La Sagrada Familia dan Kisah Tragis Kematian Antoni Gaudi
Hari masih pagi di Barcelona ketika saya sudah siap-siap meninggalkan penginapan menuju ke Stasiun Metro Collblanc. Tujuan pagi itu adalah taman di depan basilika La Sagrada Familia, bangunan tempat ibadah paling terkenal di Barcelona. Tempat ini menjadi meeting point untuk Walking Tour yang akan saya ikuti pagi itu di Barcelona. Semenjak ikut pertama kali di Bogota, saya memang jadi sedikit kecanduan ikut walking Tour di kota kota yang saya kunjungi kemudian seperti di Santiago de Chile dan juga Valparaiso.
Di stasiun Collblanc kali ini saya naik jalur L5 (biru) arah Vall d’Hebron dan turun di stasiun ke sembilan yaitu La Sagrada Familia. Kemudian tinggal naik eskalator dan muncul di permukaan tidak jauh dari basilika yang dituju.
Masih ada waktu sekitar 30 menit untuk berjalan-jalan di sekitar taman dengan pemandangan basilika yang menjulang tinggi. Untuk bisa mendapatkan gambar bangunan ini dengan utuh, saya harus menjauh karena bentuknya yang langsing menjulang. Sekilas saya langsung ingat dengan candi Lorojongrang atau candi Prambanan yang juga langsing menjulang.
Di salah satu pojok taman di sekitar basilika saya bertemu dengan dua orang perempuan berusia setengah baya yang sedang mempromosikan kegiatan salah satu sekte gereja. Di meja kecil di dekat mereka tersedia brosur berisi kegiatan gereja tersebut. Saya mencoba mengambil selembar brosur dan membacanya. Tetapi walau mirip dengan bahasa Spanyol yang saya kenal, ternyata brosur itu ditulis dalam bahasa Katalan yang merupakan bahasa lokal di Catalunya. Barcelona memang merupakan ibukota Katalonia yang santer pernah mau melepaskan diri dari Spanyol.
Saya akhirnya bercakap-cakap dengan dua perempuan itu dalam bahasa Spanyol. Sudah lumayan lancar bahasa spanyol saya setelah lebih dua minggu di Amerika Latin. Tentu saja objek pembicaraan kami adalah mengagumi keindahan basilika La Sagrada Fanilia ini.
Akhirnya saya ingat arsitek basilika ini yang sangat terkenal yaitu Antoni Gaudi.
Salah seorang perempuan itu langsung bertanya apakah saya sudah mengetahui kisah tragis kematian Gaudi? Tentu saja saya belum tahu karena terus terang saja, saya hanya mengenal nama Gaudi tanpa mengenal kisah hidupnya .
Bak seorang pemandu wisata perempuan itu kemudian bercerita bahwa kematian Gaudi, sang arsitek jenius di balik La Sagrada Famlia, adalah satu peristiwa paling tragis dan memilukan dalam sejarah seni dan arsitektur.
Begini kisahnya : Pada puncak kariernya, walau di usia yang tidak muda lagi, di tengah-tengah proyek yang menjadi obsesi seumur hidupnya, Gaudi mengalami nasib tragis yang membuat dunia tersentak.
Pada 7 Juni 1926, Gaud, yang saat itu berusia 73 tahun, sedang berjalan kaki. Seperti biasa, Gaudi memang selalu berpakaian sederhana, terkesan lusuh dan tidak mencolok.
Sore itu, di Gran Via de les Corts Catalanes, di dekat Gereja Sant Felip Neri, Gaud tidak menyadari keberadaan sebuah trem yang melaju kencang di belakangnya. Tanpa peringatan, trem itu menabrak Gaud, dan menjatuhkannya ke tanah. Pukulan keras membuatnya pingsan, dan ia terluka parah.
Tragisnya, karena penampilannya yang lusuh, orang-orang yang berada di sekitar tidak mengenali bahwa pria tua yang tergeletak di jalan itu adalah arsitek paling terkenal di Barcelona pada saat itu. mereka mengira dia hanyalah seorang pengemis.
