Bahaya Obat Penggemuk Badan Dipakai Babysitter Surabaya untuk Bayi,Dosen Farmasi Jelaskan Efeknya
SURYAMALANG.COM, – Bahaya obat penggemuk badan dipakai babysitter Surabaya untuk bayi dipaparkan oleh dosen farmasi dari Universitas Surabaya (Ubaya).
Babysitter di Surabaya tersebut viral setelah ibu bayi membongkar usaha pengasuh tersebut mencekoki bayi 2 tahun dengan dexamethasone dan pronicy atau bisa ditulis deksametason dan cyproheptadine.
Ibu bayi berinisial LK mengaku terpukul sebab pemberian obat sudah dilakukan oleh babysitter selama 1 tahun secara diam-diam.
Bahkan kondisi bayi berinisial EL itu tampak gemuk, namun dari hasil pemeriksaan hormonnya tidak normal.
Baca juga: Kondisi Bayi yang Dicekoki Obat Penggemuk Badan Babysitter di Surabaya, Gemuk Tapi Hormon Gak Normal
LK sebagai ibu langsung melaporkan kasus ini ke Polda Jatim dan memastikan pelaku babysitter telah ditangkap.
Motif babysitter memberi obat penggemuk badan kepada bayi sangat sepele karena pelaku tidak mau repot menyuapi korban.
Menurut penjelasan Dosen Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya), Steven Victoria Halim SFarm MFarm Apt, deksametason dan cyproheptadine tergolong obat keras
Steven menyebut pemakaian deksametason dan cyproheptadine harus berdasarkan resep dokter.
Sehingga pemakaian pada bayi dengan jangka waktu hingga satu tahun pastinya memberikan efek samping serius.
“Konsultasi dengan dokter perlu segera dilakukan untuk mengatasi gejala yang sudah muncul,”ungkap Steven, Senin (14/10/2024).
Steven menjelaskan deksametason merupakan obat golongan kortikosteroid.
Secara umum obat ini digunakan untuk mengatasi peradangan akibat infeksi seperti meningitis bakteri, penyakit autoimune rheumathoid arthritis, serangan asma, dan dapat digunakan sebagai penunjang untuk mengatasi mual dan muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi.
Baca juga: FAKTA-FAKTA Babysitter Cekoki Obat Anak Majikan: Awal Ketahuan, Kondisi Si Anak, Nasib Pengasuh Kini
Sementara cyproheptadine merupakan obat golongan antihistamin generasi pertama yang banyak digunakan untuk mengatasi reaksi alergi.
“Selain itu, obat ini memiliki indikasi diluar label (offlabel) untuk meningkatkan nafsu makan pada anak walaupun data yang tersedia masih terbatas,”ungkap Steven.
Kedua jenis obat tersebut memiliki efek jika digunakan dalam jangka waktu panjang.
Dalam hal ini, untuk Deksametason jika penggunaannya lebih dari 14 hari dapat menyebabkan penekanan sistem imunitas tubuh, mengganggu pertumbuhan pada anak-anak, meningkatkan gula darah dan tekanan darah.
Selain itu juga menyebabkan gangguan tulang (osteoporosis) dan gangguan pencernaan (gastritis, perdarahan saluran cerna).
Bahkan hingga hambatan untuk pengeluaran cairan dari dalam tubuh sehingga terjadi pembengkakan pada wajah (moon face).
Sementara untuk cyproheptadine, karena obat ini juga dapat berikatan dengan salah satu reseptor di dalam tubuh yang disebut sebagai antikolinergik, efek samping yang dapat muncul adalah mulut kering, mata kabur, konstipasi dan lainnya.
“Besarnya efek atau dampak klinis penyalahgunaan kedua obat tersebut di atas ditentukan oleh dosis yang digunakan dan interval penggunaan, serta durasi penggunaan obat tersebut,”ujar Steven.
Baca juga: Waspada Babysitter Nakal, Pengasuh Cecoki Bayi dengan Obat Keras Gegara Ogah Repot di Surabaya
Untuk lepas dan pulih dari pemakaian jangka panjang dua obat ini, harus segera menghentikan penggunaannya.
“Untuk dexametasone, penghentian obat untuk mengatasi efek samping setelah penggunaan jangka panjang umumnya membutuhkan pendekatan dengan menurunkan dosis secara bertahap (tappering down) dengan pengawasan tenaga kesehatan,”lanjut Steven.
Tappering down dilakukan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya efek yang tidak dikehendaki akibat penghentian obat secara mendadak (withdrawal effect).
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp