Ujicoba di Solo, Begini Kecanggihan Trem Otonom PT Inka dan Institut Teknologi Bandung
TEMPO.CO, Jakarta – PT Industri Kereta Api (Inka) dan Institut Teknologi Bandung membuat trem otonom bertenaga listrik dari baterai. Perusahaan membuat wahana yang dibalut teknologi kecerdasan buatan (AI) oleh tim kampus. “Untuk memiliki kemampuan otonom, trem perlu dilengkapi sejumlah sensor,” kata ketua tim peneliti ITB, Bambang Riyanto Trilaksono kepada Tempo, Sabtu 23 November 2024.
Sensor yang digunakan seperti kamera, radar, GNSS atau sistem navigasi satelit global untuk menentukan posisi trem, dan sistem penginderaan jarak jauh atau LiDAR (Light Detection and Ranging).
Serangkaian sensor itu, menurut Bambang, memungkinkan trem bisa mendeteksi obyek yang ada di sekitarnya seperti bus, truk, angkutan kota, sepeda mobil, dan pejalan kaki. “Sehingga trem punya kemampuan untuk menghindari halangan jika ada kendaraan atau pejalan kaki yang berjarak terlalu dekat,” kata guru besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB itu.
Teknologi AI membantu trem secara otonom atau mandiri untuk membatasi kecepatan pada ruas jalan tertentu sesuai dengan peraturan, rambu, dan kondisi jalan. Tim ITB mengembangkan trem driving assistance untuk membantu atau menggantikan tugas masinis yang kemungkinan mengantuk atau perhatiannya teralihkan. “Sistem AI yang melakukan deteksi kemudian memberikan warning dalam bentuk bunyi tertentu di dalam kabin supaya masinisnya lebih awas,” ujar Bambang.
Sementara pada kondisi trem tidak menggunakan masinis, terdapat beberapa fitur tambahan seperti adaptive cruise control serta otonomous emergency breaking guna mencegah tabrakan dengan kendaraan lain maupun pejalan kaki, dan kemampuan untuk mengenali rambu lalu lintas dengan menggunakan kamera dan beberapa sensor lain. Sistem otonom yang dikembangkan pada trem ini, kata Bambang, sarat dengan teknologi AI sehingga memungkinkannya beroperasi dengan atau tanpa masinis dalam lingkungan lalu lintas campuran.
Bambang menambahkan, fokus utama sistem otonom pada trem yaitu menghindari rintangan di bagian depan. Sistem LiDAR diatur untuk bisa mendeteksi rintangan di jalur rel pada radius hingga 60-80 meter. Ketika misalnya ada kendaraan yang terlalu dekat, sistem AI akan memutuskan apakah trem perlu melakukan pengereman darurat secara mendadak, membunyikan klakson, atau mengerem pelan untuk menjaga kenyamanan penumpang.
Untuk keamanan trem dan kendaraan lain di jalan raya, Bambang mengatakan, perlu ada regulasi trem di Indonesia oleh PT Kereta Api atau Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. “Supaya nanti fitur-fitur trem otonom yang kita kembangkan sesuai dengan regulasi,” ujarnya.
Ujicoba trem otonom yang berlangsung 6-22 November 2024 di Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, dan dinilai oleh tim independen dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). “Audit teknologi sudah disampaikan, secara keseluruhan trem otonom kita berhasil pada kondisi lalu lintas yang ada di Solo,” kata Bambang.
Rencananya PT Kereta Api akan melanjutkan ujicoba trem otonom pada 25-26 November 2024. Dari semula hanya melintas dari Stasiun Purwosari hingga Kota Solo, jaraknya mau diperpanjang dari lintas Stasiun Purwosari hingga Wonogiri pulang pergi.
Saat ini, menurut Bambang, trem otonom bertenaga listrik dari baterai penyimpan itu berkapasitas 200 kilowatt hour (kWh) per sekali pengisian daya. Melaju dengan kecepatan sekitar 14 kilometer per jam, jarak tempuh trem sejauh 90 kilometer. Adapun kecepatan maksimal trem mencapai 40 kilometer per jam. “Dari sisi baterai masih perlu pengembangan khusus supaya sekali isi bisa lebih jauh jarak tempuhnya,” kata dia.
Pengembangan trem otonom ini mendapat dukungan pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
General Manager Riset dan Pengembangan PT Inka, Febry Pandu Wijaya mengatakan, trem otonom bertenaga baterai ini tidak hanya mendukung pengurangan emisi karbon. “Tetapi juga mengurangi risiko kesalahan manusia dari sisi pengemudi serta meningkatkan keselamatan dalam pengoperasian trem,” katanya di laman perusahaan.
Inka berharap teknologi transportasi ini dapat diterapkan di berbagai kota di Indonesia.
Pilihan Editor: Trem Otonom untuk IKN Dipulangkan ke Cina, Dosen ITB: Kalau Belok ke Luar Jalur