Kenapa Film Indonesia Tayang Perdana Hari Kamis?
JAKARTA, KOMPAS.com – Film-film Indonesia biasanya tayang perdana di bioskop pada hari Kamis.
Penayangan itu hanya berselisih sehari setelah masuknya film asing.
Baca juga: 5 Film Tayang di Bioskop Mulai Hari Ini
Lantas, kenapa film Indonesia selalu tayang perdana pada hari Kamis?
Apa alasan di balik keputusan itu?
1. Pola Konsumsi Penonton
Kamis dianggap sebagai hari yang ideal karena mendekati akhir pekan, di mana orang lebih cenderung menghabiskan waktu untuk hiburan.
Baca juga: LSF Kembangkan Aplikasi Satelit untuk Awasi Usia Penonton Bioskop
Jika film mendapat respons positif, hype akan terus meningkat hingga akhir pekan, sehingga lebih banyak penonton yang datang.
2. Strategi Box Office
Penayangan pada Kamis memberi waktu lebih lama (Kamis–Minggu) untuk mengumpulkan pendapatan akhir pekan pertama.
Ini penting karena performa pekan pertama sering dijadikan tolok ukur kesuksesan sebuah film.
Baca juga: 6 Film Korea Tayang di Bioskop Indonesia Januari 2025
Dengan perhitungan ini, film juga memiliki peluang lebih besar untuk masuk daftar box office domestik dengan angka yang lebih tinggi.
3. Kebiasaan Industri Film Global
Di banyak negara, film rilis pada hari Kamis atau Jumat.
Di Amerika Serikat, misalnya, film biasanya tayang pada hari Jumat, tetapi ada juga midnight screening atau preview screening yang dimulai Kamis malam.
Baca juga: Film-film yang Pernah Diputar Ulang di Bioskop
Indonesia mengikuti pola ini dengan memulai penayangan pada hari Kamis, menyesuaikan dengan tren global.
4. Siklus Pergantian Film di Bioskop
Film-film yang kurang diminati biasanya hanya bertahan selama seminggu atau kurang.
Dengan tayangan perdana di hari Kamis, manajemen bioskop bisa lebih fleksibel dalam menentukan apakah film akan lanjut diputar di pekan berikutnya atau tidak, berdasarkan performa tiket selama akhir pekan pertama.
Baca juga: 51 Layar Bioskop Baru Akan Hadir di 17 Kabupaten di Pulau Jawa
Jadi, pemilihan hari Kamis bukan kebetulan, melainkan strategi yang mempertimbangkan kebiasaan penonton, strategi pemasaran, dan pola industri film global.