Informasi Terpercaya Masa Kini

25 Cerita Rakyat Pendek Pengantar Tidur untuk Kecerdasan Otak Anak

0 2

Membacakan dongeng sebelum tidur pada anak merupakan kebiasan baik. Pasalnya, dongeng dapat merangsang kecerdasan otak dan emosional. 

Melalui dongeng atau cerita rakyat pendek, anak juga belajar tentang nilai-nilai moral tentang apa yang baik dan apa yang buruk dalam kehidupan. Selain itu, daya imajinasi anak juga distimulasi agar berkembang secara optimal.

Untuk itu, sebaiknya orangtua membacakan dongeng pada anak secara rutin. Kebiasaan ini juga dapat membangun kedekatan antara anak dan orangtua. Tidak perlu bingung mencari cerita karena ada banyak cerita rakyat nusantara. 

Cerita tersebut merupakan warisan budaya yang diturunkan secara lisan. Salah satu cerita rakyat pendek yang terkenal adalah Malin Kundang. Namun, masih ada banyak cerita lainnya dengan pesan moral yang tak kalah penuh makna.

Simak daftar cerita rakyat pendek yang dirangkum Popmama.com ini, yuk! 

Kumpulan Cerita Rakyat Pendek1. Cerita Rakyat Pendek Timun Mas

Dahulu kala, ada seorang perempuan tua bernama Mbok Srini. Ia hidup sebatang kara tanpa anak ataupun cucu. Biasanya, ia bersama dengan janda kampung yang lain pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar.

Suatu hari, di tengah perjalan Mbok Srini terpisah dari rombongan. Nahasnya, ia bertemu dengan raksasa.

Demi menyelamatkan diri, Mbok Srini akhirnya mau menerima permintaan raksasa, yaknu menanam biji timun.

Menurut raksasa, biji timun tersebut dapat melahirkan seorang bayi. Setelah bayi tersebut dewasa, raksasa akan datang memakannya.

Setelah itu, Mbok Srini kembali ke rumah dan menanam biji timun. Seperti kata raksasa, biji timun membesar dan membuahkan bayi perempuan yang dinamai Timun Mas.

Timun Mas tumbuh menjadi gadis remaja yang cerdas. Saat umurnya 16 tahun, Mbok Srini meminta Timun Mas pergi dari rumah karena raksasa akan datang memakannya. Mbok Srini membekali Timun Mas dengan biji-bijian ajaib.

Berkat biji-bijian tersebut, Timun Mas berhasil melawan raksasa. Kemudian, Timun Mas kembali ke rumah dan hidup bahagia bersama Mbok Srini

2. Cerita Rakyat Pendek Bawang Merah Bawang Putih

Pada zaman dahulu, tinggallah janda dengan dua anak perempuan, yakni Bawang Merah dan Bawang Putih. Bawang Merah adalah saudara tiri Bawang Putih. Sementara itu, ayah dan ibu kandung Bawang Putih sudah meninggal dunia.

Walaupun Bawang Merah dan Bawang Putih sama-sama berparas cantik, tapi mereka memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Bawang putih dikenal murah hati hati sementara Bawang Merah dikenal culas.

Suatu hari, Bawang Putih menolong seorang nenek. Sebagai imbalan nenek tersebut memberikan labu yang ternyata berisi emas dan perhiasan.

Mengetahui hal tersebut, Bawang Merah dan ibunya sengaja menemui sang nenek. Mereka ingin menolong nenek tersebut tapi mengharapkan imbalan. 

Sang nenek memang memberikan hadiah berupa labu kuning. Namun, labu tersebut bukan berisi perhiasan. Labu kuning berisi ular-ular. 

3. Cerita Rakyat Pendek Malin Kundang

Cerita ini bermula di sebuah desa di pulau Sumatra. Malin dan ibunya tinggal dalam kemiskinan. Kendati demikian, ibunya terus berusaha keras agar Malin tetap bisa makan.

Suatu hari, Malin berpamitan pada sang ibu untuk merantau ke kota. Ia berjanji akan menjemput ibunya ketika sudah menjadi orang kaya. Ibunya pun mendoakan kepergian sang putra. 

Bertahun-tahun lamanya, Malin tidak pulang ke rumah. Bahkan, ia tidak pernah memberikan kabar sama sekali. Sementara itu, ibunya terus merindukan Malin.

Satu hari, sebuah kapal saudagar kaya melintas di pantai dekat rumah ibu Malin. Orang-orang memberitahukan pada sang ibu bahwa saudagar kaya tersebut adalah Malin yang selalu ia tunggu. Untuk memastikan kebenarannya, ibunya Malin melihat saudagar kaya beserta istri dan mertuanya.

Ternyata, saudagar kaya itu memang Malin. Ibunya pun ingin segera memeluk putranya tersebut. Akan tetapi, Malin malah mengabaikan sang ibu. Malin tidak mengakui ibunya karena malu.

Lantaran terluka dengan sikap dan perkataan anaknya, ibu mengutuk Malin menjadi patung. Dalam perjalanan pulang, Malin benar-benar menjadi patung dan air mata keluar dari matanya.

4. Cerita Rakyat Pendek Batu Menangis

Tidak jauh berbeda dengan cerita Malin Kundang, Batu Menangis mengisahkan seorang ibu dan anak perempuan. Mereka tinggal berdua. Ayah Darmi sudah meninggal dunia. 

Meski mempunyai paras yang ayu, Darmi memiliki watak yang buruk. Ia hanya suka berdandan, tapi tidak pernah membantu ibunya.

Ketika Darmi dan ibunya ke pasar, ia tidak mengakui sang ibu. Ia mengaku perempuan yang di sampingnya adalah pembantunya.

Mendengar perkataan buruk tersebut, hati ibunya pun terluka. Sang ibu mengutuk Darmi menjadi batu.

Saat itulah, Darmi menyesal karena tidak pernah memperlakukan sang ibu dengan baik. Sebagai bentuk penyesalan, ia hanya bisa menangis.

Itulah awal mula Batu Menangis di Kalimantan Barat.

