Hasto: Ahmad Luthfi Terima Laporan Judol Rp 1,5 T di Jateng, yang Lapor Diblok
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tak masalah sejumlah calon kepala daerah mendapat dukungan atau endors dari mantan presiden Joko Widodo. Dia tak menampik, endorsement itu jadi faktor naiknya elektabilitas.
Namun, bagi Hasto, calon yang didukung Jokowi justru mengalami penurunan elektabilitas.
“Kalau berdasarkan survei endorsemnt ini kan 16% dan kemudian akan terus-terus mengalami penurunan karena gerak kekuatan arus balik tersebut,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (20/11).
Hasto menilai, dalam Pilkada, sosok calon jadi yang utama. Di Jawa Tengah misalnya, Hasto yakin Andika punya kedekatan yang dalam dengan warga Jateng. Rekam jejak sebagai Panglima TNI juga menunjukkan yang hal sama.
Hasto lalu menyinggung peran lawan Andika, Ahmad Luthfi saat menjadi Kapolda Jawa Tengah.
“Contohnya, nanti kemudian mengevaluasi kepemimpinan Komjen Purn Ahmad Luthfi ketika menerima laporan tentang judol di Jawa Tengah yang kapitalisasinya itu mencapai lebih dari 1,5 triliun rupiah, kemudian yang melaporkan itu handphone-nya malah di-block,” kata Hasto kepada wartawan, Rabu (20/11).
Namun demikian, dia tidak merincikan soal laporan tersebut. Belum ada keterangan dari pihak Ahmad Luthfi terkait pernyataan Hasto itu.
Ahmad Luthfi berpasangan dengan Taj Yasin merupakan salah satu calon gubernur dan calon wakil gubernur yang berkontestasi di Pilkada Jawa Tengah. Ia akan melawan jagoan PDIP Andika Perkasa-Hendrar Prihadi.
Secara survei, kedua pasangan ini bersaing ketat. Berdasarkan survei Indikator, Andika-Hendi punya elektabilitas 43,46% dan Luthfi-Yasin 47,19%.
Di lokasi yang sama, Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy menegaskan optimisme Andika-Hendi bisa memang di Jateng.
“Nah, berkaitan dengan survei yang ada di Jawa Tengah, tentunya kami optimis bahwa Andika Hendi dengan rekam jejak dan pengalaman,” kata Ronny.
Ronny tak meragukan peran Andika Perkasa dalam hal menjalankan keadilan sosial. Itu sudah ditunjukkan saat menjadi Panglima TNI.
“Malah lagi kalau debat malam terkait dengan keadilan sosial. Kalau Bapak-Ibu mengetahui, bicara soal keadilan sosial ini adalah bicara soal tentang bagaimana keadilan itu bisa dihadirkan di masyarakat,” ujarnya.