Informasi Terpercaya Masa Kini

Sherly Tjoanda Bikin Sejarah di Maluku Utara

0 2

jpnn.com – Komunis kondang Dahlan Iskan menyoroti kemenangan Sherly Tjoanda dalam Pilkada Gubernur (Pilgub) Maluku Utara (Malut) 2024.

Menurut Dahlan, tidak semua calon kepala daerah beli suara. Contohnya: Sherly Tjoanda yang berpasangan dengan Sarbin Sehe.

Sherly bersama mendiang Benny Laos-x @herald.id-

“Dia terpilih sebagai Gubernur Maluku Utara tanpa serangan fajar,” ucap Dahlan dalam esainya berjudul Sherly Benny, edisi Sabtu (30/11/2024).

Baca Juga: DLH Maluku Utara Gelar Seminar Penelitian dan Inovasi untuk Ciptakan Pembangunan Berkelanjutan

Ya, Sherly merupakan istri mendiang Benny Laos, cagub Malut yang meninggal dalam insiden ledakan speedboat yang mereka gunakan saat kampanye Pilgub Malut.

Sherly pun jadi korban luka dalam kebakaran speedboat pada Sabtu, 12 Oktober 2024 pukul 14.05 WIT, di Dermaga Pelabuhan Regional Bobong, Desa Bobong, Kabupaten Pulau Taliabu, Malut.

“Sherly, 40 tahun, bikin sejarah: Tionghoa pertama menjadi gubernur pilihan rakyat di Indonesia,” kata Dahlan.

Dahlan menyinggung bahwa Ahok yang juga Tionghoa memang pernah jadi gubernur Jakarta, tetapi itu menggantikan gubernur yang jadi presiden: Jokowi.

Baca Juga: Pramono-Rano Siap Menggandeng Dharma-Kun untuk Membangun Jakarta

Hebatnya, kata Dahlan, Sherly terpilih di provinsi yang mayoritas Islam. Kalau saja Airin terpilih di Banten, maka Indonesia punya dua gubernur yang cantiknya tak terpermanai. “Kini Sherly tanpa tandingan,” lanjutnya.

Menurut Dahlan, Sherly terpilih bukan saja dapat manfaat dari tragedi tewasnya sang suami: Benny Laos.

Sherly sendiri memang lengkap: wajahnya cantik, badannya bagus, pikirannya cerdas, pendidikannya tinggi: S-1 di Singapura dan S-2 di Belanda.

Baca Juga: Sherly Benny

Sherly sekolah SMA di Surabaya. Rasanya di Petra atau St. Louis. Lalu dia tinggal di Bali. Ayahnya, pengusaha Ambon, punya rumah di Pulau Dewata.

Di Bali itulah Sherly dijodohkan oleh pamannya. Calon suaminya: Benny Laos. Orang Maluku juga –saat itu belum ada Maluku Utara.

Benny lahir di Ternate. Dahlan lantas menghubungi kakak Benny yang tinggal di Ternate: Cae Laos. Pengusaha di sana.

Baca Juga: Pilgub NTB: Pasangan Ini Mengeklaim Menang, Lihat Datanya

“Orang tua kami sebenarnya tinggal di pulau kecil jauh dari Ternate. Di Pulau Obi. Tetapi saat itu ibu saya sakit. Harus dibawa ke kota Ternate,” tulisan Dahlan mengutip penjelasan Cae.

Sang ibu sendiri lahir di desa terpencil, Loloda, di sudut utara pulau Halmahera. Itu tidak jauh dari Pulau Morotai. Ayah mereka lahir di pulau sangat kecil, Pulau Modi. Letaknya di seberang Loloda.

Mereka adalah keluarga “orang pulau”. Pengusaha kecil. Jual beli hasil bumi. Pasangan itu pindah dari satu pulau ke pulau lain. Mereka punya anak delapan orang. Benny Laos adalah anak keenam.

Saat ibunda sakit, ternyata tidak sembuh-sembuh. Mereka sampai mengontrak rumah di Ternate. Pindah-pindah. Anak nomor 6, 7, 8 lahir di Ternate.

“Anda sudah tahu: kelak, di tahun 2017, Benny jadi bupati di Pulau Morotai. Sherly pun jadi Bu Bupati,” tutur Dahlan.

Lalu, Benny mencalonkan diri sebagai Gubernur Maluku Utara. Dia diusung partai biru: Demokrat, PAN, dan Nasdem. Popularitasnya tinggi.

Benny, anak keluarga miskin itu sudah jadi kaya. Dia sudah jadi pengusaha. Saat jadi Bupati Morotai, Benny terkenal bersih. Karena itu dia sering bertengkar dengan DPRD di sana.

Dahlan pun menghubungi wartawan Malut Post, Faisal Jalaluddin: soal bagaimana sosok Benny sebagai bupati Morotai.

“Seperti Ahok, Benny juga suka marah-marah. Terutama pada stafnya. Soal disiplin dan penggunaan anggaran,” ujar Dahlan mengutip perkataan Faisal. “Tetapi mulutnya tidak kasar,” ujarnya.

Faisal juga mengungkap beberapa kebijakan Benny Laos masa itu. Salah satunya, Benny banyak memotong anggaran perjalanan dinas.

“Orang-orang tua di Morotai dapat BLT. Lewat kartu ATM. Orang tua diberi ATM. Bukan tunai,” kata Dahlan mengutip penjelasan Faisal.

Di Morotai, Benny menggratiskan biaya kesehatan warganya. Juga pendidikan. Program itulah yang akan diperluas dari lingkup kabupaten ke seluruh provinsi. Karena itu Benny maju jadi calon gubernur.

Benny keliling dari pulau ke pulau. Sherly terus mendampingi suami. Pasangan ini jadi buah bibir. Rukun. Serasi. Seimbang. Ke pulau mana pun Sherly ikut.

Termasuk ketika berangkat kampanye ke pulau-pulau nun jauh di laut selatan. Speed boat-nya harus transit di pulau Taliabu: isi bensin.

“Saat itulah speed boat itu meledak. Terbakar. Benny tewas. Pun lima orang lainnya,” tulisan Dahlan.

Proses Pilkada sudah terlalu jauh. Sudah memasuki masa kampanye. Tetapi masih bisa dilakukan penggantian calon.

Awalnya Sherly sama sekali tidak terpikir, tetapi partai pendukung sepakat memberangkatkan Sherly menjadi cagub Malut.

Setelah dirawat di rumah sakit akibat luka-luka, Sherly mau. Dia masih harus berjalan pakai tongkat. Pun saat debat di antara empat pasangan.

“Di panggung, Sherly tidak canggung. Pidatonya sering diselingi kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris. Kelihatan sekali Sherly beda kelas,” kata Dahlan.

Rakyat Maluku yang mayoritas Islam memilih Benny –yang diwujudkan dalam memilih Sherly. Di tangan wanita cantik ini nasib Maluku Utara diharapkan tidak begitu-begitu saja lagi.

Namun godaan akan banyak. Investor nikel sangat mengincar Halmahera, pulau terbesar di provinsi itu.

“Apakah Sherly punya konsep menjadikan nikel sebagai sumber kemakmuran rakyat –di samping sumber keuntungan konglomerat,” ujar Dahlan Iskan.(disway/jpnn)

Leave a comment