Di Balik Lahapnya Siswa Menyantap MBG, Masih Ada yang Belum Terbiasa Makan Daging
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – Program Makan Bergizi (MBG) di SDN Lengkong Gudang, Serpong, Tangerang Selatan, telah memasuki hari keenam pada Senin (13/1/2025).
Anak-anak menikmati dan menyantap dengan lahap sajian dari program pemberian asupan makanan sehat dan bergizi bagi siswa otu di sekolah.
Di balik keberhasilan pemerintah menyajikan makanan sehat kepada 477 siswa di sana, masih ada anak-anak yang belum terbiasa makan daging.
Baca juga: 362 Siswa SDN 14 Duren Sawit Nikmati Makan Bergizi Gratis Perdana
Hari itu, anak-anak mendapatkan menu makanan berupa nasi, daging sapi bulgogi, tumis tahu, tumis sayur wortel dan jagung, serta buah jeruk.
Namun, beberapa siswa mengeluhkan tekstur daging bulgogi yang disajikan.
Salah satunya adalah Afzar, siswa kelas 1B, yang mengaku tidak ingin memakan daging sapi bulgogi karena sulit dikunyah.
“Makanannya enak, tapi dagingnya keras. Jadi, enggak aku makan,” ujar Afzar sambil tersenyum kecil.
Senada dengan itu, Muhammad Nur Asy’ari, teman sekelasnya, juga mengatakan bahwa ia tidak terlalu menikmati daging bulgogi tersebut.
“Aku enggak suka daging ini karena keras. Aku lebih suka daging ayam,” katanya.
Sebagian besar siswa tetap mengonsumsi makanan lainnya seperti tumis tahu, sayur wortel, dan buah jeruk yang menjadi pelengkap menu hari itu.
Baca juga: Sepekan Program Makan Bergizi Gratis, Menu hingga Keterlibatan UMKM Akan Dievaluasi
Ubah kebiasaan
Selain mengenyangkan, pemberian makanan dari program MBG juga mengubah kebiasaan harian beberapa siswa.
Andita, siswa kelas 1B, mengatakan bahwa ia tak lagi menerima uang jajan dari orang tuanya sejak ada program ini.
“Enggak jajan soalnya udah ada makanan, aku udah kenyang,” kata Andita.
Sebelumnya, ia biasanya diberikan uang jajan sebesar Rp 6.000 per hari jika tidak membawa bekal dari rumah.
Kendati demikian, siswa bernama Afzar masih menerima uang jajan sebesar Rp 5.000 sehari dari orang tuanya meski sudah ada program MBG.
Ia mengaku uang jajan itu digunakan ketika ada makanan yang tidak ia habiskan.
Baca juga: Lupa Bawa Sendok, Gibran Siswa SD di Tangsel Tetap Nikmati Makan Bergizi Gratis Pakai Tangan
Andita juga mengungkapkan bahwa ia lebih suka makanan yang disediakan melalui program MBG dibandingkan bekal yang biasanya dibawakan orang tuanya.
“Lebih suka yang ini (menu MBG), soalnya lebih enak,” ucapnya.
Sebelumnya, ia sering membawa bekal berupa nasi dan nugget dari rumah.
Meskipun lebih menyukai makanan dari MBG, Andita tetap membawa tempat makan untuk menyimpan makanan yang tidak habis.
“Makanan yang enggak habis, taruh di tempat makan, dibawa pulang,” tambahnya.
Tetap lahap
Tingkah unik lainnya datang dari Gibran Hafidz Nurdiansyah, siswa kelas 1B. Ia terlihat tetap menikmati makanannya meski hanya menggunakan tangan.
Ketika ditanya alasannya, Gibran dengan santai menjawab bahwa ia lupa membawa sendok dari rumah.
Baca juga: Pemprov Jakarta Siap Bantu Danai Program Makan Bergizi Gratis
“Enggak apa-apa. Iya, lupa (bawa sendok),” ujar Gibran sambil tetap melahap makanannya.
Siswa bernama Muhammad Nur Asy’ari juga tetap menyantap makanannya meski ia harus berbagi tumis tahu dengan temannya, Afzar.
“Oh, kalau kamu suka, ini tahunya buat kamu,” katanya sambil menyodorkan tahu ke piring Afzar.
Namun, hal yang dilakukan Asy’ari tersebut segera ditegur oleh guru yang mengingatkan agar makanan dihabiskan sendiri.
Program MBG di SDN Lengkong Gudang berlangsung dalam dua sesi, yakni pagi hari pukul 07.30 untuk siswa kelas satu hingga tiga, dan pukul 11.30 untuk siswa kelas empat hingga enam.
Setiap menu dihargai Rp10.000 per porsi dan dikemas untuk mendukung pola makan sehat sekaligus ramah lingkungan.
Baca juga: Dapat Ayam Teriyaki dalam Menu Makan Bergizi Gratis, Siswa di Bogor: Aku Suka Banget
Para siswa diwajibkan membawa perlengkapan makan sendiri, seperti sendok dan tempat makan, guna meminimalkan limbah.
Program ini tidak hanya memberikan asupan bergizi, tetapi juga menjadi sarana pendidikan karakter.
Program ini diharapkan bisa mengajarkan siswa agar tidak membuang makanan. Untuk itu, mereka diperbolehkan untuk membawa tempat makan agar makanan yang tidak habis bisa dibawa pulang.