Sosok Aguan 9 Naga,Bos PIK 2 dan Investor IKN yang Dianggap Mau Diadu Domba dengan Jokowi
Aguan (Sugianto Kusuma) adalah pengusaha yang kerap dijuluki 9 naga, pemilik PIK 2 dan investor IKN yang kini dianggap mau diadu domba dengan Jokowi.
Siapa sosok Aguan lebih jauh dan kenapa PIK 2 jadi sorotan?
BANGKAPOS.COM – Inilah sosok Sugianto Kusuma alias Aguan, bos PIK2 yang kerap dilabeli dengan istilah 9 Naga dan kini dianggap mau diadu domba dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Anggapan bahwa Aguan mau diadudomba datang dari Konsultan Hukum Proyek Strategis Nasional (PSN) PIK-2, Muannas Alaidin.
Ia berkometar soal kutipan di sebuah media nasional terkait respons Aguan berinvestasi di IKN.
Muannas berpendapat ada kutipan yang tidak utuh dan keluar dari konteks yang sebenarnya.
Kekeliruan itu kata Muannas, menimbulkan kesan seolah-olah Aguan ditekan untuk berinvestasi, padahal tidak demikian.
Muannas menilai, kekeliruan dalam penyajian berita ini telah dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang aktif menyerang PSN PIK-2 dan IKN.
“Kesalahan ini dimanfaatkan oleh Said Didu dan kelompoknya untuk melancarkan serangan terhadap Aguan. Mereka mencoba membenturkan Aguan dengan Jokowi,” kata Muannas dilansir dari Tribun Tangerang.
Terlepas dari itu, siapa Aguan lebih jauh dan kenapa namanya disorot terkait PIK 2 baru-baru ini?
Profil
Aguan adalah pengusaha nasional sekaligus konglomerat yang kerap disebut sebagai pemilik PIK dan bos Agung Sedayu.
Nama aslinya adalah Sugianto Kusuma.
Aguan kerap dijuluki 9 Naga, walau diketahui ia tak sepakat dengan julukan tersebut.
Aguan lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 9 Januari 1951.
Usia atau umur aguan saat ini 73 tahun.
Ya, Aguan adalah pemilik PIK dan Agung Sedayu Group sekaligus kawan Tomy Winata 9 Naga.
Sepak terjangnya sebagai pengusaha tak main-main.
Aguan misalnya ikut berinvestasi di IKN bersama sejumlah pengusaha konglomerat lainnya.
Aguan kerap disebut orang merupakan bagian dari 9 Naga.
9 Naga adalah istilah yang merujuk julukan para pengusaha yang memiliki pengaruh besar dalam perekomonian di Tanah Air.
Tidak ada literatur resmi yang secara jelas mengonfirmasi keberadaan Kelompok 9 Naga ini.
Istilah 9 Naga muncul pada era Orde Baru, di mana pengusaha dan pemerintah terlibat dalam hubungan yang saling menguntungkan.
Kembeli kepada sosok Aguan, Aguan merupakan kawan dekat Tomy Winata.
Ia kerap dijuluki 9 Naga walau namanya tak tercantum dalam daftar yang banyak beredar di internet.
Seperti disebut sebelumnya, di Indonesia, Aguan dikenal sebagai bos Pantai Indah Kapuk dan Agung Sedayu group.
Ia merupakan konglemarat pendirinya.
Aguan dikenal sebagai ‘guru’ bagi beberapa pengusaha lainnya yang juga telah terkenal dan mengakar bisnisnya di Indonesia.
Di forum Kaskus, Aguan bahkan digelari Godfather dan sangat dekat dengan Tomy Winata, bos Grup Artha Graha.
Aguan juga berbesan dengan Eka Tjandranegara, pendiri dan pemilik Grup Mulia.
Putra Eka Tjandranegara, Ekman Tjandranegara menikah dengan Lareina Halim Kusuma yang merupakan putri dari Aguan.
Profil Sugianto Kusuma alias Aguan memang selalu dikaitkan dengan nama-nama pengusaha terkenal di Indonesia.
Lelaki keturunan Tionghoa ini lahir di Palembang pada 1951, tepatnya di kawasan 14 Ilir.
Seperti Tomy Winata, namanya mulai berkibar di era Presiden Soeharto.
Walau pun masih aktif berperan dalam bisnisnya, Aguan kini lebih banyak terjun ke dalam kegiatan kemanusiaan, di antaranya aktif dalam perkumpulan keagamaan sebuah yayasan Budha bernama Tzu Chi.
Di sini Aguan banyak menghabiskan waktu untuk membantu dan menolong masyarakat.
Aguan memprakarsai pembangunan rumah susun, saat itu pertama kali di Cengkareng sebanyak 1100 unit.