5. Cerita Rakyat Pendek Sangkuriang

Kisah rumit ini dimulai ketika Sangkuriang kecil membunuh anjing peliharaan ibunya, Dayang Sumbi. Padahal, anjing tersebut adalah jelmaan ayah Sangkuriang selama ini.

Mengetahui perbuatan putranya, Dayang Sumbi pun mengusir Sangkuriang. Sebelumnya, ia memukul kepala Sangkuriang dengan centong nasi.

Setelah itu, Sangkuriang tidak pernah pulang. Dayang Sumbi sendiri tidak pernah menua. Ia tetap menjadi perempuan cantik dan muda.

Suatu hari, Sangkuriang dewasa melintas di depan rumah Dayang Sumbi dan terpesona dengan kecantikan perempuan tersebut. Ia tidak ingat bahwa perempuan tersebut adalah ibunya.

Dayang Sumbi pun tertarik dengan Sangkuriang. Mereka tidak mengetahui hubungan asli di antara keduanya.

Namun, kebenaran muncul saat Dayang Sumbi melihat luka di kepala Sangkuriang. Setelah menanyakan bekas luka tersebut, Dayang Sumbi langsung menolak lamaran Sangkuriang.

Sangkuriang tidak terima dan ia pun meminta syarat agar tetap bisa menikahi Dayang Sumbi. Akhirnya, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang membuat perahu selama kurang dari 24 jam, yakni sebelum matahari terbit.

Berkat bantuan jin, Sangkuriang hampir berhasil menjalankan misi tersebut. Namun, Dayang Sumbi meminta pada dewa agar matahari terbit lebih cepat. Doa tersebut dikabulkan.

Sangkuriang yang melihat matahari terbit pun marah. Ia menendang perahu buatannya sampai terbalik. Perahu itulah dipercaya menjadi gunung Tangkuban Perahu.

6. Cerita Rakyat Pendek Ande-Ande Lumut

Konon, ada sebuah kerajaan besar yang bernama Kerajaan Kahuripan. Demi menjaga kedamaian, kerajaan dibagi menjadi dua, yakni Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Namun, berdasarkan wasiat Raja Erlangga, ia ingin kedua daerah dipersatukan lagi.

Caranya dengan menikahkan Raden Panji Asmarabangun dari Kerajaan Jenggala dengan Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri.

Rencana pernikahan tersebut ditolak ibu tiri Dewi Sekartaji. Ia ingin putri kandungnya yang menjadi Ratu Jenggala. Ia pun menculik dan menyembunyikan Dewi Sekartaji.

Panji Asmarabangun tidak ingin menikahi Intan Sari, saudara tiri Dewi Sekartaji. Ia berkelana mencari tunangannya.

Kemudian, ia bertemu Mbok Randa dan meminta perempuan tua tersebut mencarikan jodohnya untuknya. Sementara itu, Panji Asmarabangun mengubah namanya menjadi Ande-Ande Lumut.

Dewi Sekartaji berhasil melarikan diri, tapi ia tidak bisa kembali ke kerajaan. Ia akhirnya tinggal serumah dengan seorang ibu dengan 3 putri. Ketiganya berperingai buruk dan suka menghina Dewi Sekartaji atau sering dipanggil Klenting Kuning.

Ketika kabar Ande-Ande Lumut mencari cinta sampai ke telinga mereka, Klenting Kuning pun tertarik ikut. Sampai akhirnya, dengan banyaknya rintangan, ia berhasil menemui Ande-Ande Lumut.

Saat itulah, Klenting Kuning menyadari bahwa Ande-Ande Lumut adalah tunangannya.

7. Cerita Rakyat Pendek Keong Mas

Pada zaman dahulu, raja Kertamarta di kerajaan Daha memiliki dua putri, yakni Candra Kirana dan Dewi Galuh. Mereka hidup bahagia.

Kemudian, pangeran dari kerajaan Kahuripan ingin meminang Candra Kirana. Dewi Galuh pun cemburu. Ia meminta bantuan tukang sihir untuk mengubah saudaranya menjadi keong mas.

Lantaran kehilangan pujaan hari, Raden Inu Kartapati mencari Dewi Galuh ke penjuru dunia.

Sementara itu, keong mas Dewi Galuh ditemukan seorang nenek di sebuah desa. Sang nenek baru menyadari bahwa keong mas tersebut bukan sembarangan keong mas.

Takdir membawa Raden Inu Kartapati sampai di rumah sang nenek. Ia mengutarakan tujuan pengembaraannya.

Saat itulah, sang nenek mempertemukan Raden Inu dengan keong mas. Kutukan Dewi Galuh pun luntur. 

8. Cerita Rakyat Pendek Asal Usul Tari Guel

Pada suatu hari, Muria dan Sangede, kakak beradik yang merupakan putra Sultan Johor dari Malaysia, sedang menggembala itik di tepi pantai sambil bermain layang-layang. Tiba-tiba, datanglah badai hebat yang memutuskan benang layang-layang mereka. Mereka segera mengejar layang-layang yang terlepas tersebut dan melupakan itik-itik mereka.

Setibanya di rumah, ayah mereka memerintahkan mereka untuk mencari itik yang hilang dan tidak boleh pulang tanpa menemukannya. Mereka terus mencari itik selama berbulan-bulan hingga akhirnya sampai di Kampung Serule, di mana mereka dibawa oleh penduduk setempat untuk menghadap Raja Serule. Tanpa diduga, mereka diangkat sebagai anak angkat oleh raja.

Keberhasilan Muria dan Sangede membawa kemakmuran bagi rakyat Serule, namun hal ini menimbulkan rasa iri dan marah dari Raja Linge, yang kemudian mengancam akan membunuh mereka. Sayangnya, Muria akhirnya terbunuh.

Suatu hari, para raja berkumpul di istana Sultan Aceh untuk menyerahkan upeti, dan Sangede juga hadir di sana. Saat menunggu ayah angkatnya, Sangede menggambar seekor gajah putih yang menarik perhatian Putri Sultan. Putri meminta agar gajah seperti gambar tersebut ditemukan. Sultan kemudian memerintahkan Raja Serule dan Raja Linge untuk menangkap gajah putih tersebut dan membawanya sebagai persembahan.

