Israel Klaim Telah Bunuh Hashem Safieddine, Calon Pemimpin Baru Hizbullah
KOMPAS.com – Pasukan Israel mengeklaim telah membunuh Hashem Sadieddine, calon pemimpin Hizbullah yang disebut bakal menggantikan Hassan Nasrallah.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa (22/10/2024), IDF menyebutkan bahwa Safieddine tewas dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut, Lebanon pada pada 4 Oktober 2024.
Dikutip dari BBC, Rabu (23/10/2024), Saffiedine diklaim tewas bersama Ali Hussein Hazima yang disebut-sebut berperan sebagai komandan Markas Besar Intelijen Hizbullah.
Pemimpin sebelumnya, Nasrallah tewas oleh serangan udara Israel di Beirut pada 27 September 2024 lalu.
Baca juga: Israel Bakar Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Hizbullah mengaku hilang kontak dengan Safieddine
Sementara, pejabat Hizbullah mengatakan bahwa mereka juga kehilangan kontak dengan Safieddine sejak serangan udara tersebut.
Namun, hingga kini Hizbullah belum memberikan pernyataan yang mengonfirmasi kematian calon pemimpinnya itu.
Di sisi lain, pejabat Israel mengatakan bahwa Safieddine telah menjadi target mereka.
Safieddine dituduh menjadi bagian dalam proses pengambilan keputusan utama Hizbullah, termasuk arahan untuk melakukan serangan ke Israel.
Dilansir dari The Guardian, Selasa (22/10/2024), Safieddine lahir pada 1964 di Lebanon selatan dan merupakan anggota pendiri Hizbullah.
Ia sempat menghabiskan waktu bertahun-tahun di Qom, Iran dan dipercaya oleh Hizbullah untuk menjalankan berbagai tugas.
Safieddine sering tampil di muka umum pada sejumlah acara politik dan keagamaan baru-baru ini, termasuk menyampaikan berbagai pidato.
Baca juga: Satu Lagi Kolonel Israel Tewas dalam Pertempuran di Gaza
Calon pemimpin Hizbullah usai Safieddine tewas
Dengan terbunuhnya Safieddine oleh Israel, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem menjadi satu-satunya kandidat kuat pemimpin kelompok tersebut.
Meski begitu, masih belum diketahui secara pasti siapa yang akan mengambil alih kepemimpinan Hizbullah.
Dalam pidatonya dua minggu lalu, Qassem mengatakan bahwa penunjukan pemimpin baru merupakan prosedur yang rumit dan akan memakan waktu.
Kendati mengalami kerugian dalam struktur komandonya, Hizbullah menyatakan bahwa mereka telah mempertahankan kekuatan organisasinya.
Hizbullah sendiri telah terlibat pertempuran terbuka dengan IDF setelah Israel mengumumkan melakukan serangan darat ke Lebanon pada 30 September 2024.
Selama beberapa hari terakhir, Israel telah meningkatkan operasi udaranya di Lebanon dengan menyerang berbagai infrastruktur vital.
Baca juga: Rumah PM Israel Benjamin Netanyahu Dikepung Drone Hizbullah