggigit Pemiliknya, Bisa Bikin Cedera

Pesan-pesan saraf ini dikirim arus listrik yang lemah dalam sebuah koneksi yang disebut sinapsis. 

Herculano-Houzel menjelaskan neuron adalah unit pemrosesan informasi dasar. Semakin banyak unit yang ditemukan di otak, semakin mampu hewan tersebut secara kognitif. 

Untuk membuat “sup otak” yang menghasilkan hasil, tim peneliti hanya menggunakan bagian otak yang disebut korteks serebral, lapisan luar berkerut yang berada di atas bagian otak lainnya.

Sementara bagian otak yang berbeda memproses rangsangan dari luar, seperti penglihatan dan sentuhan. Korteks serebral menyatukan rangsangan ini untuk mendorong pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, di antara fungsi-fungsi lainnya.

“Korteks adalah bagian otak yang memberikan kompleksitas dan fleksibilitas,” ujar Herculano-Houzel. 

Baca juga: 7 Ras Anjing yang Larinya Tercepat, Cocok Diajak Olahraga  

Untuk mendapatkan gambaran tentang berapa banyak neuron yang biasanya dimiliki anjing dan kucing, tim peneliti menggunakan tiga otak, yakni satu dari kucing, satu dari anjing Golden retriever, dan satu lagi dari anjing kecil ras campuran.

Dua otak digunakan untuk mempelajari anjing karena ukuran gigi taringnya sangat bervariasi.

Pada masing-masing otak anjing, meskipun ukurannya berbeda-beda, para peneliti menemukan sekitar 500 juta neuron. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dari 250 juta neuron yang ditemukan pada otak kucing. 

Berdasarkan jumlah neuron yang ditemukan, para peneliti berspekulasi anjing memiliki kecerdasan kurang-lebih sama dengan rakun dan singa, sementara kucing rumahan memiliki kecerdasan sebanding dengan beruang.

Sebagai perbandingan, manusia sejauh ini memiliki jumlah neuron tertinggi di korteks serebral–sebanyak 16 miliar per orang.

Sementara orangutan dan gorila memiliki sekitar delapan hingga sembilan miliar neuron, sedangkan simpanse sekitar enam hingga tujuh miliar neuron.

Salah satu hewan non-primata paling cerdas yang pernah diteliti tim peneliti adalah gajah, yang memiliki 5,6 miliar neuron. 

Baca juga: Alasan Kucing Menggosokkan Tubuhnya ke Kaki Manusia

Ukuran kecerdasan

Penelitian ini merupakan bagian dari upaya yang lebih besar untuk menggunakan neuron sebagai salah satu ukuran kecerdasan yang dapat diukur.

Penelitian sebelumnya dan terkadang kontroversial untuk mengukur kecerdasan telah mengukur ukuran otak dan kompleksitas struktural. 

Sarah Benson-Amram, ilmuwan di laboratorium Perilaku dan Kognisi Hewan di Universitas Wyoming, AS, mengatakan ia dan rekan-rekannya telah menemukan beberapa dukungan bahwa ukuran otak yang besar pada hewan karnivora mengarah pada pemecahan masalah yang lebih baik.

Namun, hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan ukuran otak yang lebih besar secara universal mengarah pada kecerdasan lebih tinggi. 

Baca juga: Apakah Tanaman Sirih Gading Beracun bagi Kucing?

“Kami tentu saja membutuhkan lebih banyak penelitian tentang topik ini sebelum dapat secara definitif menyatakan seberapa penting ukuran otak sebagai ukuran kecerdasan di berbagai kelompok hewan,” imbuhnya.

Herculano-Houzel berpendapat menghitung neuron hanyalah salah satu cara meski menurutnya merupakan cara paling efektif untuk mengukur kecerdasan.

“Bukan ukuran tubuh yang lebih besar yang menjelaskan jumlah neuron yang dimiliki. Anda bisa saja memiliki hewan dengan ukuran otak sama, tapi memiliki jumlah neuron sangat berbeda,” ungkap Herculano-Houzel. 

Tim peneliti sejauh ini fokus mempelajari hewan darat karnivora, tapi berharap suatu hari nanti bisa mempelajari mamalia laut.

Leave a comment