PPI Ungkap Faktor Penyebab Pramono-Rano Menang di Pilgub Jakarta
TEMPO.CO, Jakarta – Lembaga survei Parameter Politik Indonesia (PPI) mengungkapkan setidaknya ada empat faktor yang menjadi penyebab pasangan calon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, unggul dari dua pesaingnya di Pilgub Jakarta. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan bahwa faktor pertama yaitu agresivitas mesin partai paslon yang diusung PDIP ini lebih baik dibanding dua lawannya.
Adapun Pramono-Rano, bersaing dengan paslon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, yang diusung Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus. Serta paslon nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, yang maju dari jalur perseorangan.
Adi mengatakan bahwa mesin partai Pramono-Rano tercatat lebih agresif untuk memenangkan paslon nomor urut 3 tersebut. Keunggulan itu, ujarnya, tampak pada masifnya pemasangan alat peraga kampanye dan publikasi di media sosial.
Berdasarkan data lembaganya, tercatat alat peraga kampanye dan publikasi di media sosial oleh Pramono-Rano unggul hingga 6 persen dari pasangan RK-Suswono. Dia mengatakan bahwa mesin kampanye Pramono-Rano juga lebih unggul dari segi kunjungan dan pembagian bingkisan.
Faktor kedua, kata Adi, adanya pergeseran suara pemilih usai mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, bertemu dengan Pramono-Rano di pertengahan November 2024. Padahal, kata dia, dari hasil sigi lembaganya pada akhir Oktober suara pemilih Anies di Pilpres masih cenderung mengarah kepada RK-Suswono.
“Konsolidasi suara pemilih Anies ini semakin kuat menjelang pemilihan, sehingga saat quick count gap suara antara Pramono-Rano dengan RK-Suswono menebal hingga 11 persen dari 5,6 persen saat survei 13-17 November,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Ahad, 8 Desember 2024.
Selain itu, Adi mengatakan bahwa pernyataan Suswono perihal janda kaya juga menjadi faktor Pramono-Rano menang di Pilgub Jakarta. Dia mengungkapkan, dari data barier elektabilitas paslon nomor urut 1 menunjukkan adanya ketidaksukaan yang terakumulasi akibat pernyataan eks Menteri Pertanian tersebut.
Latar belakang paslon yang diusung koalisi gemuk ini juga menjadi penyebab Pramono-Rano unggul. Menurut Adi, masyarakat masih menganggap bahwa RK-Suswono bukan representasi dari Jakarta, sehingga dinilai tidak memahami problem di wilayah tersebut.
“Di samping itu popularitas Suswono yang masih rendah juga memicu keengganan untuk memilih pasangan RK-Suswono,” katanya.
Adapun Komisi Pemilihan Umum atau KPU Jakarta resmi menetapkan hasil rekapitulasi perolehan suara calon gubernur dan wakil gubernur dalam kontenstasi pilkada Jakarta 2024. Berdasarkan penetapan KPU terhadap hasil rekapitulasi tingkat provinsi, pasangan calon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno menduduki posisi teratas perolehan suara terbanyak dengan 2.183.239 suara.
Dari hasil penetapan itu, Pramono Anung-Rano Karno unggul dari dua rivalnya. Paslon yang diusung PDIP dan Partai Hanura memeroleh sebanyak 2.183.239 suara dari total 4.714.393 suara sah. Sementara itu Ridwan Kamil-Suswono meraih 1.718.160 suara, sedangkan perolehan terkecil didapatkan oleh Dharma Pongrekun-Kun Wardana dengan 459.230 suara.
“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, berita acara dan sertifikasi rekapitulasi hasil penghitungan dan perolehan suara dari setiap kabupaten/kota dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta tahun 2024 saya nyarakan sah,” kata Ketua KPU Jakarta Wahyu Dinata, di Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, pada Ahad, 8 Desember 2024.
Alfitria Nefi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Buntut Pelanggaran Pilkada Jakarta di TPS Pinang Ranti, RIDO akan Laporkan Bawaslu ke DKPP