Informasi Terpercaya Masa Kini

Cerita Wisatawan Terjebak 5 Hari di Labuan Bajo, Terpaksa Naik Kapal 33 Jam ke Bali

0 4

KOMPAS.com – Alfia, wisatawan asal Jakarta, masih dalam perjalanan laut menuju Bali saat diwawancara via telepon oleh Kompas.com, Kamis (14/11/2024).

Ia terjebak di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), selama lima hari karena Bandara Internasional Komodo ditutup, imbas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

Baca juga: Evakuasi Wisatawan dari Labuan Bajo ke Surabaya Berlangsung 30 Jam akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Berangkat dari Jakarta pada Jumat (8/11/2024) dan berencana pulang keesokan harinya, Sabtu (9/11/2024), nyatanya tak bisa ia wujudkan.

Pesawat yang mulanya dijadwalkan pada Sabtu sore pukul 16.00 Wita dari Labuan Bajo ke Jakarta, berakhir gagal terbang.

“Besoknya, Minggu (10/11/2024), saya cari informasi dan ternyata bandaranya tutup. Senin beli tiket pesawat lagi, dibatalkan juga. Selasa beli tiket pesawat lagi, bandaranya juga tutup,” kata Alfia.

Melihat kabar penerbangan yang tak menentu, Alfia lantas membeli tiket kapal Pelni seharga Rp 277.000 dengan jadwal keberangkatan pukul 23.00 Wita pada Rabu (13/11/2024).

Ini adalah pengalaman naik kapal pertama kali dalam hidupnya. Rela menempuh durasi 33 jam ke Bali menggunakan KM Binaiya, berlanjut terbang ke Jakarta, demi bertemu keluarga yang ditinggalkan nyaris seminggu.

“Dalam bayangan saya, kalau naik kapal kayak bisa pilih kelas 1 atau kelas 2 ya. Jadi karena ini darurat, kami semua di sini ngemper,” kata Alfia.

Kapal dengan total lima lantai itu dipenuhi wisatawan mancanegara (wisman). Alfia memperkirakan sedikitnya ada 1.000 orang dalam kapal tersebut.

Baca juga:

  • Penerbangan Australia-Bali Dibuka Lagi Usai Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
  • Bandara Komodo Kembali Buka Hari Ini, Simak Jadwal Penerbangannya

Untungnya, kapal menyediakan WiFi yang bebas diakses para penumpang, juga makan pagi, siang, serta malam nanti.

“Ya ampun enggak nyangka sih ya 33 jam terdampar kayak gini,” ujar dia.

Selama pembatalan terbang berhari-hari, Alfia berada di hotel dan terus memperpanjang durasi menginapnya.

Pihak hotel bahkan mengimbau para tamu, termasuk dirinya, untuk menggunakan masker karena debu vulkanik mulai turun.

“Mereka (hotel) provide (menyediakan) masker karena debunya sudah mulai turun. Diimbau pakai masker,” tutur Alfia.

Berawal hanya menginap semalam usai mengikuti Labuan Bajo Marathon (LBM) 2024, berujung menginap selama lima malam.

Baca juga:

  • Wisatawan yang Tertahan di Labuan Bajo Bisa Dapat Diskon Hotel 50 Persen
  • Erupsi Gunung Lewotobi, Ini Rute Alternatif Kapal Evakuasi dari Labuan Bajo

“Hotel juga sepi. Kayak di hotel saya itu sudah siapkan kamar untuk tamu, tetapi enggak ada tamu yang datang karena memang enggak ada yang ke Labuan Bajo,” ujar Alfia.

Tahun lalu, kala menghadiri acara lari yang sama, Alfia tak mendapati pengalaman ini. Semua berjalan lancar sesuai rencana.

Walau nyatanya sebelum berangkat pada pekan lalu, ia sempat memastikan aktivitas erupsi Gunung Lewotobi lewat berita.

“Tapi ya saya pikir-pikir, enggak (bahaya) lah karena dari panitia acara dan pemerintah juga kayaknya masih aman-aman saja. Ya udahlah, kami berangkat,” pungkas Alfia.

Baca juga:

  • Nomor WhatsApp untuk Informasi Evakuasi Wisatawan di Labuan Bajo
  • Bandara Tutup, 1.688 Wisatawan Naik Kapal Saat Keluar dari Labuan Bajo
Leave a comment