Masyarakat gratis menempati rumah tanpa dipungut biaya, mereka hanya diminta untuk membayar uang kebersihan sebesar Rp 90.000, setelah itu warga hanya tinggal merawat dan memelihara saja, dan tentunya tidak boleh dijual.
Selesai pembangunan di Cengkareng, Tzu Chi kembali melakukan pembangunan tahap dua di perkampungan nelayan Angke pada tahun 2006 sebanyak 600 rumah. dengan menelan biaya yang tidak sedikit sekitar Rp 80 miliar.
Tidak hanya itu, bantuan lain seperti kesehatan, operasi katarak, pemberian beras 50 ribu ton untuk 2,4 juta kepala keluarga seluruh Indonesia pada tahun 2004.
Mereka pun membangun sekolah-sekolah dengan biaya murah, rumah sakit dengan biaya murah yang berada di bawah naungan Budha Tzu Chi.
Pascabencana tsunami Aceh banyak warga yang kehilangan tempat tinggal, Tzu Chi pun bergegas untuk mendirikan rumah di wilayah tersebut diantaranya, di Meulaboh, Aceh Besar, dan Banda Aceh.
Di Palembang, Aguan melalui Yayasan Budha Tzu Chi, pada September 2015, menggelontorkan bantuan untuk memperbaiki 100 rumah warga yang kumuh di tanah kelahirannya kawasan 13/14 Ilir.
Tiap rumah dapat alokasi Rp 40 juta.
Bantuan itu disampaikan pengusaha Palembang Hermanto Wijaya saat melakukan audiensi dengan Walikota Palembang Harnojoyo di rumah dinas Walikota Jalan Tasik.
Pada kesempatan tersebut turut hadir Rektor Universitas Bina Darma Prof Buchori Rachman.
Biodata
- Nama Lengkap: Sugianto Kusuma
- Nama Panggilan: Aguan
- Tempat Tanggal Lahir: Palembang Sumatera Selatan, 10 Januari 1951
- Usia: 73 tahun
- Istri: Li Ping
- Pekerjaan: Pendiri Agung Sedayu Group
- Karier: Wakil Komisaris PT Bank Artha Graha, Tbk, Wakil Presiden Perseroan PT Jakarta
- International Hotels & Development Tbk, Pendiri Agung Sedayu Group
Aguan Investasi di IKN
Seperti diketahui, pemerintah membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur.
Tak hanya menggaet investor internasional, pemerintah juga menggaet sejumlah investor lokal ternama di Indonesia.
Ada nama Aguan di sana bersama pengusaha pemilik konglemarasi bisnis lainnya seperti Ciputra hingga Sinarmas.
Mereka disebut ikut berinvestasi di IKN.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, mengungkapkan sejumlah nama-nama besar investor sudah masuk ke IKN.
Diantaranya ada Franky Widjaja selaku putra dari konglomerat pendiri Grup Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja.
“Yang sudah masuk itu Pak Aguan, Pak Anthony Salim, kemudian Pak Franky Widjaja. Mereka sudah punya konsorsium,” ujar Bahlil, usai acara Rapat Kerja Nasional Hipmi di ICE BSD, Tangerang, Kamis (31/8/2023) kala itu.
Adapun Franky Widjaja memiliki nama lengkap Franky Oesman Widjaja, kelahiran Makassar, 1958 silam.
Ia adalah putra dari pendiri Grup Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, yang meninggal pada Januari 2019 di usia 95 tahun.
Pada 2022, Forbes mencatat total kekayaan keluarga Widjaja mencapai US$10,8 miliar atau sekitar Rp157,2 triliun dan sempat menduduki peringkat ketiga orang terkaya di Indonesia.
Sebelum menerima berbagai posisi tertinggi di Grup Sinar Mas, Franky merupakan lulusan Universitas Aoyama Gakuin, Jepang dan lulus dengan gelar Sarjana Perdagangan pada 1979.
Franky menjabat sebagai Chief Executive Officer di Golden Agri-resources Ltd. sejak tahun 1996. Dia menjabat sebagai Kepala Divisi Produk Agri-Bisnis dan Makanan Konsumen Grup Sinar Mas.
Dia juga sempat menjabat sebagai Wakil Presiden anak perusahaan GAR di Indonesia, PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk.
Franky kemudian didapuk menjadi Chief Executive Officer Sinarmas Land Ltd. pada 2000 hingga Desember 2006.
Franky memiliki beragam pengalaman manajerian dan operasional di berbagai industri, seperti kertas, properti, bahan kimia, jasa keuangan dan agribisnis, pada periode 1982 hingga 2003.
Sejak 1982, beliau telah terlibat dalam berbagai bisnis termasuk pulp dan kertas, properti, kimia, jasa keuangan dan pertanian. Dia menduduki dewan direksi di beberapa perusahaan Sinar Mas.
