Informasi Terpercaya Masa Kini

Anggota TNI Jadi Korban Israel, RI Marah, Menlu Retno Ingatkan Tel Aviv Hormati PBB

0 9

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dua anggota TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB di Lebanon menjadi korban aksi barbar Israel. Dua personel tersebut terluka setelah pos pasukan PBB digempur tank Zionis.

Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi menegaskan bahwa Indonesia mengecam keras serangan tantara Israel (IDF) di Lebanon Selatan yang melukai dua personil pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia.

“Dua prajurit TNI yang tergabung dalam Unifil tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura,” ujar Retno.

Naqoura terletak di Selatan Lebanon, dalam area yang disebut ‘Blue Line’. Pasukan perdamaian PBB berada kawasan tersebut di bawah mandat DK PBB untuk mendukung stabilitas Lebanon.

Retno menyatakan kedua personel tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik. “Luka yang dialami dua personel tersebut berasal dari luncuran peluru berasal dari tank Merkava IDF,” ujarnya.

Menlu RI sudah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarter Support Unit) Terhadap serangan ini, Unifil juga telah keluarkan pernyataan mendesak IDF untuk mematuhi kewajiban dalam memastikan keamanan dan keselamatan personel dan premise PBB

Indonesia ingatkan kepada IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti Unifil dan memastikan keselamatan dan keamanan personil Unifil.”Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat Unifil,” tegas Retno.

Indonesia meminta semua pihak untuk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dlm segala waktu dan keadaan. Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban.

Kronologi

Serangan Israel terus membabibuta. Tak hanya rumah sakit sekolah dan tempat pengungsia, markas PBB pun dihantam oleh Zionis.

Pasukan PBB di Lebanon (Unifil) mengingatkan Israel tentang kewajibannya agar tidak melanggar ‘Blue Line’ setelah dua pasukan penjaga perdamaian PBB terluka akibat tembakan tantara Israel. Militer Israel diketahui secara sengaja menembaki posisi pasukan PBB.

 

Seperti dilansir the Guardian, eskalasi baru-baru ini di sepanjang Garis Biru (Blue Line) menyebabkan kerusakan yang meluas di kota-kota dan desa-desa di Lebanon selatan. Sementara roket terus diluncurkan ke Israel, termasuk wilayah sipil.

“Dalam beberapa hari terakhir kita telah melihat serangan dari Israel ke Lebanon di Naqoura dan wilayah lainnya. Tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah bentrok dengan elemen Hizbullah di darat di Lebanon. Markas besar Unifil di Naqoura dan posisi di dekatnya telah berulang kali diserang,” demikian keterangan PBB.

Pagi ini, dua pasukan penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembakkan senjatanya ke menara observasi di markas besar Unifil di Naqoura. Tembakan itu langsung mengenai menara tersebut dan menyebabkan mereka terjatuh. Untungnya, kali ini, luka-luka tersebut tidak serius, tetapi mereka masih dirawat di rumah sakit.

Tentara IDF juga menembaki posisi PBB (UNP) 1-31 di Labbouneh, mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung, dan merusak kendaraan serta sistem komunikasi. Sebuah pesawat nirawak IDF terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga ke pintu masuk bunker.

Kemarin, tentara IDF dengan sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera pemantau perimeter posisi tersebut. Mereka juga dengan sengaja menembaki UNP 1-32A di Ras Naqoura, tempat pertemuan Tripartit rutin diadakan sebelum konflik dimulai, merusak penerangan dan stasiun relai.

“Kami mengingatkan IDF dan semua pihak terkait kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB serta untuk menghormati keutuhan tempat PBB setiap saat,” kata Unfil.

“Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL hadir di Lebanon selatan untuk mendukung pemulihan stabilitas di bawah mandat dewan keamanan.”

Berdasarkan aturan, setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan 1701. “Kami menindaklanjuti masalah ini dengan IDF.”

Resolusi Dewan Keamanan 1701 disahkan pada tahun 2006, dan dimaksudkan untuk menyelesaikan perang Lebanon 2006, dengan menyerukan penghentian penuh permusuhan antara Hizbullah dan Israel.

Hanya tentara Lebanon dan pasukan Unifil yang memiliki kehadiran di antara garis biru yang memisahkan Israel dan Lebanon dan Sungai Litani, sekitar 30 km di utara garis biru. Israel telah mengkritik otoritas Lebanon karena gagal melaksanakan resolusi tersebut sepenuhnya.

Reuters melaporkan tidak ada komentar langsung dari militer Israel setelah pernyataan Unifil.

Leave a comment