Beberapa saat setelah kecelakaan, Gaud terbaring di jalan tanpa ada bantuan. Akhirnya , beberapa orang menolong dan membawanya ke rumah sakit Santa Cruz (Hospital de la Santa Creu), sebuah rumah sakit yang biasa menerima kaum miskin.
Bahkan petugas rumah sakit juga tidak menyadari bahwa mereka sedang merawat Antoni Gaud. Ia tidak membawa tanda pengenal apa pun, Gaud menerima perawatan seadanya tanpa perhatian khusus.
Sampai di sini cerita harus terhenti karena pemandu wisata sudah muncul di tempat yang dijanjikan. Saya harus menghentikan rasa penasaran akan kelanjutan cerita Gaudi dan berjanji akan menanyakan kemudian kepada pemandu wisata sambil mengucapkan terima kasih kepada perempuan tadi.
Tur di La Sagrada Familia kemudian dimulai. Setelah memperkenalkan diri, gadis muda berusia sekitar dua puluh lima tahun yang mengaku berasal dari Ukraina ini bercerita sekilas mengenai sejarah La Sagrada Familia.
“Walaupun kalau dilihat sekilas sudah selesai, sesungguhnya proyek pembangunan basilika ini belum juga tuntas,” demikian kata-kata pembukaan sang pemandu.
La Sagrada Famlia, atau lengkapnya Baslica i Temple Expiatori de la Sagrada Famlia, awalnya bukanlah proyek yang dimulai oleh Gaud. Pada tahun 1882, arsitek Francisco de Paula del Villar ditugaskan untuk memulai pembangunan gereja ini, yang direncanakan sebagai gereja neo-Gotik yang relatif sederhana.
Namun, pada 1883, del Villar mundur dari proyek tersebut karena perbedaan pendapat dengan komite pengelola gereja, dan Gaud yang saat itu masih muda ditunjuk untuk melanjutkan proyek tersebut.
Ketika Gaud mengambil alih proyek ini, ia memiliki visi yang jauh lebih ambisius daripada pendahulunya. Ia mengubah total desain neo-Gotik asli dan mulai merancang gereja ini sebagai sebuah katedral besar yang penuh dengan simbolisme religius, mencerminkan ajaran-ajaran Kristen dan kekagumannya terhadap alam.
Gaud tidak hanya ingin membangun gereja; ia ingin menciptakan sebuah karya agung yang akan menghubungkan manusia dengan Tuhan melalui arsitektur. Setiap bagian dari La Sagrada Famlia memiliki makna simbolis yang dalam. Menara-menara yang menjulang tinggi, misalnya, dirancang untuk melambangkan 12 rasul, 4 penginjil, Perawan Maria, dan Yesus Kristus, dengan menara tertinggi mewakili Kristus.
Gaya arsitektur La Sagrada Famlia adalah perpaduan antara modernisme, neo-Gotik, dan gaya unik Gaud sendiri. Desain ini sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen alam, dengan kolom-kolom yang menyerupai batang pohon dan bentuk-bentuk melengkung yang menciptakan perasaan ruang organik di dalam gereja.
Fasad gereja dibagi menjadi tiga bagian utama: Fasad Kelahiran (Nativity Faade), Fasad Sengsara (Passion Faade), dan Fasad Kemuliaan (Glory Faade). Setiap fasad mewakili aspek yang berbeda dari kehidupan dan ajaran Yesus Kristus. Fasad Kelahiran, yang diselesaikan selama hidup Gaud, dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit yang merayakan kelahiran Yesus dan kehidupan di alam. Fasad Sengsara, yang sebagian besar dibangun setelah kematian Gaud, memiliki desain yang lebih minimalis dan dramatis, mencerminkan penderitaan Kristus pada saat penyaliban.
“Untuk masuk ke dalam kita perlu membeli tiket sebesar 26 Euro dan harus membelinya secara online terlebih dahulu,” demikian tambah gadis Ukraina yang cantik itu.
Kini tiba giliran saya bertanya mengenai nasib Gaudi ketika tertabrak trem pada hari yang naas di bulan Juni 1926 itu.