Pada pagi hari berikutnya, Sangede dan Raja Serule mengikuti petunjuk dari mimpi Sangede dan pergi ke Samarkilang. Mereka menemukan gajah putih yang sedang bermain di pinggiran sungai. Setelah mengenakan tali di tubuh gajah, mereka mencoba untuk menangkapnya, tetapi gajah putih itu melarikan diri dengan sangat cepat. Mereka kemudian memutuskan untuk bernyanyi dan menari untuk menarik perhatian gajah putih. Ternyata, gajah putih itu tertarik dan mulai mengikuti gerakan mereka. Dengan terus menari dan berjalan, mereka berhasil membawa gajah putih ke istana. Tarian yang mereka lakukan kemudian dikenal sebagai tarian Guel hingga saat ini.

9. Cerita Rakyat Pendek Danau Toba

Di zaman dahulu, di sebuah desa di daerah yang kini menjadi Sumatera Utara, hiduplah seorang petani miskin bernama Toba. Ia adalah seorang pria yang sangat bekerja keras, namun hidupnya penuh dengan kesulitan. Suatu hari, saat sedang bekerja di ladangnya, Toba menyelamatkan seekor ikan besar dari tangkapan para nelayan. Ikan tersebut ternyata adalah putri dewa yang turun dari surga.

Sebagai balas budi atas tindakan Toba yang baik, putri dewa menjanjikan akan memberikan Toba kekayaan dan kesejahteraan. Mereka kemudian menikah dan memiliki seorang putra. Namun, ada satu syarat yang harus dipatuhi: Toba tidak boleh membagikan rahasia mengenai asal usul putrinya kepada siapapun, termasuk anak mereka.

Seiring waktu, Toba tidak dapat menahan rasa ingin tahunya dan membocorkan rahasia tersebut kepada putranya. Mendengar hal ini, putri dewa sangat marah dan memutuskan untuk kembali ke surga. Sebelum pergi, dia memberikan peringatan bahwa jika Toba melanggar janji lagi, bencana besar akan terjadi.

Tidak lama setelah putri dewa pergi, sebuah bencana besar melanda. Danau yang besar tiba-tiba terbentuk di daerah tersebut, menenggelamkan ladang, rumah, dan desa. Pulau di tengah danau adalah sisa dari tanah yang tersisa dari kaldera yang terbentuk, dan dikenal sebagai Pulau Samosir.

10. Cerita Rakyat Pendek Si Parkit Raja Parakeet

Di zaman dahulu kala, di sebuah desa di Aceh, hiduplah seorang pemuda bernama Parkit yang dikenal sebagai seorang pemuda yang tampan dan bijaksana. Suatu hari, Parkit terjatuh cinta pada seorang putri cantik bernama Ratu yang tinggal di kerajaan dekat desanya. Ratu adalah putri dari seorang raja yang sangat berkuasa dan dihormati.

Parkit merasa bahwa cintanya kepada Ratu tidak mungkin terbalas, karena status sosial mereka yang berbeda jauh. Namun, Parkit tidak menyerah dan terus mencari cara untuk memenangkan hati Ratu. Ia memutuskan untuk menunjukkan kesungguhannya dengan melakukan berbagai tindakan heroik dan berusaha membuktikan kualitas dirinya.

Pada suatu hari, raja mengumumkan bahwa dia akan memberi hadiah kepada siapa saja yang dapat menangkap burung langka yang disebut Parkit Raja. Burung ini dikenal karena kecantikannya dan warna bulunya yang cerah. Raja berharap burung tersebut dapat menjadi hadiah istimewa bagi putrinya.

Parkit, yang telah dikenal sebagai seorang pemuda yang cekatan dan berani, memutuskan untuk menangkap burung Parkit Raja. Ia menjelajahi hutan dan pegunungan dengan tekun dan penuh dedikasi. Setelah pencarian yang panjang dan melelahkan, Parkit akhirnya berhasil menemukan burung Parkit Raja dan menangkapnya.

Dengan membawa burung tersebut ke istana, Parkit menunjukkan kepada raja dan Ratu bahwa dia bukan hanya seorang pemburu yang ulung tetapi juga seorang pria dengan hati yang tulus. Ratu terpesona oleh keberanian dan dedikasi Parkit. Akhirnya, raja, terkesan dengan tindakan dan kualitas Parkit, memberikan restunya dan menerima Parkit sebagai calon menantunya.

Parkit dan Ratu kemudian menikah dan hidup bahagia bersama. Burung Parkit Raja, yang menangkap perhatian dan cinta mereka, menjadi simbol cinta sejati dan dedikasi yang tinggi.

11. Cerita Rakyat Pendek Sabai nan Aluih

Di Padang Tarok, terdapat seorang raja bernama Rajo Babanding yang memiliki seorang putri cantik dan rajin bernama Sabai nan Aluih. Kecantikan dan kebaikan hati Sabai nan Aluih terkenal hingga ke kampung-kampung sekitar, termasuk Kampung Situjuh yang dipimpin oleh sahabat Rajo Babanding, yaitu Rajo nan Panjang.

Mendengar tentang putri yang cantik, Rajo nan Panjang mengirim utusan untuk meminang Sabai nan Aluih. Namun, pinangan tersebut ditolak karena alasan usia; Rajo nan Panjang sudah sepuh. Ia kemudian memutuskan untuk melamar langsung, dan saat tiba di rumah Rajo Babanding, ia diajak berunding di luar rumah. Di sinilah Rajo Babanding secara halus menolak pinangan dan menantang Rajo nan Panjang untuk berkelahi.

Pertarungan antara Rajo Babanding dan Rajo nan Panjang berlangsung sengit di Padang Panahunan. Pertarungan ini melibatkan pengawal kedua belah pihak. Dalam pertempuran tersebut, pengawal Rajo nan Panjang menembakkan peluru ke dada Rajo Babanding, membuatnya tersungkur tak sadarkan diri.

Sabai nan Aluih, yang mendengar berita tersebut dari seorang gembala, segera berlari ke tempat pertempuran dengan membawa senapan. Dalam perjalanannya, ia bertemu Rajo nan Panjang dan pengawalnya. Marah karena kecurangan dalam perkelahian, Sabai nan Aluih menembak Rajo nan Panjang hingga ia terjatuh ke tanah. Pengawal Rajo nan Panjang melarikan diri ketakutan.

