Starlink vs Kalinka: Wajah Baru Peperangan Era Teknologi
TEMPO.CO, Jakarta – Di era teknologi canggih masa kini, medan perang sedang berubah. Peperangan tidak lagi mengandalkan ketangkasan tentara di medan pertempuran secara fisik, melainkan berfokus pada teknologi, mengandalkan senjata-senjata AI.
Sistem satelit Starlink, yang diproduksi SpaceX milik Elon Musk, telah terbukti sangat penting bagi Ukraina sejak awal invasi Rusia pada 2022. Dengan ribuan terminal internet berkecepatan tinggi, pasukan Ukraina dapat mengoordinasikan operasi, berkomunikasi secara efektif, dan melakukan serangan pesawat tak berawak atas infrastruktur-infrastruktur Rusia, bahkan ketika jaringan komunikasi tradisional terputus.
Starlink adalah jaringan satelit orbit rendah Bumi yang dirancang untuk memberikan akses internet ke daerah-daerah terpencil atau wilayah di mana infrastruktur komunikasi konvensional terganggu.
Pada 2022, Musk menolak permintaan untuk mengaktifkan Starlink di kota Sevastopol, Krimea, untuk mendukung serangan Ukraina terhadap armada angkatan laut Rusia, dengan menyatakan bahwa hal itu akan membuat SpaceX “secara eksplisit terlibat dalam tindakan perang dan eskalasi konflik yang besar.”
Sejak dimulainya perang di Ukraina pada Februari 2022, Amerika Serikat telah menyediakan sejumlah besar terminal komunikasi Starlink kepada militer Ukraina.
Tanggapan Rusia
Sebagai tanggapan, Rusia telah memperkenalkan Kalinka, sistem pengawasan baru yang dirancang untuk mendeteksi dan mencegat sinyal Starlink. Dikembangkan oleh Pusat Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (CBST) di Moskow, Kalinka mengklaim berhasil melacak sinyal dari terminal Starlink dalam radius 15 kilometer. Ini termasuk target pada drone dan unit stasioner.
Menurut Andrey Bezrukov, ketua dewan CBST, Kalinka dapat dengan cepat mengidentifikasi dan menargetkan terminal Starlink, dengan memanfaatkan prinsip-prinsip dasar transmisi sinyal radio yang tidak berubah sejak penemuan radio, Al Mayadeen melaporkan.
Bezrukov lebih lanjut menegaskan bahwa bahkan penggunaan Starshield, versi militer Starlink yang digunakan oleh pasukan Ukraina, tidak akan menutupi terminal komunikasi mereka dari kemampuan deteksi Kalinka.
Efektivitas sistem ini sebagian besar dipengaruhi oleh medan di daerah yang dipantau dan keberadaan sistem elektronik lain yang digunakan oleh pasukan lawan, demikian yang disoroti Sputnik.
Mengenai produksi massal, Bezrukov mengindikasikan bahwa hal itu bergantung pada tingkat permintaan dari operasi militer Rusia di dalam zona konflik.
Kalinka vs Starlink
Starlink adalah teknologi satelit futuristik di luar angkasa, dan Kalinka adalah sistem pengawasan canggih di bumi. Perbandingan ini menyajikan kontras yang mencolok, yang menunjukkan era baru peperangan. Ruang angkasa dipenuhi dengan satelit canggih, sementara di bumi terdapat pameran teknologi keamanan global tingkat atas.
Menurut Charlotte Frey, seorang konsultan strategis, Kalinka bukan hanya sebuah konsep – ia secara aktif diuji dalam skenario pertempuran dan diintegrasikan ke dalam berbagai platform militer. Ini termasuk aplikasi pada jet ski, kapal, dan helikopter, yang menunjukkan keserbagunaan dan mobilitasnya.
Kalinka mewakili kemajuan yang signifikan dalam teknologi pengawasan, yang menunjukkan kemampuan beradaptasi karena saat ini sedang diintegrasikan ke dalam berbagai platform militer, termasuk jet ski, kapal, dan helikopter. Mobilitas ini memungkinkan aplikasi serbaguna, sehingga memungkinkan pasukan militer Rusia untuk menangkal keunggulan teknologi yang diperoleh musuh-musuh mereka.
Implikasinya sangat signifikan. Meskipun Starlink telah memberikan keuntungan taktis bagi Ukraina, kemunculan Kalinka menyoroti dinamika baru perang modern, di mana teknologi mengaburkan batas antara penggunaan sipil dan militer. Ketika negara-negara seperti Cina juga menyatakan keprihatinannya terhadap aplikasi militer Starlink, jelaslah bahwa masa depan peperangan akan lebih banyak dipengaruhi oleh supremasi teknologi daripada kekuatan militer tradisional.
Frey dalam tulisannya yang dimuat di situs Oinegro.com, menyebutkan konflik atas kontrol teknologi semacam itu akan menentukan konflik di masa depan. Dengan kemajuan seperti Starlink dan penanggulangan seperti Kalinka, pertempuran sinyal dan sistem yang tidak terlihat akan menentukan era pertempuran berikutnya.
Kemunculan Starlink dan Kalinka menyoroti pergeseran penting dalam pelaksanaan operasi militer, di mana teknologi sekarang memainkan peran sentral. Ketika negara-negara terus berinovasi di bidang komunikasi dan pengawasan satelit, konflik di masa depan kemungkinan besar akan berkisar pada supremasi teknologi daripada tenaga manusia atau kekuatan militer tradisional.
Pilihan Editor: Angkatan Laut Inggris Hanya Punya Dua Kapal Perusak yang Beroperasi