BSI Ajukan Izin Bullion Bank, Berikut Gambaran Potensi Bisnisnya
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menjadi salah satu yang berpotensi memulai bisnis bullion bank di Indonesia. Mulai dari pemerintah hingga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai BSI menjadi salah satu perusahaan yang siap menjalankannya.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan, pihaknya siap menjalankan bisnis bullion. Terlebih, ia mengaku senang jika ada dorongan agar BSI bisa ekspansi lebih besar lagi di bisnis emas.
Bukan tanpa alasan, sebagai bank syariah, ia menyebutkan sudah menjadi nature untuk menjalankan bisnis emas. Di mana, BSI saat ini juga memiliki layanan cicil emas dan gadai emas.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Bank Emas Beroperasi di Semester I-2025
“Kami sedang mengajukan izinnya,” ujar Hery saat ditemui, Selasa (10/11).
Hery menilai tak bakal ada hambatan bagi BSI untuk mendapatkan izin tersebut. Sebab, sesuai ketentuan, modal BSI sudah melebihi ketentuan dari POJK terkait bullion bank dengan modal minimal Rp 14 triliun.
Di kesempatan yang sama, Direktur Penjualan dan Distribusi BSI Anton Sukarna mengungkapkan potensi bullion bank di tanah air sangat besar. Sebab, ia menilai emas ini sudah menjadi instrumen investasi yang familiar di masyarakat Indonesia.
“Zaman nenek dan buyut kita kan kalau punya uang pasti simpan di emas,” ujar Anton.
Hanya saja, ia menegaskan bahwa dengan animo yang besar tersebut, perlu didorong dengan adanya literasi. Dengan literasi, masyarakat pada akhirnya bisa memiliki pilihan untuk berinvestasi di emas.
Baca Juga: Segudang Lembaga Perlu Dibentuk Demi Bullion Bank
Secara hitungan kasar, Anton mencontohkan jika masyarakat Indonesia ada ratusan juta dan setengahnya terliterasi, bisa saja 10% yang terliterasi itu akan tergerak untuk memiliki emas. Hitungan itulah yang bisa menggambarkan seberapa besar potensinya.
“Permintaan banyak. Tapi kita harus menunggu dulu beberapa hal sebelum kita bisa jalankan bisnis bullion kita,” tambah Anton.
Anton juga menjelaskan bahwa nantinya dari bullion bank tersebut, bank akan mendapat untung dari spread yang ada. Dalam hal ini, dari orang yang menyimpan emas dengan orang yang membutuhkan emas dari bank.
“Selalu, kalau bank kan melihatnya dari spread. Di mana, pembiayaan emas itu pengembaliannya dalam bentuk emas juga,” jelasnya.
Baca Juga: Menko Airlangga Usul BRI dan BSI Jadi Pengelola Bullion Bank, Begini Respons OJK
Adapun, untuk melihat seberapa besar minat masyarakat khususnya nasabah BSI dengan bisnis emas, Anton menggambarkan itu sudah tercermin dari layanan cicil emas yang memiliki kinerja cukup positif di tahun ini.
Hingga September 2024, total transaksi bisnis emas di BSI meningkat 60,5% secara tahunan (YoY). Khususnya produk BSI Cicil Emas secara tahunan naik 143% YoY.
“Soalnya segmennya luas, mulai dari yang punya uang nyicil sebulan Rp 500.000 sampai yang kemudian mungkin bisa sebulan Rp 5 juta,” tandasnya.