Sabai nan Aluih segera menuju Padang Panahunan dan menemukan ayahnya sudah meninggal. Kesedihan yang mendalam menyelimuti Sabai nan Aluih karena kehilangan sang ayah yang dicintainya.

12. Cerita Rakyat Pendek Asal Usul Padi

Di Tanah Karo, Sumatera Utara, sebuah negeri mengalami kemarau panjang yang membuat keadaan sangat sulit. Di tengah kemarau tersebut, hiduplah seorang anak yatim bernama Si Beru Dayang yang sering menangis meminta makan di pangkuan ibunya. Meskipun sang ibu berusaha sekuat tenaga, ia tidak bisa memenuhi kebutuhan anaknya. Kesehatan Si Beru Dayang semakin memburuk hingga akhirnya ia meninggal dunia. Kesedihan mendalam menyelimuti sang ibu, yang akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan terjun ke sungai yang dalam. Kejadian ini tidak diketahui oleh warga setempat.

Beberapa bulan berlalu, kemarau masih berlanjut. Di tengah padang kering, dua anak kecil menemukan buah berbentuk bulat sebesar labu saat mereka mengais tanah mencari umbi-umbian. Mereka membawa buah itu pulang, dan meskipun tidak ada yang mengenalinya, sang raja tertarik dan memutuskan untuk melihatnya.

Saat raja dan penduduk berkumpul untuk memeriksa buah tersebut, tiba-tiba terdengar suara dari angkasa. Suara itu mengungkapkan bahwa buah tersebut adalah jelmaan Si Beru Dayang, dan memerintahkan penduduk untuk menanamnya dengan baik agar bisa menjadi makanan. Suara itu juga menyampaikan pesan bahwa Si Beru Dayang sangat merindukan ibunya dan meminta agar mereka dipertemukan. Ibu Si Beru Dayang yang telah menjadi ikan di sungai harus diberi penghormatan agar negeri tersebut tidak lagi mengalami kelaparan.

Mendapatkan perintah tersebut, sang raja memerintahkan penduduk untuk melaksanakan pesan tersebut. Buah itu kemudian ditanam, dan setelah tiga bulan, tanaman itu berbuah. Buah tersebut dipanen, dikeringkan, ditumbuk, dan dimasak. Ternyata, buah tersebut adalah padi.

Untuk memenuhi permintaan terakhir Si Beru Dayang, penduduk Tanah Karo memutuskan untuk makan bersama dengan ikan yang dipercaya sebagai penjelmaan ibunya Si Beru Dayang. Dengan cara ini, mereka mempertemukan kembali Si Beru Dayang dengan ibunya dan akhirnya negeri tersebut tidak lagi mengalami kelaparan.

13. Cerita Rakyat Pendek Si Pitung

Di sebuah desa di Betawi, hiduplah seorang pemuda bernama Pitung. Pitung dikenal sebagai pemuda yang kuat dan cerdik. Keluarganya miskin, dan ia sering melihat penderitaan orang-orang di sekelilingnya akibat keserakahan para penguasa dan orang kaya.

Suatu hari, Pitung memutuskan untuk melawan ketidakadilan. Ia mulai merampok rumah-rumah orang kaya yang dianggapnya menindas rakyat. Dengan keberanian dan kecerdikannya, Pitung berhasil mengambil harta benda dari mereka dan membagikannya kepada warga miskin di desanya. Warga mulai memanggilnya “Si Pitung,” dan ia menjadi simbol harapan bagi mereka yang tertindas.

Namun, aksi Si Pitung tidak pernah luput dari perhatian pihak berwenang. Mereka berusaha keras menangkapnya tetapi sering kali gagal karena kecerdikan Pitung dalam menghindari jebakan.

Suatu malam, Si Pitung merencanakan sebuah aksi besar untuk mengambil harta dari pejabat Belanda yang kaya raya. Ia menyusup ke rumah pejabat itu, mengambil harta, dan membagikannya kepada rakyat. Namun, kali ini, pihak berwenang berhasil melacak jejaknya dan akhirnya menangkap Si Pitung.

Dengan tertangkapnya Si Pitung, desa kehilangan pahlawannya, tetapi kisah kepahlawanan dan keadilan Si Pitung terus hidup dalam cerita rakyat Betawi. Ia dikenang sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan dan sebagai pembela rakyat kecil yang berani melawan ketidakadilan.

14. Cerita Rakyat Pendek Siamang Putih

Raja Tuanicu Kecik mengadakan pesta untuk mencari jodoh bagi cucunya yang cantik jelita, Puti Julian. Pada malam sebelum pesta, Puti Julian bermimpi bertemu seorang pemuda bernama Sutan Rumandang. Namun, selama pesta berlangsung, tidak ada seorang pun undangan yang bernama Sutan Rumandang.

Suatu hari, seorang pemuda dengan kapal layar berlabuh di dermaga. Dia diperkenalkan sebagai Sutan Rumandang. Puti Julian mengenali pemuda tersebut sebagai sosok dalam mimpinya. Keluarga istana sangat bahagia dan menyetujui pertunangan antara Puti Julian dan Sutan Rumandang. Sebelum berpisah, Sutan Rumandang bersumpah bahwa jika ia menikah dengan gadis lain, ia akan tenggelam bersama kapalnya di laut. Puti Julian juga bersumpah bahwa jika ia menikah dengan pria selain Sutan Rumandang, ia akan menjadi siamang.

Waktu berlalu, dan dua tahun kemudian Puti Julian tidak mendengar kabar dari tunangannya. Memasuki tahun ketiga, seorang pemuda tampan dengan kapal dagang besar tiba di dermaga. Puti Julian jatuh cinta pada pemuda tersebut, dan mereka menikah. Namun, saat penghulu menanyakan persetujuan Puti Julian, ia tiba-tiba melompat ke bubungan rumah dan berubah menjadi seekor siamang.