Sedikit terkejut, dia kemudian bercerita sambil berjalan mengelilingi basilika.
Beberapa jam kemudian, seorang pendeta di La Sagrada Famlia menyadari bahwa Gaud belum kembali ke tempat kerjanya. Setelah mencari-cari di sekitar area, pendeta itu menemukan bahwa arsitek yang dihormati itu telah mengalami kecelakaan. Namun sudah terlambat, akibat luka parah di bagian dada dan kepala, Gaudi hanya bertahan selama tiga hari dalam kondisi kritis dan akhirnya meninggal pada 10 Juni 1926.
Berita kematiannya mengguncang Barcelona dan dunia seni. Kematiannya yang tragis, di tengah proyek La Sagrada Famlia yang belum selesai, meninggalkan perasaan kehilangan mendalam di antara banyak orang.
Ratusan orang dari berbagai lapisan masyarakat datang untuk memberikan penghormatan terakhir ketika
Gaud dimakamkan di dalam krypta La Sagrada Famlia, katedral yang telah ia dedikasikan sepanjang hidupnya. Tempat peristirahatan terakhir ini mencerminkan dedikasinya yang luar biasa terhadap iman dan karya seni. Bagi banyak orang, pemakamannya di dalam gereja yang ia rancang menjadi simbol penyatuan hidup dan warisannya yang abadi.
Meskipun kematiannya tragis, warisan Antoni Gaud tetap hidup dalam karyanya, terutama melalui La Sagrada Famlia, yang hingga saat ini masih dalam proses pembangunan. Ketika Gaud meninggal, hanya sekitar 15-25% dari gereja itu yang selesai dibangun. Ia sendiri menyadari bahwa proyek ini mungkin tidak akan selesai selama hidupnya, tetapi ia percaya bahwa karya tersebut adalah persembahan kepada Tuhan dan manusia, dan generasi berikutnya akan melanjutkannya.
Dengan model, rencana, dan sketsa yang ia tinggalkan, para arsitek dan seniman modern terus melanjutkan pembangunan La Sagrada Famlia, menjadikannya proyek arsitektur paling panjang dalam sejarah modern.
Kini, basilika ini dianggap sebagai salah satu mahakarya arsitektur dunia, dengan gaya yang tak tertandingi dan makna simbolis yang penuh pesona.
Gaudi telah pergi hampir satu abad lalu,Ironi dari kematiannya adalah bahwa seorang arsitek besar, yang telah menciptakan beberapa bangunan paling rumit dan indah di dunia, meninggal dengan cara yang sangat sederhana dan terabaikan..
Kisah tragis kematian Antoni Gaud adalah pengingat bahwa kehidupan bisa sangat tak terduga, bahkan bagi selebriri seperti Gaudi sekalipun.
La Sagrada Famlia, katedral yang ia bangun dengan dedikasi dan cinta yang mendalam, kini menjadi simbol abadi kejeniusan dan iman, dan setiap batu yang dipasang dalam proyek ini adalah penghormatan kepada arsitek besar yang meninggal dengan cara yang begitu tragis namun meninggalkan jejak yang luar biasa di dunia.
Ketika saya tanya kapan basilika ini akan selesai? Pada mulanya, banyak yang bilang akan selesai pada 2026, seabad setelah kematian Gaudi, namun gadis Ukraina itu bercerita kemudian bahwa kemungkinan sampai sekitar 2035 pun belum tentu selesai.
Hali ini dibahas ketika kami tiba di salah satu sudut halaman basilika. Di sini terdapat sebuah bangunan apartemen yang direncana harus dibongkar untuk memberikan lahan bagi halaman basilika. Namun di balkon apartemen banyak tergantung spanduk yang menentang pembongkaran tempat tinggal mereka walaupun mendapat ganti untung yang menggiurkan.
Kalau begitu kapan La Sagrada Familia benar-benar akan selesai?
Rasanya kita memang harus kembali ke Gaudi yang pernah berkata bahwa “Klien saya tidak pernah terburu-buru,” Tentu saja Ia merujuk kepada Tuhan sebagai pelanggannya yang Maha Penyabar.