Buaya Tertua di Dunia Ini Usianya 123 Tahun, Sudah Punya 10.000 Keturunan
Henry resmi menjadi buaya tertua di dunia dengan usia mencapai 123 tahun. Dia adalah buaya jantan paling tangguh, menjadi ayah bagi ribuan anak dalam beberapa dekade terakhir.
Di usia yang tak lagi muda, Henry tumbuh sangat besar. Dia memiliki panjang lebih dari 5 meter dari moncong hingga ekor, dengan berat mencapai 700 kilogram. Sebagai pembanding, buaya Nil rata-rata tumbuh 4,5 meter dan beratnya sekitar 410 kilogram.
Menurut Crocworld Conservation Center di Afrika Selatan, Henry diyakini lahir sekitar tahun 1900 di rawa-rawa Delta Okavango di Botswana.
Sejak kedatangannya di Crocworld, Henry sudah kawin dengan 6 betina. Penjaga di sana bilang, dari perkawinan tersebut, Henry diperkirakan sudah memiliki lebih dari 10.000 keturunan dalam waktu kurang dari 40 tahun.
Ulang tahunnya dirayakan setiap tanggal 16 Desember. Jadi di akhir tahun ini, Henry akan berusia 124 tahun. Namun, karena dia lahir di alam liar, tanggal lahir sebenarnya tidak diketahui secara pasti.
Menurut acara TV Inggris, Killer Crocs with Steve Backshall, Henry ditangkap pada 1903 oleh seorang bernama Sir Henry, yang kini menjadi namanya. Namun, kisah ini tampaknya tidak sesuai dengan informasi yang tercantum di web Crocworld.
Terlepas dari latar belakangnya yang masih misterius, Henry adalah reptil yang luar biasa. Saat ini, ia berbagi habitat dengan buaya tua lain bernama Colgate, yang diperkirakan berusia 90 tahun.
Sudah menjadi rahasia umum buaya mampu mencapai usia lebih dari 100 tahun di penangkaran. Sejumlah ilmuwan berpendapat bahwa beberapa buaya mampu menunjukkan tingkat penuaan yang bisa diabaikan, sebuah istilah digunakan untuk menggambarkan organisme yang tidak memperlihatkan bukti penuaan biologis.
Mereka mengeklaim bahwa buaya, secara teoritis, tidak mati karena usia tua. Melainkan mati karena faktor eksternal, seperti kelaparan, kecelakaan, atau penyakit.
Namun, tentu saja buaya tidak abadi meski bisa berumur panjang, terutama jika dibandingkan dengan hewan lain seukuran mereka. Banyak faktor yang mungkin mendasari ketangguhan buaya, meski beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal itu mungkin ada hubungannya dengan kumpulan mikroorganisme tak biasa yang menghuni usus buaya.
“Mengingat pentingnya mikrobioma usus pada fisiologi inangnya, kami menduga bahwa mikrobioma usus buaya dan metabolitnya menghasilkan zat yang berkontribusi pada ketahanan dan umur panjang,” tulis para peneliti.