Tuanku Raja Kecik menyadari cucunya telah melanggar sumpahnya. Puti Julian, yang sekarang menjadi siamang, ditemukan mati di atas pohon tempatnya bersarang. Beberapa hari kemudian, kabar menyebar bahwa Sutan Rumandang tenggelam di laut, memenuhi sumpahnya karena telah menikah dengan gadis lain.

15. Cerita Rakyat Pendek Kelingking Sakti

Di sebuah desa di Kepulauan Riau, hiduplah sepasang suami-istri miskin dengan tiga anak laki-laki: Salimbo, Ngah, dan Kelingking. Ketika Kelingking berusia lima bulan, ibunya meninggal dunia, dan mereka hidup berempat sejak saat itu.

Ketika Kelingking dewasa, ia berniat merantau dan meminta izin ayahnya. Dengan bekal tujuh ketupat, Kelingking memulai perjalanan. Di hutan lebat, ia tertidur di bawah pohon dan bermimpi tentang cara menikahi seorang putri: mengikatkan ketupatnya dengan akar tuba, memasukkannya ke dalam sungai hingga airnya berbuih, lalu mengambil ikan besar yang mati. Kelingking mengikuti petunjuk dalam mimpinya, berhasil mendapatkan ikan besar, dan memakannya hingga hanya kepala ikan yang tersisa.

Ketika Kelingking melanjutkan perjalanan dan sampai di kampung, ia menemukan bahwa seorang raja mengadakan sayembara. Siapa pun yang bisa memindahkan kepala ikan yang mengganggu pemandangan istana akan menikahi putrinya. Kelingking merasa mengenali kepala ikan itu dan mendaftar. Meskipun dicemooh karena tubuhnya kecil, Kelingking berhasil memindahkan kepala ikan dengan mudah dan menguburnya di belakang istana.

Karena kemenangannya, Kelingking menikahi putri raja. Ia membawa ayah dan kedua saudaranya untuk tinggal di istana, dan mereka hidup bahagia selamanya.

16. Cerita Rakyat Pendek Sungai Jodoh

Di sebuah desa di pedalaman Pulau Batam, hiduplah gadis yatim piatu bernama Mah Bongsu. Ia bekerja sebagai pembantu di rumah Mah Piah, seorang wanita tua yang kikir, dan memiliki seorang anak bernama Siti Mayang.

Suatu hari, saat Mah Bongsu mencuci pakaian di sungai, seekor ular dengan luka-luka mendekatinya. Mah Bongsu merasa kasihan, merawat ular tersebut, dan mengobatinya. Setiap kali kulit ular terlepas, Mah Bongsu membakar kulit itu, dan asapnya mendatangkan kekayaan—emas dan berlian jika asapnya mengarah ke Singapura, kain sutra dari Lampung jika ke arah Koto Bandar Lampung.

Kekayaan Mah Bongsu yang melimpah menarik perhatian Mah Piah dan Siti Mayang. Mereka mencurigai bahwa ular tersebut adalah sumber kekayaan. Mereka mencari ular di hutan dan menemukan seekor ular berbisa, yang mereka bawa pulang dan lepaskan di kamar Siti Mayang. Ular berbisa tersebut kemudian menyerang dan menyebabkan kematian Siti Mayang.

Sementara itu, ular yang dirawat Mah Bongsu sembuh dan meminta untuk dibawa ke sungai. Di sungai, ular tersebut mengungkapkan bahwa ia sebenarnya adalah seorang pemuda tampan yang telah terpesona oleh kebaikan Mah Bongsu. Setelah berubah wujud, pemuda itu menikahi Mah Bongsu, dan mereka hidup bahagia. Desa mereka kemudian dikenal sebagai Desa Tiban (ketiban rezeki) dan sungai tempat bertemunya mereka disebut Sungai Jodoh.

17. Cerita Rakyat Pendek Kisah Kucing Sang Guru

Di zaman dahulu di Lampung, binatang-binatang bisa berbicara seperti manusia. Kucing dikenal sebagai guru bijaksana bagi binatang lain, dengan murid-muridnya termasuk Harimau, Singa, dan Anjing. Dari ketiga murid tersebut, Harimau adalah yang paling cerdas dan sering penasaran.

Suatu hari, Harimau meminta Kucing untuk mengajarinya memanjat pohon. Namun, Kucing, yang lebih pintar dan merasa terancam oleh Harimau, enggan mengajarkannya. Kucing beralasan bahwa ilmu harus digunakan untuk kebaikan, dan karena Harimau tidak menjelaskan tujuan belajar itu, Kucing merasa ragu.

Harimau, merasa terancam dan marah, mengancam Kucing jika ia tidak diajari. Kucing, ketakutan, melarikan diri ketika Harimau mendekat. Di hadapan pohon besar, Kucing memanjat dengan lincah, menunjukkan keterampilannya kepada Harimau. Terpesona oleh kemampuan Kucing, Harimau bersumpah akan membalas dendam jika ia tidak bisa membunuh Kucing, bahkan akan memakan kotoran Kucing sebagai gantinya.

Untuk melindungi dirinya, Kucing mulai berhati-hati dengan kotorannya, selalu menutupinya atau menimbunnya agar tidak terlihat oleh Harimau.

18. Cerita Rakyat Pendek Situ Bagendit

Di sebuah desa di Jawa Barat, hiduplah seorang perempuan kaya bernama Nyai Bagendit. Meskipun sangat kaya, ia terkenal sangat kikir dan congkak, selalu memamerkan kekayaan dan perhiasannya, tetapi enggan membantu warga yang kesulitan. Warga desa tidak menyukainya, namun tidak bisa berbuat banyak.

Suatu hari, Nyai Bagendit menyelenggarakan pesta mewah dan memamerkan kekayaannya kepada tamu. Tiba-tiba, seorang pengemis berpakaian compang-camping datang meminta sedikit makanan. Nyai Bagendit marah dan mengusirnya dengan kasar. Pengemis tersebut pergi dengan perasaan sedih.

Keesokan harinya, terjadi kejadian aneh di desa. Tiba-tiba, ada sebuah lidi tertancap di jalan desa dan tidak ada seorang pun yang bisa mencabutnya, meskipun telah dicoba ramai-ramai. Pengemis yang diusir Nyai Bagendit kemarin datang dan berhasil mencabut lidi tersebut. Ternyata, dari tempat lidi itu tertancap, mengalirlah air yang semakin deras.

Penduduk desa segera mengungsi untuk menyelamatkan diri, tetapi Nyai Bagendit tetap tidak mau meninggalkan rumah dan harta bendanya. Akibatnya, rumah dan seluruh kekayaannya tenggelam dalam banjir yang disebabkan oleh aliran air dari tempat lidi tertancap. Tempat tersebut kemudian menjadi danau yang dinamakan Situ Bagendit.

19. Cerita Rakyat Pendek Baginde Lubuk Gong

Di sebuah desa, hiduplah seorang kepala desa kaya bernama Baginde Lubuk Gong. Ia memiliki banyak ternak dan sawah yang luas. Putrinya yang cantik dan lembut, Putri Lubuk Gong, banyak dilamar oleh pemuda. Namun, Baginde Lubuk Gong selalu menetapkan syarat-syarat yang sangat tinggi, sehingga Putri Lubuk Gong belum juga menikah.

Suatu ketika, seorang pemuda dan kepala desa dari luar desa melamar Putri Lubuk Gong. Baginde Lubuk Gong memberikan syarat-syarat yang tinggi, dan pemuda tersebut sanggup memenuhi semua syarat. Namun, pada hari yang ditentukan, pemuda dan rombongannya tidak datang, menyebabkan Baginde Lubuk Gong menunggu berbulan-bulan.

Akhirnya, rombongan tersebut datang kembali dengan semua syarat yang telah disepakati, termasuk pakaian, itik, ayam, kayu bakar, dan bahan-bahan lainnya. Baginde Lubuk Gong sangat senang meskipun sedikit kecewa dengan keterlambatan tersebut. Ia berniat merayakan pernikahan putrinya secara meriah dan memerlukan waktu untuk membeli keperluan pernikahan dari luar negeri, sehingga ia pergi selama sebulan.

Ketika calon menantunya mendengar bahwa Baginde Lubuk Gong sengaja memperlama pernikahan, ia mulai curiga. Ia mengira bahwa Baginde Lubuk Gong mungkin ingin menikahkan putrinya dengan seorang raja dari luar negeri. Dengan rasa marah dan kalap, pemuda tersebut memerintahkan untuk menculik Putri Lubuk Gong dan mengurungnya. Putri Lubuk Gong hilang dan dianggap tewas.

Ketika Baginde Lubuk Gong kembali dan mengetahui kematian putrinya, ia sangat marah dan membuang semua mas kawin serta barang-barang yang dibelinya. Namun, Baginde Lubuk Gong tidak menghukum calon menantunya. Sebaliknya, ia meminta pemuda itu tinggal di rumahnya sebagai pengganti putrinya yang telah tiada.

20. Cerita Rakyat Pendek Asal Mula Pancoran

 Di sebuah kerajaan antara Jakarta dan Bogor, hiduplah seorang raja bijaksana yang memiliki tiga putra: Pangeran Jaya, Pangeran Suta, dan Pangeran Gerinda. Suatu hari, Raja memutuskan untuk memilih salah satu dari ketiga putranya sebagai penggantinya dan memberikan mereka ujian untuk membuktikan kelayakan mereka.

Ketiga pangeran amemulai perjalanan dan tiba di sebuah sungai. Mereka mandi dan berganti pakaian. Pangeran Jaya memilih untuk tetap memakai pakaian lamanya demi menghemat pakaian yang ia bawa, meskipun pakaian tersebut sudah kumal. Kedua adiknya, Pangeran Suta dan Pangeran Gerinda, merasa pakaian Jaya tidak pantas dan menyuruhnya mengganti pakaian.

Dalam perjalanan, mereka menemukan sebuah pancuran. Pangeran Suta dan Pangeran Gerinda langsung terjun ke telaga di bawah pancuran dan meminum airnya. Tiba-tiba, mereka terkapar dan meninggal dunia. Pangeran Jaya, yang sangat sedih, berniat untuk ikut mati dengan meminum air tersebut.

Saat Jaya akan meminum air, sebuah suara menghentikannya dan seorang lelaki tua muncul. Lelaki tua tersebut adalah pemilik pancuran dan hanya bidadari yang diperbolehkan mandi di sana. Ia meminta Jaya menjawab pertanyaan sebelum memutuskan apakah ia boleh mati seperti adik-adiknya.

Lelaki tua itu menawarkan untuk menghidupkan kembali Suta dan Gerinda jika Jaya bersedia menggantikan mereka. Jaya berpikir bahwa jika ia mati, ayahnya hanya akan memiliki satu anak yang tersisa, sedangkan jika ia hidup dan adik-adiknya hidup kembali, ayahnya akan memiliki dua anak. Jaya menjawab bahwa ia bersedia menggantikan adik-adiknya jika mereka hidup kembali.

Jaya meminum air pancuran dan Suta serta Gerinda hidup kembali. Jaya sendiri tetap hidup. Lelaki tua itu memberikan sebuah tongkat sakti dan mengatakan bahwa siapa pun yang dapat mengangkat tongkat tersebut akan berhak menjadi raja. Suta dan Gerinda tidak mampu mengangkat tongkat itu, tetapi Jaya bisa melakukannya dengan mudah.

Dengan demikian, Jaya dianggap lebih unggul dan berhak menggantikan tahta kerajaan. Lokasi pancuran itu kemudian dikenal sebagai Pancoran, terletak di dekat Kalibata, Jakarta Selatan.

21. Cerita Rakyat Pendek Desa Penyalahan

Pada suatu ketika di sebuah desa di Tasikmalaya hiduplah sepasang suami istri yang sedang memelihara seekor harimau, nama harimau tersebut adalah Lurang, seorang pendekar dan pendekar. Ia pun menuruti dan memahami perkataan suami istri tersebut.

Saat keduanya lahir, Loreng merawat mereka saat pergi ke peternakan. Loreng semakin merasa iba karena sang anak merasa aman dalam pengasuhannya.

