Cerita Pendaki asal Tasikmalaya yang Sempat Hilang di Gunung Balesae Sulsel
TASIKMALAYA, KOMPAS.com – Sebanyak tiga pendaki asal Tasikmalaya, Jawa Barat, yang sempat dinyatakan hilang di Gunung Balesae, Sulawesi Selatan, berbagi pengalaman bertahan hidup di tengah medan sulit selama pendakian.
Mereka hanya mampu menempuh trek sejauh 200 meter per hari akibat kondisi jalur yang dipenuhi pohon besar rapuh.
Baca juga: Tersesat di Gunung Slamet, Naomi Terpilih Wakili SMK 3 Semarang di Pramuka Garuda Nasional
Bukan Tersesat, tetapi Miskomunikasi
Ketiga pendaki, yakni Tantan Trianaputra (56), Maman Permana (44), dan Yudiana (46), sebenarnya tidak tersesat.
Mereka hanya mengalami keterlambatan kembali ke desa terdekat, yang memicu laporan dari rekan mereka di Sulawesi Selatan ke Basarnas.
“Miskomunikasi ini menunjukkan kepedulian sesama pecinta alam. Strategi bertahan hidup yang mereka lakukan juga membuktikan keahlian mereka sebagai pendaki berpengalaman,” tambah Asep.
Rahasia Bertahan Hidup di Gunung
Tantan menjelaskan, mereka membawa bekal cukup untuk pendakian selama 10 hari, meski harus berhemat saat kehilangan kontak.
Selain itu, mereka memanfaatkan sumber daya alam seperti pakis dan pinang sebagai tambahan makanan.
“Di pegunungan itu ada banyak sumber makanan. Kami tidak konsumsi anoa karena sadar binatang itu dilindungi,” ujar Tantan.
Baca juga: Tersesat di Gunung Batukaru, Wisatawan Turkiye Ditemukan di Ketinggian 1.800 Mdpl
Namun, perjalanan mereka terhambat oleh banyaknya pohon tumbang yang akarnya rapuh. Mereka harus menggunakan gergaji untuk membuka jalan.
“Karena kondisi seperti itu, sehari kami hanya bisa menempuh jarak 200 meter kurang,” tambah Tantan.
Sebelumnya, ketiga pendaki berangkat melalui jalur Bantimurung, Kecamatan Bone-bone, Sulawesi Selatan, dan sempat dinyatakan hilang selama tiga hari sebelum ditemukan pada Senin (25/11/2024).