Informasi Terpercaya Masa Kini

Untuk Kali Pertama, Kamera Menangkap Keberadaan Suku Terasing Hutan Amazon

0 2

KOMPAS.com – Foto salah satu suku yang terasing dan jarang terlihat sebelumnya di hutan Amazon, Brasil diungkap untuk pertama kalinya.

Kelompok tersebut dikenal sebagai suku Massaco, komunitas kecil yang tinggal di dekat perbatasan Brasil dan Bolivia. Sebutan Massaco diambil dari nama sungai yang mengalir di tanah mereka.

Namun, tidak ada yang tahu persis nama asli suku ini. Bahasa, tatanan sosial, hingga kepercayaan mereka pun masih menjadi misteri, dikutip dari Guardian, Minggu (22/12/2024).

Komunitas ini tertangkap oleh kamera otomatis milikr Brazilian National Indigenous Peoples Foundation (FUNAI) atau Yayasan Masyarakat Adat Nasional Brasil pada Februari 2024.

Dalam beberapa foto, mereka tampak sedang mengambil peralatan pertanian yang sengaja ditinggal oleh FUNAI.

Tak hanya memberitahukan keberadaan mereka kepada dunia luar, foto ini juga menunjukkan bahwa populasi suku Massaco terus bertambah.

Baca juga: Jaringan Kota Kuno Ditemukan di Amazon, Diperkirakan Lebih Besar dari Peradaban Suku Maya

Mengenal suku Massaco

Suku Massaco merupakan komunitas kecil yang awalnya hanya terdiri dari 200 orang pada 1990-an.

Meskipun adanya agribisnis, penambangan, dan perdagangan narkoba mengancam habitat mereka, tetapi suku ini berhasil menunjukkan peningkatan populasi hingga sekitar 250 orang.

Perkembangan ini dilaporkan oleh Yayasan FUNAI, kelompok yang telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi suku ini selama lebih dari tiga dekade.

Sejak tahun 2019, FUNAI menempatkan beberapa kamera otomatis untuk mengamati suku Massaco.

Melalui pengamatan ini, suku Massaco diketahui berburu menggunakan busur sepanjang tiga meter dan berpindah-pindah dari satu musim ke musim lainnya di dalam hutan.

Untuk mencegah orang asing masuk ke wilayah mereka, kelompok ini menanam ribuan paku penusuk kaki dan ban di tanah.

“Sekarang, dengan foto-foto yang detail, kita bisa melihat kemiripannya dengan suku Siriono, yang tinggal di seberang Sungai Guapore, Bolivia,” ujar seorang pejabat pemerintah dari FUNAI.

“Namun tetap saja, kami tidak bisa mengatakan siapa mereka. Ada banyak hal yang masih menjadi misteri,” sambungnya.

Baca juga: Suku Pedalaman Hutan Amazon Tiba-tiba Keluar, Ada Apa?

Populasi suku adat di Amazon meningkat

Selama berabad-abad, populasi suku adat di Amazon terancam dengan hadirnya pendatang dan kerusakan lingkungan yang semakin parah.

Meski begitu, pertumbuhan populasi komunitas terpencil justru menjadi tren di seluruh bagian Amazon.

Pada tahun 2023, jurnal Nature mengungkapkan ada peningkatan populasi di sepanjang perbatasan Brasil dengan Peru dan Venezuela.

Citra satelit menunjukkan, terdapat lahan pertanian luas dan rumah-rumah panjang yang semakin padat.

Melalui luar angkasa, para ahli juga menemukan hal serupa terjadi di antara komunitas nomaden yang tidak menanam tanaman atau membangun bangunan besar. Salah satunya seperti suku Kawahiwa.

“Saat ini kami memperkirakan ada 34-40 orang. Ketika kami mulai bekerja di sini, pada tahun 1999, ada sekitar 20 orang,” ujar Jair Candor, salah satu anggota FUNAI yang mengawasi suku tersebut.

“Kebijakan tanpa kontrak” yang diterapkan Brasil pada 1987 disebut sebagai salah satu alasan berkembangnya populasi masyarakat adat.

Kebijakan itu lalu diadopsi oleh negara lain, seperti Peru, Kolumbia, Ekuador, dan Bolivia untuk melarang orang luar melakukan kontak langsung dengan suku yang terisolasi. Tujuannya untuk mencegah penyakit menular.

Baca juga: Ketika Gurun Sahara Banjir, tapi Sungai Amazon Justru Mengering…

Belum mendapat perlindungan hukum

Berdasarkan laporan Kelompok Kerja Internasional Masyarakat Adat (IWGIA), terdapat 61 kelompok yang dikonfirmasi tinggal di wilayah Amazon dan Gran Chacho, sedangkan 128 lainnya belum diverifikasi.

Menurut penulis laporan tersebut, Antenor Vaz, Brasil unggul dalam mengembangkan praktik di lapangan, tetapi tidak memiliki undang-undang khusus untuk melindungi masyarakat adat.

“Di Brasil dan bagian lain benua ini, tekanan agribisnis dan kekuatan predator lainnya lebih besar daripada hukum dan hak-hak masyarakat adat,” ujarnya.

Padahal, komunitas masyarakat adat yang bertetangga dapat melindungi kelompok lainnya yang lebih terisolasi.

Sebagai contoh, kelompok Manchineri di perbatasan Peru-Brasil, Amondawa di Rondonia, dan Guajarara di negara bagian Maranhao timur.

Baca juga: Spesies Baru Anakonda Terbesar di Dunia Ditemukan di Amazon

Leave a comment