Informasi Terpercaya Masa Kini

3 Alasan Kenapa Trump Ingin Beli Greenland

0 2

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Greenland, wilayah otonomi Denmark, menarik perhatian dunia ketika presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan keinginannya membeli pulau tersebut.

Trump bahkan tidak menepis kemungkinan menggunakan intervensi militer, memicu tanda tanya di Kopenhagen, ibu kota Greenland di Nuuk, dan seluruh Eropa.

Wilayah yang mayoritas tertutup es dan salju ini memiliki sumber daya mineral belum dimanfaatkan dan posisi geostrategis penting.

Baca juga: Trump Ingin Ganti Nama Teluk Meksiko Jadi Teluk Amerika

Saat masa jabatan pertama pada 2019, Trump melontarkan gagasan untuk membeli Greenland, tetapi ditolak banyak pihak.

Dikutip dari kantor berita AFP pada Kamis (9/1/2025), berikut adalah tiga alasan kenapa Trump ingin membeli Greenland.

1. Faktor keamanan nasional

Pada Desember 2024, Trump menyebutkan bahwa mengendalikan Greenland adalah kebutuhan mutlak untuk keamanan nasional.

Pernyataan ini mencerminkan pentingnya Greenland dalam geopolitik, terutama dengan meningkatnya ketegangan antara AS, Rusia, dan China di kawasan Arktik.

Saat ini, AS memiliki pangkalan militer aktif di barat laut Greenland. Pulau itu juga memiliki rute terpendek untuk meluncurkan rudal ke arah Rusia.

Sejarawan Astrid Andersen dari Institut Studi Internasional Denmark menjelaskan kepada AFP, “Selama perang—ketika Denmark diduduki oleh Jerman—AS mengambil alih Greenland. Dalam arti tertentu mereka tidak pernah pergi.”

Baca juga: Trump Ingin Caplok Kanada, Ini Balasan Komentar PM Trudeau

2. Sumber daya mineral

Greenland dikenal memiliki potensi sumber daya mineral besar, yang menjadi daya tarik bagi Amerika Serikat.

Menurut Ditte Brasso Sorensen, analis di Think Tank Europa, “Karena permintaan mineral meningkat, ada kebutuhan untuk mencari sumber daya yang belum dimanfaatkan.”

Para ahli menyoroti bahwa akses ke sumber daya mineral Greenland sangat penting, terutama di tengah ketergantungan global pada unsur tanah langka yang banyak ditemukan di pulau tersebut.

Uni Eropa mengidentifikasi 25 dari 34 mineral dalam daftar resmi bahan baku penting di Greenland, termasuk mineral tanah yang langka.

Namun, saat ini sektor pertambangan di Greenland relatif stagnan.

Hanya ada dua tambang yang beroperasi, satu untuk batu rubi dan satu lagi untuk anorthosite yang mengandung titanium.

Masalah lainnya adalah para pemimpin di Greenland menghadapi tantangan dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Beberapa regulasi masih belum teruji, dan terjadi penentangan publik terhadap penambangan di beberapa area.

Sejak 2009, penduduk Greenland bertanggung jawab memutuskan bagaimana sumber daya alam mereka digunakan.

Penentangan publik terhadap penambangan uranium di Greenland selatan contohnya, berujung terciptanya undang-undang larangan ekstraksi produk radioaktif.

Baca juga: Alasan Kenapa Trump Ingin Rebut Terusan Panama

3. Persaingan geostrategis di Arktik

Dalam konteks meningkatnya persaingan antara AS, China, dan Rusia, Greenland menjadi pusat perhatian sebagai wilayah strategis.

Dengan ibu kotanya yang lebih dekat ke New York daripada Kopenhagen di Denmark, Greenland masuk ke “zona kepentingan” Amerika Serikat.

Meski merupakan wilayah otonomi Denmark, Greenland tetap bergantung pada Kopenhagen untuk kebijakan luar negeri, pertahanan, dan keamanan.

Pemerintah Denmark menyatakan, mereka terbuka untuk berdialog dengan Washington guna melindungi kepentingan AS, terutama ketika persaingan dengan China dan Rusia semakin intens.

Dengan berbagai faktor yang saling terkait ini, alasan kenapa Trump ingin membeli Greenland tak hanya berkaitan dengan perluasan wilayah AS, tetapi juga mengamankan kepentingan strategis dan ekonominya di kawasan Arktik.

Baca juga: Ambisi Trump Perluas Wilayah Amerika: Caplok Kanada, Beli Greenland, Ganti Nama Teluk Meksiko

Leave a comment