Suatu hari, saat mereka sedang bekerja, Loreng berpapasan dengan mereka di tengah sawah. Hewan itu menggeram. Loreng mengibaskan ekornya ke tubuh keduanya sehingga membuat mereka kebingungan

Mereka kaget melihat mulut Loreng penuh darah. “Dia pasti sudah memakan bayi kita, Bull Hai, Loreng, apakah kamu membunuh bayiku?” Pria itu berteriak sambil mengeluarkan pancingnya.

Loreng menggelengkan kepalanya. Darah semakin banyak mengalir ke mulutnya. Dia memukul kepala Lorang dengan peluru. Loreng terkejut sekaligus terkejut karena serangan seperti itu menimpa dirinya. Namun, dia tidak punya kesempatan untuk menghindarinya. Dia mengerang kesakitan tetapi tidak menjawab. Loreng meninggal

Ketika Loreng meninggal, pasangan itu berlari pulang menemui putra mereka. Betapa terkejutnya melihat bayi itu tidur nyenyak di tempat tidurnya. Mereka teringat pada Larang, tiba-tiba di pojok ruangan, di samping bayi itu, mereka menemukan mayat seekor ular besar yang tubuhnya sudah mati berlumuran darah. Mereka segera menyadari bahwa Loreng menyelamatkan bayi mereka dari serangan ular raksasa.

Akan ada kesedihan di hati pasangan ini. Loreng yang selama ini sangat setia dan tidak menghiraukan mereka, meninggal sendirian. Sejak kejadian itu, rumah pasangan tersebut diberi nama Desa Paniyalhan, yang keliru jika dikatakan bahwa penduduk Desa Paniyalhan semakin hari semakin bertambah. Menurut cerita, warga desa Penalhan belum bisa membunuh tank tersebut dengan menggunakan senjata apapun. Ini seperti pengingat bahwa seekor harimau tak berdosa mati di sana.

22. Cerita Rakyat Pendek Si Penyumpit

Pada masa lalu di Kepulauan Bangka, hiduplah seorang ahli sumpit bernama Si Penyumpit, yang terkenal karena keterampilannya dalam menyumpit binatang buruan serta kemampuannya mengobati berbagai penyakit. Suatu hari, Si Penyumpit diminta oleh kepala desa untuk membantu mengusir kawanan babi hutan yang kerap merusak tanaman. Selama si Penyumpit berjaga, tidak ada babi yang muncul.

Namun, pada malam ketujuh, Si Penyumpit melihat tujuh babi hutan melompati pagar ladang dan merusak tanaman. Ia segera menyumpit salah satu babi, mengenai perut sebelah kiri babi tersebut. Tiba-tiba, kawanan babi itu menghilang begitu saja, termasuk babi yang terkena sumpit. Si Penyumpit sangat terkejut dengan kejadian itu.

Ia mengikuti jejak darah babi tersebut dan tiba di sebuah gua di tengah hutan yang dikelilingi semak-semak. Di dalam gua, Si Penyumpit menemukan seorang gadis cantik yang terbaring sakit, dikelilingi oleh wanita-wanita cantik lainnya. Ternyata, kawanan babi itu adalah jelmaan dari wanita-wanita tersebut. Ibu gadis itu sangat sedih melihat putrinya yang terkena sumpit.

Merasa bersalah, Si Penyumpit menawarkan diri untuk mengobati gadis itu, dan akhirnya lukanya sembuh tanpa meninggalkan bekas. Ibu gadis itu sangat bahagia dan memberikan bungkusan berisi kunyit, buah nyatoh, daun simpur, dan buah jering kepada Si Penyumpit, serta meminta agar ia membuka bungkusan tersebut di rumah.

Setibanya di rumah, Si Penyumpit membuka bungkusan tersebut dan sangat terkejut karena isinya adalah emas, berlian, dan intan permata. Ia pun menjadi kaya raya.

Mendengar kesuksesan Si Penyumpit, kepala desa berniat melakukan hal yang sama. Saat ia menyumpit babi yang merupakan jelmaan gadis, ia berjanji akan menyembuhkannya. Sayangnya, ia gagal membuktikan janjinya dan malah diserang oleh kawanan babi tersebut, sehingga ia terluka parah. Mendengar berita itu, Si Penyumpit segera datang untuk menolong kepala desa. Tak lama kemudian, kepala desa pun sembuh dari lukanya.

Merasa malu atas tindakannya dan berterima kasih pada Si Penyumpit, kepala desa menikahkan putrinya dengan Si Penyumpit dan menyerahkan jabatan kepala desa kepadanya. Si Penyumpit kemudian memimpin desa dengan bijaksana, dan masyarakat hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan.

23. Cerita Rakyat Pendek Asal Usul Danau Maninjau

Di sebuah perkampungan di kaki Gunung Tinjau, terdapat sepuluh saudara laki-laki yang dikenal sebagai Bujang Sembilan. Si sulung bernama Kukuban, dan si bungsu bernama Sani. Mereka memiliki seorang paman, Datuk Limbatang, yang juga memiliki seorang putra bernama Giran.

Suatu hari, Datuk Limbatang mengunjungi rumah Bujang Sembilan, dan di sana, Sani dan Giran menyadari bahwa mereka saling jatuh hati.

Ketika musim panen tiba, di kampung tersebut diadakan pertandingan silat. Banyak pemuda kampung, termasuk Kukuban dan Giran, ikut serta. Dalam pertandingan tersebut, Kukuban berhadapan langsung dengan Giran. Pertandingan berlangsung sengit hingga Giran berhasil menangkis serangan Kukuban, membuat Kukuban terjatuh dan dinyatakan kalah. Kekalahan ini menimbulkan rasa kesal dan dendam pada diri Kukuban terhadap Giran.

Beberapa hari kemudian, Datuk Limbatang datang untuk meminang Sani. Namun, Kukuban yang masih menyimpan dendam menolak pinangan tersebut dan memperlihatkan bekas kakinya yang patah akibat pertandingan dengan Giran. Datuk Limbatang mencoba menjelaskan bahwa cedera tersebut adalah bagian dari pertandingan, tetapi Kukuban tetap menolak.

Sani dan Giran sangat sedih dengan situasi ini dan sepakat untuk bertemu di ladang guna mencari solusi. Saat berbicara, sepotong ranting berduri tersangkut pada sarung Sani, melukai pahanya. Giran segera merawat luka tersebut dengan daun obat yang ia ramu.