Melalui pengalamannya di Grup Sinar Mas, Franky juga ditunjuk menjabat sebagai Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bidang Agrobisnis, Pangan, dan Peternakan, Ketua Dewan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (DMSI), dan Penasihat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Dia juga merupakan anggota Dewan Pengurus Gabungan Pengusaha Makanan & Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) serta anggota Dewan Kehormatan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI).Kekayaan
Kekayaan
Walau dikenal sebagai taipan atau pengusaha, nama Aguan diketahui hampir tak pernah masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia yang kerap dirilis media seperti Forbes.
Selain itu, tak pernah ada deklarasi resmi mengenai beberapa kekayaan Aguan.
Namun, pada 2018, Globe Asia mengestimasikan total jumlah kekayaan Aguan adalah US$ 970 juga atau sekitar Rp 15,8 triliun jika dihitung menggunakan kurs dolar AS saat ini.
Versi lainnya, berbagai sumber menyebut kekayaan Aguan mencapai Rp 42,73 triliun lewat kepemilikan 55,57 persen saham PANI secara tidak langsung oleh PT Agung Sedayu.
Selain menjabat sebagai Direktur Utama PANI, dirinya juga diketahui merupakan Wakil Komisaris Utama PT Bank Artha Graha International milik Tomy Winata.
Proyek Aguan di PIK 2 Disorot
Nama Aguan baru-baru ini jadi sorotan setelah Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid tengah mengkaji ulang soal dikeluarkannya rekomendasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) atas proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 di Jakarta Utara.
Proyek PIK 2 ini merupakan proyek milik bos Agung Sedayu Group (ASG) Sugianto Kusuma alias Aguan tersebut.
Adapun pengkajian ulang tersebut terkait ketidaksesuaian Rencata Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi maupun RTRW Kota/Kabupaten kawasan tersebut.
Bahkan, tak memiliki Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
Dari total 1.700 hektar kawasan tersebut, 1.500 hektarnya masih masuk dalam kawasan Hutan Lindung.
“Hutan Lindung itu, sampai hari ini, belum ada penurunan status dari Hutan Lindung menjadi Hutan Konversi. Hutan Konversi menjadi Areal Penggunaan Lain (APL) belum sama sekali. Ini bola ada di tangan Menteri Kehutanan (Raja Juli Antoni),” ungkap Nusron dalam bincang bersama media di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Kamis (28/11/2024) dilansir kompas.com.
Oleh karena itu, lanjut Nusron, tentunya harus dilihat apakah perlu untuk dikeluarkannya rekomendasi PKPR proyek milik Bos Agung Sedayu Group (ASG) Sugianto Kusuma alias Aguan tersebut.
“Kenapa? Karena yang sisanya 200 hektar itu masuk kawasan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B). Kami akan mengkaji,” tegas Nusron.
Setidaknya, empat PSN yaitu pendukung swasembada pangan, energi, hilirisasi, serta program Giant Sea Wall untuk Jakarta dan Pantai Utara untuk mengamankan Pulau Jawa.
“Nah, apakah (PIK 2) ini bisa dimasukkan kategori itu atau tidak? Kami sedang mengkaji. Tapi ingat ya, yang menjadi PSN itu bukan semua PIK 2. Yang menjadi PSN itu hanya 1.700 hektar. Bukan kawasan perumahannya, tapi yang khusus untuk pariwisata “Tropical Coastline,” tandas Nusron.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD RI, Yorrys Raweyai mengatakan bahwa proyek strategis nasional (PSN) di kawasan proyek Pantai Indah Kapuk 2 (PIK-2) berdiri di atas hutan lindung.
Menurut dia, proyek milik bos Agung Sedayu Group (ASG) Sugianto Kusuma alias Aguan di Banten tersebut mempunyai kewajiban untuk merehabilitasi 500 hektare kawasan itu menjadi hutan mangrove.
“Yang saya bisa jelaskan bahwa hutan lindung ini mangrove yang hampir 1.700 hektare itu sekarang sudah terabrasi, tinggal 91 hektare hutan mangrove, yang semua jadi empang kita lihat sekarang,” kata Yorrys usai melakukan kunjungan kerja ke kawasan tersebut, Sabtu (7/12/2024).
“Nah itu kewajiban dalam pengelolaan PSN ini. Pertama dia harus bisa mengembalikan itu minimal 500 hektare jadi hutan mangrove,” lanjut dia.
Sisanya akan dibuat sebagai kawasan ekoturisme atau destinasi wisata lingkungan hidup.
(bangkapos.com/ Tribun Jambi/ Tribunnews/ kompas.com/ Tribun Tangerang)
Sebagian artikel ini tayang di Tribun Tangerang