Mengenal “North Sea”, Laut Berbahaya yang Sudah Menelan Banyak Kapal
KOMPAS.com – North Sea atau Laut Utara adalah bagian dari Samudra Atlantik yang membentang di antara Inggris Raya, Norwegia, Denmark, Jerman, Belanda, Belgia, dan Perancis.
Laut seluas 220.000 mil ini berfungsi sebagai zona pelayaran antar negara Eropa, tempat nelayan menangkap ikan, serta menjadi sumber minyak bumi dan gas alam.
Oleh karena itu, laut ini dianggap sebagai salah satu yang paling produktif di dunia.
Namun, di sisi lain, North Sea juga dikenal sebagai salah satu laut yang paling berbahaya.
Apa penyebabnya?
Baca juga: Kisah Santoso Pribadi, Arkeolog Bawah Laut yang Hilang Saat Telusuri Harta Karun Kapal VOC
Mengapa North Sea berbahaya?
Dilansir dari National Geographic (16/12/2023), menurut pengakuan seorang nelayan, Henk Buitjes, Laut Utara sebenarnya adalah perairan dangkal dengan kedalaman 30,48 meter di bagian selatan.
Namun terkadang saat terjadi badai, ombak besar mengeruk pasir di dasar laut dan menghempaskannya ke geladak kapal yang melintas, sehingga membuat kapal menjadi tidak stabil.
Selama bertahun-tahun, kapal-kapal yang karam akibat badai menumpuk di dasar laut, dan menjadi bahaya tersendiri bagi kapal-kapal yang menyeret jaring di sekitarnya.
Hal lain yang membuat Laut Utara berbahaya adalah ombaknya yang cenderung pendek sekitar 1,83 meter, tetapi terbentuk secara terus-menerus dan mendorong kapal hingga goyah.
Menurut ahli oseanografi pesisir di Pusat Oseanografi Nasional Inggris Lucy Bricheno, kerasnya terjangan ombak itu merupakan karakteristik dari Laut Utara.
Hal ini karena beberapa sisi laut dikelilingi oleh daratan yang membuat ombak tidak memiliki ruang untuk menyebar sehingga menjadi tinggi seperti dinding raksasa.
Keadaan dapat semakin mencekam ketika ujung ekor badai yang menerjang Amerika bagian timur berakhir di salah satu sisi Samudra Atlantik.
Hal ini bisa membuat perairan berombak sangat besar. Bahkan terkadang, amukan ombak yang puncaknya berwarna putih dapat terlihat dari angkasa.
Gelombang Laut Utara yang sangat besar juga akan berbahaya jika terjadi bertepatan saat air pasang.
Baca juga: Penampakan Erupsi Gunung Cumbre Vieja Spanyol, Lava Capai Samudera Atlantik
Kecelakaan dan bencana alam di Laut Utara
Keluarga Buitjes merupakan nelayan yang telah menangkap ikan di Laut Utara selama 11 generasi.
Dia mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, banyak kapal yang hilang akibat dihantam badai North Sea.
Khususnya di daerah pantai barat Jutland, sebuah semenanjung yang terletak di Denmark dan Jerman. Di sana banyak kapal menjadi korban, lantaran tidak ada pelabuhan sebagai tempat berlindung.
Tak hanya kecelakaan kapal, Bricheno mengatakan bahwa menurut catatan, Laut Utara yang sedang pasang acap kali menyebabkan bencana alam sejak ratusan tahun yang lalu.
Sebagai contoh, pada 2013, gelombang besar mengakibatkan dua orang tewas dan 1.700 rumah terendam banjir di wilayah Inggris yang berbatasan dengan Laut Utara.
Dalam sebuah buku berjudul A Line in The World: a Year on the North Sea Coast (2023), sang penulis, Dorthe Nors mengungkapkan bahwa dia kerap mendengar suara mengerikan ketika badai datang dari rumahnya yang terletak di bagian barat Denmark.
“Seperti ada suara yang berteriak, seperti suara gemuruh,” tulisnya.
Dia menggambarkan, saat badai terjadi, angin seakan mematahkan pohon-pohon di dekat pantai dan membuat pasir pantai terlempar ke jalan raya, menghalangi lalu lintas.
Baca juga: Peneliti Temukan Kehidupan di Bawah Dasar Laut Dalam Samudra Pasifik