Bukan Jogja atau Solo, Ini 5 Kota Terbaik di Indonesia untuk “Slow Living” atau Gaya Hidup Santai
KOMPAS.com – Slow living adalah gaya hidup yang menekankan pada kehidupan yang lebih sederhana, santai, dan lebih sadar akan waktu dan lingkungan sekitar.
Gerakan slow living muncul sebagai respons terhadap gaya hidup cepat yang sering kali hanya mengejar kuantitas tanpa memperhatikan kualitas.
Melalui rangkaian liputan jurnalisme, Kompas melakukan analisis untuk mengetahui wilayah mana saja di Indonesia yang paling baik untuk menerapkan gaya hidup slow living.
Bagaimana hasilnya?
Baca juga: Daftar Desa Wisata Terbaik di Dunia 2023, Ada Indonesia
Kota terbaik di Indonesia untuk slow living
Berdasarkan hasil analisis Kompas, seperti yang dikutip dari pemberitaan Kompas.id (9/12/2024), berikut adalah 5 kota terbaik untuk menjalani gaya hidup slow living:
- Kedu Raya
- Tasikmalaya Raya
- Banyumas Raya
- Malang Raya
- Kedungsepur
Kota-kota tersebut menjadi kawasan terbaik untuk slow living, dinilai dari biaya hidup, keamanan, dan infrastruktur.
Kota-kota ini menawarkan keseimbangan antara aksesibilitas dan ketenangan, cocok untuk gaya hidup santai atau masa pensiun.
Baca juga: 5 Desa Ini Seperti Negeri Dongeng di Dunia Nyata
Sementara, untuk popularitas di media sosial, Solo menjadi kota paling banyak dibicarakan warganet untuk slow living, diikuti Malang, Yogyakarta, dan Salatiga.
Faktor seperti biaya hidup rendah, iklim nyaman, dan suasana ramah menjadi daya tarik utama dari kota-kota tersebut.
Apa itu gaya hidup slow living?
Gerakan slow living adalah respons terhadap gaya hidup cepat yang sering hanya mengejar kuantitas tanpa memperhatikan prioritas esensial.
Filosofi ini mendorong individu untuk meninjau ulang prioritas hidup, memisahkan apa yang benar-benar penting dari tuntutan teknologi dan pola hidup konsumeris.
Dilansir dari Kompas.com (11/12/2023), slow living sering digambarkan sebagai seni menjalani hidup dengan ritme santai, meluangkan waktu, dan bertindak lebih sadar.
Slow living bukan hanya soal menata hidup dan menghabiskan waktu, tetapi juga tentang cara menghubungkan waktu dengan berbagai hal dalam hidup secara berkualitas.
Baca juga: Sejarah dan Efek YOLO, Gaya Hidup yang Populer di Era Milenial
Artinya, hidup tidak hanya sibuk dengan pekerjaan, Anda dapat mengambil waktu untuk menikmati kegiatan sehari-hari, berolahraga, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
Gaya hidup slow living bukan berarti bermalas-malasan, tetapi memilih untuk bekerja lebih bermakna dan fokus pada hal penting, termasuk kesehatan serta hubungan manusiawi.
Perkembangan teknologi dan budaya konsumsi telah menciptakan ritme hidup yang serba instan, namun penting untuk melihat teknologi sebagai alat pendukung, bukan penentu.
Penerapan gaya hidup slow living membantu mengurangi tekanan sosial dan mengarahkan seseorang serta komunitas pada kebahagiaan sejati melalui kesederhanaan dan refleksi.
Baca juga: Cara Menyeimbangkan Gaya Hidup dan Pekerjaan ala Milenial