Namun, tiba-tiba puluhan orang datang dan menuduh mereka melakukan perbuatan terlarang, dan mereka pun diarak menuju puncak Gunung Tinjau untuk dihukum.

Sebelum dihukum, Giran berdoa, jika memang mereka bersalah, ia rela tubuhnya hancur di dalam air kawah gunung. Namun, jika tidak bersalah, ia meminta agar gunung meletus dan Bujang Sembilan dikutuk menjadi ikan. Giran dan Sani kemudian melompat ke dalam kawah gunung.

Tak lama kemudian, Gunung Tinjau meletus dengan hebat, menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya. Bujang Sembilan berubah menjadi ikan, dan letusan gunung tersebut menciptakan kawah luas yang kemudian dikenal sebagai Danau Maninjau.

24. Cerita Rakyat Pendek Kisah Putri Ular

Di sebuah negeri di kawasan Simalungun, terdapat seorang raja yang bijaksana dan adil. Raja ini memiliki seorang putri yang sangat cantik, dan kecantikan sang putri terkenal di seluruh pelosok negeri, termasuk di kerajaan tetangga yang dipimpin oleh seorang raja muda yang tampan. Tertarik dengan kabar tersebut, raja muda memutuskan untuk melamar sang putri.

Keesokan harinya, utusan dari raja muda tiba di istana sang putri untuk menyampaikan pinangan tersebut. Ayah sang putri dengan senang hati menerima pinangan itu, dan raja muda merasa sangat bahagia mendengar kabar tersebut.

Pada malam harinya, raja memberitahukan putrinya tentang lamaran dari raja muda. Dengan penuh rasa malu, sang putri mengangguk setuju. Raja mengingatkan putrinya untuk menjaga dirinya dengan baik, agar tidak terjadi sesuatu yang dapat menggagalkan pernikahan.

Suatu hari, sang putri pergi mandi di kolam belakang istana bersama beberapa dayangnya. Setelah beberapa saat berendam, putri duduk di atas batu di tepi kolam, membayangkan kebahagiaan pernikahannya yang akan datang. Tiba-tiba, angin kencang bertiup, dan sebuah ranting tajam dari pohon jatuh mengenai hidung sang putri, menyebabkan luka. Sang putri menjadi panik, khawatir pernikahan dengan raja muda akan gagal.

Kekhawatiran tersebut membuat sang putri merasa putus asa. Dalam keputusasaannya, ia berdoa, memohon agar dihukum atas kesalahannya. Tidak lama setelah itu, petir menyambar, dan kaki sang putri mulai muncul sisik. Sisik tersebut merambat naik ke seluruh tubuhnya. Dayang-dayangnya terkejut dan segera memanggil orang tua sang putri.

Ketika raja dan permaisuri tiba di kolam, mereka tidak menemukan putri mereka, melainkan seekor ular besar yang bergelung di atas batu. Ular itu, yang merupakan penjelmaan sang putri, segera melarikan diri ke dalam semak-semak. Raja dan permaisuri beserta dayang-dayangnya tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menyesali nasib malang sang putri.

25. Cerita Rakyat Pendek Banta Berensyah

Di sebuah dusun terpencil di Nanggroe Aceh Darussalam, tinggal seorang janda bersama anak laki-lakinya yang berbakat dalam memainkan suling, bernama Banta Berensyah. Mereka hidup dalam kemiskinan yang mendalam.

Suatu hari, Banta Berensyah mendengar berita tentang sayembara yang diadakan oleh seorang raja. Raja tersebut memiliki seorang putri cantik bernama Putri Terus Mata.

Putri itu akan menerima lamaran dari siapa saja yang bisa mencarikannya pakaian yang terbuat dari emas dan suasa (campuran emas dan tembaga). Banta merasa ini adalah kesempatan untuk mengubah nasibnya dan memutuskan untuk mengikuti sayembara tersebut. Dengan restu ibunya, ia berangkat hanya dengan membawa sehelai daun talas dan sulingnya.

Banta Berensyah berlayar ke negeri asing dengan menumpang kapal milik pamannya. Daun talas yang ia bawa ternyata bisa mengapung dan menahannya di air.

Setelah beberapa hari berlayar, ia tiba di sebuah pulau di mana ia menemukan kain emas dan suasa yang dicari. Ia meminta tuan rumah untuk memberinya kain tersebut dan menawarkan keahliannya dalam memainkan suling sebagai pembayaran.

Namun, dalam perjalanan kembali ke rumah, kain tersebut dirampas oleh pamannya yang licik, Jakub. Meskipun Banta Berensyah berusaha keras, ia tiba di istana hanya untuk menemukan bahwa pernikahan putri dan Jakub telah berlangsung. Tanpa bukti untuk membuktikan bahwa kain tersebut miliknya, Banta merasa putus asa.

Tiba-tiba, seekor burung elang terbang di atas kerumunan dan bersuara, “Klik… klik… klik… kain emas dan suasa itu milik Banta Berensyah!” Raja dan Putri Terus Mata akhirnya menyadari bahwa Jakub adalah orang yang serakah yang telah merampas hak orang lain. Jakub, malu dan takut dihukum, berusaha melarikan diri melalui jendela. Namun, kakinya tersandung, dan ia jatuh ke tanah dan tewas seketika.

Setelah kejadian tersebut, Banta Berensyah dinikahkan dengan Putri Terus Mata, dan raja menyerahkan tahtanya kepada Banta. Dengan bijaksana, Banta memimpin negeri dan hidup bahagia bersama Putri Terus Mata.

Itulah 25 contoh cerita rakyat pendek yang bisa didongengkan pada anak sebelum tidur.

Jangan lupa tekankan pesan moral yang terkandung dalam cerita, ya. Semoga bermanfaat.

Baca Juga:

  • 8 Cerita Rakyat Jawa Penuh Nilai Kebaikan, Baca Yuk!
  • Dongeng Sunda Pendek: Pengertian, Karakteristik dan Contohnya
  • 6 Cerita Legenda Singkat untuk Pengantar Tidur Anak, Penuh Pesan Moral
Leave a comment