Informasi Terpercaya Masa Kini

AS Sebut 1.200 Lebih Tentara Rusia Jadi Korban setiap Hari di Ukraina, Klaim Putin Semakin Terdesak

0 2

 

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Pemerintah Amerika Serikat (AS), Senin (21/10/2024), mengatakan lebih dari 1.200 tentara Rusia tewas atau terluka setiap hari dalam pertempuran di Ukraina.

Pernyataan ini muncul di tengah laporan yang menyebut Korea Utara mengirim pasukan untuk membantu Rusia dalam upayanya mempertahankan invasi ke Ukraina yang telah berlangsung lebih dari setahun.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang menghadapi “jumlah korban yang luar biasa” dalam upayanya merebut kendali atas Ukraina.

Baca Juga: Menhan AS Muncul di Kiev usai Serangan Drone Rusia, Mumet Cari Cara Bantu Militer Ukraina

Menurut Kirby, langkah Putin ini didasarkan pada ambisi yang keliru tentang kemampuan Ukraina untuk tetap berdiri sebagai negara berdaulat.

“Tak ada keraguan bahwa pasukan Rusia terus menderita kerugian yang sangat besar di medan perang,” ujar Kirby, dikutip dari Anadolu.

“Semua ini menunjukkan bahwa Putin semakin terdesak dan semakin terisolasi di panggung internasional.”

Pada hari yang sama, di ibu kota Ukraina, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan negaranya akan memberikan bantuan militer tambahan senilai 400 juta dolar AS atau sekitar Rp6,2 triliun (kurs Rp15.550 per dolar) untuk memperkuat pertahanan Ukraina.

Baca Juga: Korea Utara Bantah Kirim Pasukan untuk Bantu Rusia dalam Perang Ukraina: Rumor Tak Berdasar

Bantuan tersebut mencakup amunisi artileri kaliber 155 milimeter, amunisi tank kaliber 105 milimeter, serta tambahan sistem rudal HIMARS dan senjata anti-tank Javelin. 

Pada Jumat (18/10/2024), Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengatakan Korea Utara telah memulai pengiriman pasukan khusus ke Rusia sejak 8 hingga 13 Oktober. 

Sebanyak 1.500 tentara disebut dikirim pada fase pertama menggunakan empat kapal pendarat amfibi dan tiga kapal pengawal milik Angkatan Laut Rusia.

NIS menyebut pasukan tersebut dipindahkan dari wilayah sekitar kota Chongjin, Hamhung, dan Musudan di Korea Utara ke Vladivostok, Rusia. 

Menurut sumber intelijen di Seoul, total 12.000 pasukan diperkirakan akan dikerahkan, termasuk unit-unit militer elite Korea Utara. 

Meski begitu, Korea Utara dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Dalam Sidang Komite Pertama Majelis Umum PBB, Senin, Pyongyang menyebut tuduhan tersebut sebagai “rumor tak berdasar”.

Korea Utara juga menegaskan hubungan mereka dengan Rusia adalah sah dan bersifat kooperatif. 

Baca Juga: Ketakutan, Korea Selatan Minta Rusia Tarik Mundur Tentara Korea Utara dari Ukraina

Leave a comment