Viral Anak SD Ngevape Diunggah ke Media Sosial, Orangtua Harus Apa?
Viral di media sosial soal anak SD yang diduga ngevape. Video itu sempat diuanggah oleh akun Instagram @recehxixi (sudah tidak ada), anak SD itu menggunakan seragam merah putih dan mengeluarkan asap dari mulutnya. Diduga siswi tersebut sedang menggunakan vape.
Video itu pun memunculkan reaksi negatif dari warganet. Banyak yang menyebut miris karena generasi muda Indonesia seperti ini. Akun Instagram @m1chaelyo bahkan membandingkan skills set dan hal-hal apa saja yang bisa dilakukan oleh peserta didik di China.
Tentunya semakin banyak ini membuat orangtua resah. Apa yang mesti dilakukan agar anak-anak kita bisa memaksimalkan lebih bakat dan minat mereka ke depannya.
Berikut Popmama.com rangkum viral anak SD ngevape diunggah ke media sosial, orangtua harus apa?
1. Viral anak SD sudah bangga ngevape, bukan kejadian pertama kali
Video yang beredar itu menunjukkan siswa SD perempuan yang merekam dirinya di dalam kamar. Ia memegang ponselnya seperti ber-selfie sembari mengeluarkan asap dari mulut lalu dihirup ke hidungnya.
Dari video itu warganet menyimpulkan ia sedang menggunakan vape. Vape adalah perangkat yang menghasilkan uap yang dihirup penggunanya, dan juga dikenal dengan sebutan rokok elektronik (e-rokok). Di mana seharusnya digunakan oleh orang dewasa.
Kejadian serupa juga pernah terjadi sebelumnya. Sejumlah anak SD juga pernah viral mengisap vape pada Agustus 2017 lalu. Anak SD dalam video adalah murid dari SDN 2 Surodakan.
2. Bahaya kesehatan vape untuk anak
Penggunaan vape atau rokok elektrik dapat memberikan dampak serius terhadap kesehatan anak-anak. Salah satu dampaknya adalah gangguan pada paru-paru, seperti iritasi saluran pernapasan hingga penyakit serius seperti popcorn lung (bronchiolitis obliterans), yang disebabkan oleh bahan kimia seperti diacetyl dalam cairan vape.
Vape juga sering mengandung nikotin, zat adiktif yang dapat mengganggu perkembangan otak anak, terutama pada area yang berkaitan dengan perhatian, pembelajaran, dan pengendalian emosi. Ketergantungan nikotin sejak usia dini tidak hanya membahayakan kesehatan, tetapi juga meningkatkan risiko anak menjadi perokok tembakau di kemudian hari.
Cairan vape bisa menyebabkan keracunan nikotin jika tertelan atau terserap melalui kulit, terutama pada anak kecil, karena bahkan jumlah kecil cairan ini bisa berbahaya. Dampak jangka panjang penggunaan vape pada anak-anak belum sepenuhnya dipahami, tetapi penelitian menunjukkan adanya risiko besar terhadap kesehatan mereka di masa depan.
3. Mengapa anak bisa kecanduan vape?
Ada beberapa anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga mereka rentan mencoba hal-hal yang dianggap keren, termasuk vape. Biasanya vape dihisap untuk orang dewasa ini bisa berbahaya bagi anak karena mengandung formaldehida yang bisa memicu kanker dan menyebabkan kecanduan.
Anak mungkin tertarik dengan vape karena lebih murah, mengandung perasa buah, dan memiliki aroma yang wangi. Sayangnya, banyak orangtua tidak menyadari anaknya mulai mencoba atau kecanduan vape. Padahal untuk anak-anak vape tidak sehat dan berbahaya.
4. Tips untuk orangtua agar anak tidak mencoba vape
Agar orangtua bisa membantu anak, maka mama dan papa perlu melakukan pendekatan dan komunikasi yang baik kepada anak. Tujuannya agar anak merasa nyaman menerima informasi.
Pilih waktu yang tepat untuk membahas bahaya vape, dan usahakan segera membantu anak menghentikan jika baru mencobanya. Usahakan juga melakukan komunikasi asertif kepada anak terus-menerus mengenai hal ini.
Itulah tadi viral anak SD ngevape diunggah ke media sosial. Semoga menjadi pembelajaran untuk kita sebagai orangtua agar lebih dekat dengan anak agak tidak ‘kecolongan’.
Baca juga:
- 7 Ajaran Buya Yayha agar Anak Tidak Nakal dan Pintar, Berpedoman Allah
- 5 Kenakalan Anak yang Sering Disepelekan Orangtua, Perhatikan Ma!
- 5 Faktor Penyebab Kenakalan Remaja yang Perlu Diketahui